Tuesday 17 October 2017

Studi Kelayakan Agribisnis

BAB I
PENDAHULUAN
 A.     Latar Belakang
          Perkembangan bisnis atau usaha pada saat ini telah menjadi suatu perkembangan yangsangat signifikan bagi Indonesia. Dari yang berwujud UMKM (Usaha Mikro KecilMenengah) sampai dengan perusahaan-perusahaan besar. Itu menandakan bahwasanyakesadaran akan berwirausaha pada saat ini telah meningkat dari sebelumnya.Tahapan-tahapan membuat suatu usaha adalah suatu proses yang akan membantu kitauntuk bisa mendirikan suatu usaha dengan benar. Tahapan tersebut adalah, membuat IdeBisnis, SKB ( Studi Kelayakan Bisnis ), Perencanaan, dll .Untuk menjalankan usaha diperlukan sebuah studi kelayakan bisnis, apakah sebuahusaha layak dijalankan atau tidak layak dijalankan. Studi kelayakan bisnis bisa disimpulkanuntuk menentukan seberapa besar pengembalian sebuah investasi atas suatu aktifitas usahadan implikasi usaha tersebut dalam sebuah investasi, selalu ada nilai investasi awal ataudisebut sumber daya yang akan di alokasikan.
          Pengembaliannya adalah perbandingan antarainput investasi dengan dibandingkan dengan output yang akan dihasilkan denganmempertimbangkan seluruh aspek yang perlu dijalankan. Studi kelayakan dilakukan sebelumsebuah usaha benar-benar akan dijalankan, masih dalam tahap awal perencanaan dan sangat penting dalam pengambalian keputusan strategis.1[1]Studi kelayakan peroyek atau bisnis adalah penelitihan yang menyangkut berbagaiaspek baik itu dari aspek hukum, sosial ekonomi dan budaya, aspek pasar dan pemasaran,aspek teknis dan teknologi sampai dengan aspek manajemen dan keuangannya, dimana itusemua digunakan untuk dasar penelitian studi kelayakan dan hasilnya digunakan untuk mengambil keputusan apakah suatu proyek atau bisnis dapat dikerjakan atau ditunda dan bahkan ditadak dijalankan. Studi kelayakan sangat diperlukan oleh banyak kalangan,khususnya terutama bagi para investor yang selaku pemrakarsa, bank selaku pemberi kredit. dan pemerintah yang memberikan fasilitas tata peraturan hukum dan perundang-undangan,yang tentunya kepentingan semuanya itu berbeda satu sama lainya. Investor berkepentingandalam rangka untuk mengetahui tingkat keuntungan dari investasi, bank berkepentinganuntuk mengetahui tingkat keamanan kredit yang diberikan dan kelancaran pengembaliannya, pemerintah lebih menitik-beratkan manfaat dari investasi tersebut secara makro baik bagi perekonomian, pemerataan kesempatan kerja.
Aspek-Aspek dalam studi kelayakan bisnis terbagi menjadi 6 , yaitu:
Ø    Aspek Hukum
Ø    Aspek Lingkungan
Ø    Aspek pasar dan pemasaran
Ø    Aspek Sumber daya manusia dan manajamen
Ø    Aspek teknis dan teknologi
Ø    Aspek Keuangan
          Lingkungan merupakan hal yang penting dalam berwirausaha. Jika dalammenentukan lingkungan kita salah memilih maka usaha tersebut bisa tidak berjalan danmenghasilkan keuntungan yang maksimal sehingga, Dalam makalah ini, kita tertarik untuk membahas studi kelayakan bisnis yang termasuk dalam aspek lingkungan .
1.2.    Rumusan Masalah
1.    Apa definisi studi kelayakan bisnis dalam aspek lingkungan ?
2.    Apa saja ruang lingkup dalam lingkungan bisnis?
3.    Mengapa studi kelayakan bisnis dalam aspek lingkungan ini perlu dibahas?
1.3. Tujuan Pembahasan
1.    Untuk mengetahui dampak apa saja yang diakibatkan oleh kegiatan bisnis terhadaplingkungan dari dampak positif dan negatifnya.


