Sejarah Lidah Buaya
Lidah buaya merupakan tanaman asli Afrika, tepatnya
Ethiopia, yang termasuk golongan liliaceae. Tanaman ini mempunyai nama yang
bervariasi, tergantung dari negara atau wilayah tempat tumbuh. Latin, Prancis,
Portugis, dan Jerman: aloe; Inggris:crocodiles tongues; Malaysia: Jadam; Cina:
luhui; Spanyol: sa’villa; India: musabbar; Tibet:jelly leek; Indian: ailwa;
Arab: sabbar; Indonesia: lidah buaya; dan Filipina: natau (Furnawanthi, 2002).
Tanaman lidah buaya diduga berasal dari kepulauan
Canary di sebelah barat Afrika. Telah dikenal sebagai obat dan kosmetik sejak
berabad-abad silam. Hal ini tercatat dalam Egyptian Book of Remedies. Di dalam
buku itu dikisahkan pada zaman Cleopatra, lidah buaya dimanfaatkan untuk bahan
baku kosmetik dan pelembaban kulit. Pemakaiannya di bidang farmasi pertama kali
dilakukan oleh orang-orang Samaria sekitar tahun 1750 SM (Furnawanthi, 2002).
Yohanes (2005) mengatakan bahwa menurut sejarahnya,
lidah buaya di bawa ke Indonesia oleh bangsa Cina pada abad ke-17. Semula
pemanfaatan tanaman tersebut terbatas sebagai tanaman hias, ramuan obat-obat
tradisional, dan bahan kecantikan. Budi daya komersial dan perluasan penggunaan
untuk bahan baku produk minuman dimulai pada tahun 900-an, ditandai dengan
dibukanya lahan lidah buaya di Kalimantan Barat tepatnya di kota Pontianak.
Beberapa daerah lainnya seperti Palembang, Malang, dan Jawa Barat juga memiliki
lahan perkebunan lidah buaya.
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home