Tuesday, 17 October 2017

Makalah Kacang Tanah Lengkap

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Kacang tanah dengan nama ilmiah Arachis hypogaea merupakan tanaman polong-polongan yang termasuk anggota family Fabaceae. Kacang tanah ini mengandung zat-zat yang penting bagi kesehatan tubuh. Oleh karena itu, kacang tanah juga merupakan kacang-kacangan terpenting setelah kedelai. Kacang tanah kaya akan lemak; protein yang tinggi bahkan jauh lebih tinggi dari protein pada daging, telur dan kacang soya; zat besi; vitamin E; vitamin B kompleks; vitamin A dan K; fosforus; lesitin, kolin dan kalsium.
Kacang tanah juga mengandung bahan yang dapat membina ketahanan tubuh untuk mencegah beberapa macam penyakit. Mengkonsumsi satu ons kacang tanah lima kali seminggu dapat mencegah penyakit jantung. Kacang tanah bekerja meningkatkan kemampuan pompa jantung dan menurunkan resoki penyakit jantung koroner. Memakan segenggam kacang tanah setiap hari terutama pesakit kencing manis dapat membantu kekurangan zat. Selain itu banyak lagi manfaat kacang tanah bagi kesehatan tubuh seperti membantu meningkatkan kesuburan, membantu mengatur gula darah, membantu mencegah batu empedu, membantu tingkat kolesterol rendah, dan lain-lain.
Tanaman ini berasal dari Amerika Selatan tepatnya adalah Brazillia, namun saat ini telah menyebar ke seluruh dunia yang beriklim tropis atau subtropis Masuknya kacang tanah ke Indonesia pada abad ke-17 diperkirakan karena dibawa oleh pedagang-pedagang Spanyol,Cina,atau Portugis sewaktu melakukan pelayarannya dari Meksiko ke Maluku setelah tahun 1597 Pada tahun 1863 Holle memasukkan Kacang Tanah dari Inggris dan pada tahun 1864 Scheffer memasukkan pula Kacang Tanah dari Mesir Republik Rakyat Cina dan India kini merupakan penghasil kacang tanah terbesar dunia.


Berikut ini adalah klasifikasi Kacang Tanah:
Kerajaan: Plantae
Divisi: Tracheophyta
Subdivisi: Angiospermae
Subfamili: Faboideae
Genus: Arachis
Mengingat begitu banyaknya manfaat yang ada pada kacang tanah, berkorelasi positif terhadap pembudidayaannya. Di Indonesia, kacang tanah tanah sudah banyak dibudidayakan namun produksi komoditi kacang tanah per hektar belum mencapai hasil maksimum, beberapa faktor penyebab terjadinya hal tersebut antara lain pengaruh faktor tanah yang semakin rusak, kurangnya ketersediaan unsur hara terutama unsur hara mikro serta hormon pertumbuhan. Selain itu juga karena faktor hama dan penyakit tanaman, faktor iklim, serta faktor pemeliharaan lainnya.
Oleh karena itu, makalah ini dibuat agar pembaca dapat mengetahui bagaimana faktor tanah dan faktor pemeliharaan pada kacang tanah agar mendapat produksi komoditi secara maksimum. Jika produksi komoditi kacang tanah mencapai target kebutuhan, maka Indonesia tidak perlu lagi mengimpor kacang tanah untuk memenuhi kebutuhan akan kacang tanah, karena sebenarnya lahan di Indonesia ini cocok untuk pembudidayaan kacang tanah.








1.2 Rumusan Masalah
1.  Bagaimana penyiapan lahan untuk kacang tanah?
2.  Bagaimana pengolahahn tanah untuk kacang tanah?
3.  Bagaimana cara pemupukan untuk meningkatkan produksi kacang tanah?
4.  Bagaimana pengairan yang tepat untuk kacang tanah?

1.3 Tujuan
1.  Untuk mengetahui cara penyiapan lahan untuk tanaman kacang tanah.
2.  Untuk mengetahui cara pengolahan lahan untuk kacang tanah.
3.  Mengetahui cara pemupukan untuk meningkatkan produksi kacang  tanah.
4.  Untuk mengetahui cara pengairan yang tepat.