BAB II
PEMBAHASAN
2.1.      Definisi studi kelayakan bisnis
            Studi kelayakan adalah sebuah studi untuk mengkaji secara komprehensif dan mendalamterhadap kelayakan sebuah usaha. Layak atau tidak layaknya dijalankan sebuah usahamerujuk pada hasil pembandingan semua faktor ekonomi yang akan dialokasikan kedalamsebuah usaha bisnis baru dengan hasil pengembaliannya yang akan diperoleh dalam jangkawaktu tertentu.
             Studi kelayakan memberi manfaat bagi para pihak yang terkait dengan usaha, yaitu sebagai berikut :
1.      Pihak investor
Ingin mengetahui berapa modal yang harus ditanamkan dan beberapa potensi dari pada usahayang dihasilkan seperti beberapa tambahan pendapatan yang dihasilkan sebanding denganresiko modal yang ditanamkan.
2.      Pihak kreditor
Sebagai pihak penyandang dana eksternal, ingin melihat resiko dana yang akan dipinjamkandan juga kemampuan pengembalian dana pinjaman untuk jangka waktu berapa lama dan jugakemampuan secara keseluruhan bentuk bisnis yang dijalankan.3.
3.      Pihak manajemen
Sebagai pihak yang menjalankan usaha, maka pihak manajemen perlu melakukan perencanaan sumber daya yang diperlukan, waktu pelaksanaanya, hasil yang ingin dicapai,dampak terhadap lingkungan sekitar baik langsung maupun tidak langsung juga kemungkinan resiko yang bisa berdampak yang bisa timbul
4.      Pihak regulator
Berkepentingan terhadap bentuk usaha yang dijalankan, industri yang akan
dijalankan, dandampak terhadap masyarakat maupun perekonomian nasional.

2.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kedalaman studi kelayakan antara lain:
1.      jumlah dana yang ditanam,
2.       ketidakpastian estimasi usaha pada masa yang akan datang,
3.       kompleksitas elemen-elemen yang mempengaruhi usaha.
Tahapan Studi Kelayakan
1.      Tahapan studi kelayakan usaha merupakan tahapan dari rangkaian proses yang mencakup perencanaan usaha. Rangkaian kegiatan perencanaan usaha/proyek yang dapat dibagi dalam beberapa tahap, yaitu sebagai berikut.
2.      Tahap identifikasi yaitu penentuan kegiatan usaha yang potensial berdasarkan peluang-peluang usaha, hal ini dapat disebabkan antara lain karena meningkatnya permintaan produk tertentu, pemanfaatan teknologi baru, adanya keterampilan tertentu dan adanya rencana-rencana pembangunan.
3.      Seleksi pendahuluan merupakan urutan alternatif usaha yang teridentifikasi diformulasikan/diurut berdasarkan peluang-peluang dengan menggunakan analisis kekepan (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman) atau SWOT analysis.
4.      Tahapan pengkajian, alternatif usaha yang sudah dipilih berdasarkan analisis kekepan dinilai secara mendalam terhadap berbagai aspek. Dari hasil analisis tersebut dapat diperoleh bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan menentukan kelayakan usaha.
5.      Penilaian, pada tahap ini dinilai kembali kelayakan usaha yang sudah disusun.
6.      Pelaksanaan, mengoperasionalkan segala hal yang sudah dirumuskan secara konsekuen dan konsisten dengan pegangan prinsip-prinsip manajemen yang ada.
7.      Evaluasi, dilaksanakan dengan monitoring, apakah usaha berjalan sesuai harapan atau tidak.



