Jenis dan Varietas Lidah Buaya
Terdapat lebih dari 350 jenis lidah buaya yang
termasuk dalam suku Liliaceae. Di samping itu, tidak sedikit lidah buaya yang
merupakan hasil persilangan. Menurut Dowling (1985, dalam Furnawanthi, 2002)
hanya tiga jenis lidah buaya yang dibudidayakan secara komersial di dunia,
yakni Curacao Aloe atau Aloe vera (Aloe Barbadensis Miller), Cape Aloe atau
Aloe Ferox Miller, dan Socotrine Aloe yang salah satunya adalah Aloe Perryi Baker. Karakteristik ketiga jenis
lidah buaya tersebut terlihat dalam tabel 1 berikut ini.
Tabel
1. Karakteristik tanaman lidah buaya komersial
Karakteristik
|
Aloe Barbadensis
Miller
|
Aloe Ferox
Miller
|
Aloe Perryi
Baker
|
Batang
Bentuk Daun
Lebar daun
Lapisan lilin pada daun
Duri
Tinggi Bunga (mm)
Warna
bunga
|
Tidak terlihat jelas
Lebar di bagian bawah,
dengan pelepah bagian atas cembung
6-13 cm
Tebal
Di bagian pinggir Daun
25-30 (tinggi
tangkai bunga 60-100
cm)
Kuning
|
Terlihat jelas (tinggi
3-5 m atau lebih)
Lebar dibagian bawah
10-15 cm
Tebal
Di bagian pinggir dan
bawah daun
35-40
Merah tua hingga jingga
|
Tidak terlihat jelas
(lebih kurang 0,5 m)
Lebar dibagian bawah
5-8 cm
Tipis
Di bagian pinggir daun
25-30
Merah Terang
|
Diambil
dari : Furnawanthi, 2002
Lidah buaya yang banyak
dimanfaatkan adalah spesies Aloe barbadensis Miller yang ditemukan oleh Philip
Miller, seorang pakar botani yang berasal dari inggris, pada tahun 1768. Aloe
barbadensis Miller mempunyai beberapa keunggulan, diantaranya tahan
hama;ukurannya lebih panjang, yakni bisa mencapai 121 cm; berat perbatangnya
bisa mencapai 4kg; dan mengandung 75 nutrisi.
Jenis yang banyak
dikembangkan di Asia termasuk indonesia, adalah Aloe chinensis Baker, yang
berasal dari cina, tetapi bukan tanaman asli cina. Jenis ini di Indonesia sudah
ditanam secara komersial di Kalimantan Barat dan lebih dikenal dengan nama
lidah buaya pontianak, yang dideskripsikan oleh Baker pada tahun 1877
(Furnawanthi, 2002). Ciri-ciri tanaman ini adalah bunga berwarna orange,
pelepah berwarna hijau muda, pelepah bagian atas agak cekung, dan mempunyai
totol putih didaunnya ketika tanaman masih muda, lapisan lilinnya tipis di
bawah daun dengan panjang daun 50-80 cm, lebarnya mencapai 10-14 cm dengan
tebal 2-3 cm dan duri daun terdapat di bagian tepi (Jatnika& Saptoningsih,
2009).
Jenis lidah buaya ini
adalah salah satu lidah buaya yang baik untuk menurunkan kadar gula darah sebab
mengandung kromium yang saat dikonsumsi oleh penderita diabetes mellitus akan
menuju ke jaringan adipose dan otot lurik yang akan mengaktifkan fosforilasi
Akt yang ada di jaringan adipose dan otot lurik. Fosforilasi Akt akan
merangsang sekresi insulin secara paten sehingga glukosa dapat masuk kedalam
sel β pancreas secara difusi pasif yang diperantarai protein membrane yang
spesifik (glukosa transporter 2) sedangkan glukosa masuk ke membran plasma
melalui glukosa transporter 4 yang juga dapat merangsang sekresi insulin.
Karena adanya sekresi insulin maka produksi insulin meningkat secara otomatis
produksi glukosa oleh hati menurun dan glukosa darah juga menurun (Wuliyani,
2009).
1 Comments:
tapi kalau pandan berduri itu bukan untuk dikonsumsi, itu untuk anyaman tikar.
masker lidah buaya dan madu
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home