Sunday, 11 February 2018

Makalah Tanaman Jagung Manis

1.1.  Latar Belakang
Produksi jagung manis di Indonesia masih terbilang rendah. Menurut data Badan Pusat Statistik (2015), produktivitas jagung di Indonesia mencapai 5,19 ton/ha, sedangkan menurut Syukur dan Rifianto (2013), tanaman jagung manis memiliki potensi hasil hingga 20 ton/ha. Penyebab rendahnya produksi jagung manis salah satunya disebabkan oleh tingkat kesuburan tanah yaitu kandungan unsur hara di dalam tanah yang belum mencukupi kebutuhan tanaman. Unsur hara berperan penting dalam metabolisme tanaman. Unsur nitrogen merupakan unsur yang paling dibutuhkan tanaman untuk melangsungkan pertumbuhan vegetatifnya sehingga dapat memasuki fase selanjutnya yaitu generatif (Novizan, 2002).
Unsur nitrogen merupakan unsur yang dapat merangsang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan seperti untuk pembentukan daun tanaman, sintesis asam amino dan protein dalam tanaman, serta merupakan bagian klorofil tanaman (Sutedjo, 2010).  Untuk memenuhi kebutuhan unsur hara nitrogen pada tanaman dapat dilakukan dengan cara pemberian pupuk yaitu Urea.
Urea adalah salah satu  pupuk  buatan  yang mengandung  unsur  hara nitrogen sebesar 46%. Nitrogen berperan dalam meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang baik digunakan pada saat fase vegetatif tanaman (Utomo, dkk. 2016). Urea adalah pupuk yang paling banyak dipakai oleh petaniSaat ini sering terjadi kelangkaan pupuk Urea terutama pada saat pertanaman jagung karena pupuk tersebut telah habis digunakan petani pada musim tanam padi sebelumnya. Tidak tersedianya pupuk Urea saat musim tanam jagung, menyebabkan para petani perlu mencari alternatif pupuk lainnya sebagai penyedia unsur hara nitrogen bagi tanaman.
1

Urine sapi dapat menjadi alternatif saat kelangkaan pupuk Urea terjadi. Urine sapi yang biasanya hanya menjadi limbah peternakan akan lebih berguna bila dimanfaatkan sebagai pupuk cair untuk tanaman. Urine pada ternak sapi terdiri dari air 92%, nitrogen 1,00%, fosfor 0,2%, dan kalium 0,35% (Sutedjo, 2010) Di dalam urine sapi juga mengandung unsur hara fosfor yang berguna untuk pembentukan bunga dan buah, serta unsur hara kalium yang berfungsi untuk meningkatkan proses fotosintesis, aktivator bermacam sistem enzim, memperkuat  perakaran,  dan  meningkatkan ketahanan  tanaman  terhadap  penyakit  (Sutedjo,
2010).
Dalam suatu pertanaman sering terjadi  persaingan   antar  tanaman maupun  antara  tanaman  dengan  gulma untuk mendapatkan unsur hara, air, cahaya matahari maupun ruang tumbuh. Salah  satu  upaya  yang  dapat  dilakukan untuk mengatasinya adalah dengan pengaturan jarak tanam. Dengan tingkat kerapatan yang optimum maka akan diperoleh ILD yang optimum dengan pembentukan bahan kering yang maksimum (Effendi 2004).
Jarak tanam yang   rapat   akan   meningkatkan   daya saing tanaman terhadap gulma karena tajuk tanaman menghambat pancaran cahaya ke permukaan lahan sehingga pertumbuhan gulma menjadi terhambat, disamping juga laju evaporasi dapat ditekan (Dad Resiworo 2007). Namun pada jarak tanam yang terlalu sempit mungkin tanaman budidaya akan memberikan hasil yang relatif kurang karena adanya kompetisi antar tanaman itu sendiri. Oleh karena itu dibutuhkan jarak tanam yang optimum untuk memperoleh hasil yang maksimum.

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home