2.3.      Aspek-Aspek Studi Kelayakan
1.      Aspek Yuridis
            Aspek hukum penting diperhatikan dan dianalisis untuk mendudukkan status hukum dari suatu kegiatan usaha. Aspek hukum berperan untuk menjaga kelangsungan hidup suatu proyek, meyakinkan para kreditor/investor, serta diperlukan untuk menjelaskan permasalahan bagi yang berkepentingan melalui penegakan peraturan.
Hal-hal yang dianalisis dalam aspek hukum dari suatu kegiatan usaha meliputi :
a.       aspek yuridis produk,
b.      aspek yuridis bentuk badan hukum,
c.        aspek yuridis kegiatan usaha.Beberapa jaminan perlu dipenuhi oleh perusahaan sehubungan dengan adanya peminjaman dana dari luar. Jaminan dapat berupa aset tetap tidak bergerak, aset tetap bergerak, dan aset lancar.
2.      Analisis Aspek Pasar
            Analisis aspek pasar merupakan rangkaian dari analisis aspek lainnya dan memegang peranan penting di dalam suatu kegiatan usaha. Memahami pengertian pasar, pemasaran dan konsep pemasaran merupakan landasan yang utama. Model-model persaingan pasar terdiri atas pasar bersaing sempurna serta pasar bersaing tidak sempurna. Pasar tidak bersaing sempurna terdiri atas pasar monopoli, oligopoli, persaingan monopolis dan monopsoni. Atas dasar sasarannya pasar terdiri atas pasar konsumen, pasar industri, pasar penjual kembali, dan pasar pemerintah. Alat-alat analisis pasar terdiri atas pengukuran permintaan produk dengan menggunakan data impor, permintaan efektif, dan metode rasio rantai. Ramalan permintaan produk baru dapat menggunakan metode trend linier dan tren kuadratik. Peramalan pangsa pasar dapat menggunakan rumus pangsa pasar, diagram pohon, dan ukuran potensi pasar relatif. Strategi pemasaran terdiri atas segmentasi, targetting, dan positioning, sedangkan untuk taktik pemasaran terdiri atas taktik produk, taktik harga, taktik tempat/distribusi, dan taktik promosi.
3.      Aspek Teknis
            Analisis aspek teknis merupakan rangkaian dari analisis aspek lainnya. Aspek teknis merupakan suatu aspek yang berkenaan dengan proses pembangunan proyek secara teknis pengoperasiannya setelah proyek tersebut selesai dibangun. Beberapa pertanyaan utama yang perlu mendapat jawaban yaitu lokasi proyek, skala operasi/luas produksi, kriteria pemilihan mesin dan equipment, proses produksi dan layout, serta jenis teknologi. Analisis aspek teknis lebih cocok untuk kegiatan usaha yang bersifat menghasilkan produk (barang/goods) atau mengolah hasil yang memerlukan proses produksi secara teknis. Yang perlu diperhatikan dalam aspek teknis adalah penentuan kapasitas produksi, penentuan lokasi, teknologi, alat produksi, proses produksi, pengadaan bahan baku, dan bahan pembantu, sarana dan prasarana produksi, dan skala produksi.
4.      Aspek Fisik
            Aspek fisik merupakan kajian terhadap bidang agribisnis dalam bidang agroniaga. Dalam aspek fisik yang perlu dikaji adalah penentuan lokasi, rincian kebutuhan bangunan dan peralatan usaha, proses pengadaan barang dari pemasok, pengelompokan barang menurut perputarannya, desain bangunan dan organisasi ruang usaha, penataan barang dagangan di toko, dan desain prosedur/mekanisme proses fisik. Pada aspek fisik perlu diidentifikasi pula informasi-informasi data tentang penentuan lokasi usaha, luas tanah, luas bangunan, data kebutuhan peralatan, bahan baku yang dibutuhkan, bahan pembantu, dan kebutuhan biaya investasi, serta kebutuhan modal kerja
5.      Aspek Pelayanan
            Aspek pelayanan merupakan kajian terhadap bidang agribisnis dalam bidang jasa . Dalam aspek pelayanan yang perlu dikaji adalah penentuan lokasi, rincian kebutuhan bangunan dan peralatan usaha serta proses pelayanan. Dalam aspek pelayanan perlu menetapkan aspek prosedur yang tepat (hubungan konsumen dengan penyedia jasa, penetapan transaksi jasa, mekanisme pelayanan). Data lain yang perlu diidentifikasi adalah data tentang penentuan lokasi usaha, luas tanah, luas bangunan, data kebutuhan peralatan ,bahan pembantu, kebutuhan biaya investasi, dan kebutuhan modal kerja
