Bio Urine Sapi Sebagai Sumber Bahan Pupuk Organik
Urine
sapi merupakan limbah peternakan yang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk
cair. Urine memiliki kandungan N dan K
yang tinggi dan terdapat cukup kandungan P untuk perkembangan tanaman. Selain dapat bekerja dengan cepat, urine
ternyata mengandung hormone tertentu yang dapat merangsang perkembangan
tanaman. Urine pada ternak sapi terdiri
dari air 92%, nitrogen 1,00%, fosfor 0,2%, dan kalium 0,35% (Sutedjo, 2010).
Urine
sapi yang difermentasi memiliki kadar nitrogen, fosfor, dan kalium lebih tinggi
dibanding dengan sebelum difermentasi, sedangkan kadar C-organik pada urine
sapi yang telah difermentasi menurun.
Rinekso, dkk (2014), juga menyatakan bahwa urine sapi yang difermentasi
selama 15 memiliki kandungan N, P dan K yang lebih tinggi dibanding urine sapi
yang difermentasi selama 3, 6, 9 dan 12 hari maupun urine sapi yang tidak
difermentasi. Menurut Hanafiah (2005),
fosfor berfungsi dalam mempercepat perkembangan tanaman, sedangkan Kalium
berfungsi meningkatkan ketebalan dinding sel dan kekutan batang sehingga
tanaman tidak mudah rebah dan terserang penyakit.
Pupuk
organik cair urine sapi sebenarnya sudah banyak dan sering digunakan dalam
bidang pertanian dengan tujuan meningkatkan produksi tanaman. Urine sapi telah
digunakan sebagai pupuk organik contohnya pada tanaman jagung manis. Penelitian Sukadana, dkk (2013), menunjukan
bahwa tanaman jagung yang diberikan urine sapi dan pupuk organik, dapat
menghasikan biji kering oven hampir dua kali lipat dibandingkan dengan tanaman
yang tidak diberikan urine dan pupuk organik.
Penelitian tersebut menunjukan bahwa tanaman jagung yang diberi
perlakuan urine sapi memiliki hasil jagung manis yang lebih baik dibandingkan
dengan tanaman yang tidak diberi pupuk urine sapi.
Aplikasi urine sapi diawali dengan kalibrasi
menggunakan air biasa untuk mengetahui volume air yang
diperlukan dalam satu petak.
Selanjutnya melarutkan urine sapi sesuai kebutuhan air dengan konsentrasi 60
ml/ L air. Larutan tersebut
dimasukan kedalam sprayer
dan disemprotkan merata pada
tanaman dan tanah untuk satu petak
tanam.
Perlakuan 7 ml/ L air (pupuk
cair urine sapi diaplikasikan pada 2, 4, 6 dan 8 MST) memberikan hasil terbaik pada pertumbuhan dan
produksi tanaman jagung manis, sehingga pupuk ini direkomendasikan sebagai
pupuk alternatif sumber nitrogen bagi tanaman (Sintia 2011).
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home