6.      Aspek Sosial
            Masyarakat pada dasarnya merupakan integrasi kesepakatan anggota-anggotanya akan nilai-nilai kemasyarakatan. Keadaan ini merupakan kesepakatan umum yang dimiliki dengan mengatasi perbedaan-perbedaan pendapat dan kepentingan di antara para anggota masyarakat. Masyarakat dapat dilihat sebagai suatu sistem sosial yang memiliki hubungan pengaruh mempengaruhi di antara anggota-anggotanya yang bersifat timbal balik. Sebagai suatu sistem sosial memiliki norma yang mengikat anggota-anggotanya dan cenderung selalu bergerak secara dinamis menanggapi perubahan-perubahan yang datang dari luar maupun dari dalam. Perubahan-perubahan di dalam sistem sosial pada umumnya terjadi secara gradual, yang akan diikuti perubahan sosial di dalam masyarakat tersebut. Pada dasarnya perubahan sosial timbul atau terjadi melalui 3 (tiga) macam kemungkinan: (1) Penyesuaian yang dilakukan oleh sistem sosial terhadap perubahan yang datang dari luar. (2) Pertumbuhan melalui proses diferensiasi struktural dan fungsional. (3) penemuan baru oleh anggota masyarakat. Perubahan-perubahan sosial sering terjadi oleh adanya pengaruh yang datang dari luar lingkungan masyarakat, misalnya seperti suatu teknologi baru, informasi budaya luar, adanya investasi suatu usaha industri/agroindustri, penemuan baru dari dalam kelompok masyarakat tersebut. Suatu kegiatan usaha yang berbentuk investasi baru atau usaha pengembangan usaha perlu memperhatikan aspek sosial, norma sosial yang ada di dalam masyarakat, sebab setiap suatu kegiatan dari luar yang masuk di wilayah lingkungan masyarakat selalu akan menimbulkan perubahan sosial, karena itu kondisi sebelum kegiatan investasi dilaksanakan. Seluruh aspek sosial yang ada perlu dianalisis secara tajam dan akurat. Perubahan sosial yang mungkin terjadi dan perlu dianalisis antara lain seperti, intensitas komunikasi meningkat, wilayah menjadi ramai, adanya kesempatan kerja, peningkatan kesejahteraan. Kemudian dampak lain yang mungkin perlu dianalisis antara lain, konflik kepentingan pribumi, timbulnya kecemburuan sosial dari masyarakat satu dengan lainnya, timbulnya kesenjangan sosial karena perbedaan status di proyek. Dari analisis aspek sosial diharapkan dapat direkomendasikan kepada proyek apakah aspek sosial berpengaruh positif atau negatif bagi proyek atau apakah proyek dapat menimbulkan perubahan sosial secara timbal balik.
7.      Aspek Lingkungan
            Lingkungan merupakan tempat beradanya makhluk hidup dan komponen kehidupan lain termasuk di dalamnya manusia dengan berbagai peranan dalam kehidupan. Lingkungan hidup merupakan sistem yang merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya yang menentukan peri kehidupan serta kesejahteraan manusia dan makhluk hidup lainnya. Perubahan lingkungan terjadi oleh adanya suatu kondisi tertentu seperti (1). perkembangan teknologi dan (2). ledakan penduduk. Ledakan penduduk akan menimbulkan persoalan lingkungan yang bersifat fisik dan sosial seperti timbulnya permintaan air minum meningkat, tempat pemukiman meluas dan lain-lain. Beberapa pendekatan dalam analisis lingkungan melalui pendekatan dari sisi sumber daya alam, pendekatan lingkungan dari sudut kependudukan terutama lingkungan pemukiman, perkampungan, pendekatan lingkungan dari sudut sektoral, pendekatan dari sudut unsur-unsur penunjang. Dari analisis aspek lingkungan diharapkan dapat diketahui sejauh mana dampaknya suatu proyek terhadap lingkungan, kalau dampaknya negatif bagaimana rencana pencegahannya atau meminimalkan dampaknya, kalau dampaknya positif perlu juga direkomendasikan bagaimana meningkatkannya.
8.      Organisasi
            Pengertian organisasi dan pengorganisasian pada dasarnya sangat variatif antara pakar manajemen satu dengan lainnya. Unsur-unsur organisasi terdiri atas manusia, sasaran, tempat, pekerjaan, teknologi, struktur, dan lingkungan. Proses pengorganisasian dalam perusahaan terdiri atas pembatasan dan penjumlahan tugas-tugas, pengelompokan dan pengklasifikasian tugas-tugas, pendelegasian wewenang di antara personal/karyawan perusahaan. Tahap-tahap manajemen dalam membentuk kegiatan pada proses pengorganisasian adalah sasaran, penentuan kegiatan, pengelompokan kegiatan, pendelegasian wewenang, rentang kendali, perincian peranan perorangan, tipe organisasi, dan bagan organisasi.
9.      Manajemen
            Analisis aspek manajemen merupakan salah satu hal yang krusial dan tidak bisa dianggap enteng. Pengertian dan fungsi manajemen antara satu pakar manajemen dengan lainnya bervariasi. Unsur-unsur manajemen terdiri atas man, money, methods, materials, machine, dan market. Proses manajemen terdiri atas merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, dan mengendalikan, sedangkan peran manajerial terdiri atas memimpin, bertindak sebagai penghubung, sebagai simbol, memonitor, berbagi informasi, bertindak sebagai juru bicara, menangani kutidakcocokkan, mengalokasikan sumber daya, dan melakukan negosiasi. Komponen dari sifat-sifat seorang manajer terdiri atas jasmani, mental, ketangkasan pikiran dan kesanggupan menyesuaikan diri, moral, edukasi dan pengalaman. Berdasarkan tingkatan manajemen manajer terdiri atas manajer lini pertama, manajer menengah, dan manajer puncak. Berdasarkan fungsi terdiri atas manajer fungsional dan manajer umum, sedangkan berdasarkan keterampilan terdiri atas keterampilan teknis, keterampilan manusiawi, dan keterampilan konseptual. Manajemen sangat erat hubungannya dengan jenis organisasi (organisasi formal dan organisasi informal), bagan organisasi, kebutuhan tenaga kerja, jenis pekerjaan, persyaratan dan jumlah yang diperlukan,dan rekrutmen tenaga kerja.
10.  Ruang Lingkup dan Tujuan Analisis Aspek Finansial
            Ruang lingkup aspek finansial terdiri atas tujuan analisis (likuiditas dan pencapaian laba). Taksiran dana (biaya investasi dan modal kerja), dan sumber pendanaan. Kebutuhan modal tetap terdiri atas dana untuk pembelian tanah, bangunan, mesin dan peralatan, dan biaya pendahuluan, kuantitatif, konsep kualitatif, dan konsep fungsional). Modal kerja dapat mengacu kepada salah satu dari 3 konsep (konsep kuantitatif, konsep kualitatif dan konsep fungsional) Modal kerja juga dapat dilihat dari 2 pendekatan (pendekatan neraca, dan pendekatan biaya/pengeluaran). Beberapa perhitungan yang perlu dilakukan terdiri atas komposisi pembiayaan, proyeksi penjualan/penerimaan (revenue), pengeluaran biaya, arus kas, dan laba rugi.
11.  Metode analisis Finansial
            Dalam analisis finansial terdapat dua metode yang dapat digunakan untuk perhitungannya, yaitu perhitungan yang tidak memperhatikan nilai uang karena faktor waktu yang terdiri atas Revenue-Cost ratio (R/C), Periode pengembalian investasi (Payback period), dan Break Event Point (BEP). Sedangkan untuk analisis yang memperhatikan nilai uang karena faktor waktu digunakan terdiri atas : Net Present Value (NPV), Benefit Cost ratio (B/C), dan Internal Rate of Return (IRR). Untuk melengkapi analisis agar lebih realistis dan rasional diperlukan adanya analisis kepekaan (Sensitivity analysis), dan analisis hubungan antarproyek dengan mengacu kepada hubungan baik yang bersifat kontigensi, maupun yang saling meniadakan.

8.       
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Ø  Layak atau tidak layaknya dijalankan sebuah usaha merujuk pada hasil pembandingan semua faktor ekonomi yang akan dialokasikan kedalam sebuah usaha bisnis baru dengan hasil pengembaliannya yang akan diperoleh dalam jangka waktu tertentu.


3.2       Saran
1.         Peningkatan kualitas ketenagakerjaan sangat diperlukan dalam sebuah        lembaga maka sebaiknya dilakukan pelatihan SDM terhadap tenaga kerja.


DAFTAR PUSTAKA

Sumber buku Studi Kelayakan Agribisnis Karya Achmad Musyadar

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home