1.4 Manfaat
1.  Mengetahui cara penyiapan lahan untuk tanaman kacang tanah.
2.  Mengetahui cara pengolahan lahan untuk kacang tanah.
3.  Mengetahui cara pemupukan untuk meningkatkan produksi kacang tanah.
4.  Mengetahui cara pengairan yang tepat.
BAB II LANDASAN TEORI
Kacang tanah merupakan tanaman polong-polongan dari family fabiodeae yang juga merupakan tanaman penting dari keluarga polong-polongan kedua setelah tanaman kedelai. Kacang tanah merupakan salah satu tanaman tropic yang tumbuh secara perdu yang memiliki tinggi 30 – 50 cm dan tanaman yang mengeluarkan daun yang kecil. Kacang tanah merupakan tanaman pangan berupa semak yang berasal dari Amerika Selatan, tepatnya berasal dari Brazilia. Penanaman pertama kali dilakukan oleh orang Indian (suku asli bangsa Amerika). Di Benua Amerika penanaman berkembang yang dilakukan oleh pendatang dari Eropa. Kacang Tanah ini pertama kali masuk ke Indonesia pada awal abad ke-17, dibawa oleh pedagang Cina dan Portugis (Batavia Reloed, 2012).
Kacang tanah memiliki beberapa manfaat yang paling banyak kacang tanah digunakan sebagai bahan makanan oleh masyarakat tetapi begitu banyaknya konsumsi kacang tanah di dalam masyarakat kurang dapat memenuhi konsumsi kacang tanah sehingga produksi kacang tanah mengalami penurunan selain memiliki kebutuhan yang banyak. Kacang tanah sebagai bahan makanan yang paling banyak digunakan oleh bahan baku industry yang diubah dengan bentuk lain seperti kacang atom, rempeyek, manisan dan lain-lain (Pitojo, 2005). Selain itu, sisa hasil kacang tanah yang tidak dipakai dapat digunakan sebagai makanan ternak sehingga seluruh bagian dari kacang tanah dapat digunakan sebagai bahan baku makanan industri maupun pakan ternak.
Peninggkatan produksi kacang tanah dilakukan dengan berbagai cara seperti perluasan penanaman kacang tanah sehingga memiliki produksi yang baik dan lain-lain tetapi kendala dalam budidaya kacang tanah begitu banyak seperti kendala lahan yang banyak digunakan sebagai perumahan, kendala dari hama dan penyakit tanaman. Sebenarnya tanaman kacang tanah memiliki sifat yang tidak rentang serangan karat daun jika digunakan dari varietas yang tahan terhadap karat daun (Hidayat, dkk, 2004). Dalam membudidayakan kacang tanah sebenarnya susah-susah gampang jika para petani memperhatikan hal-hal dan syarat yang penting diperhatikan dalam proses budidaya tanaman.

Berikut ini beberapa syarat untuk pertumbuhan kacang tanah yang harus diperhatikan:
1.    Iklim
a)     Curah hujan antara 800-1.300 mm/tahun. Hujan yang terlalu keras akan mengakibatkan bunga sulit terserbuki oleh serangga dan akan meningkatkan kelembaban di sekitar pertanaman kacang tanah.
b)     Suhu udara sekitar 28-320C. Bila suhunya di bawah 100C, pertumbuhan tanaman akan terhambat, bahkan kerdil.
c)     Kelembaban udara berkisar 65-75 %.
d)    Penyinaran matahari penuh dibutuhkan, terutama kesuburan daun dan perkembangan besarnya kacang.
2.    Media Tanam
a)     Jenis tanah yang sesuai adalah tanah gembur / bertekstur ringan dan subur.
b)     pH antara 6,0-6,5.
c)     Kekurangan air akan menyebabkan tanaman kurus, kerdil, layu dan akhirnya mati.
d)    Drainase dan aerasi baik, lahan tidak terlalu becek dan kering baik bagi pertumbuhan kacang tanah.
3.    Ketinggian Tempat
Ketinggian penanaman optimum 50 - 500 m dpl, tetapi masih dapat tumbuh di bawah ketinggian 1.500 m dpl.
(Prabowo, 2011)

 




BAB III PEMBAHASAN
3.1 Penyiapan Lahan
Penyiapan lahan merupakan cara untuk menyiapkan lahan yang akan digunakan dalam proses budidaya tanaman yang meliputi kegiatan seoerti pembukaan lahan, pembuatan bedengan untuk tanaman dan pembersihan dari gulma. Tujuan dari penyiapan lahan ini adalah untuk membuka dan membersihkan lahan dariberbagai tanaman yang tidak diinginkan sehingga dapat digunakan dalam proses budidaya tanaman. Jika pembukaan lahan tidak dilakukan maka tanaman akan terganggu dalam proses pertumbuhannya karena tidak ada pengendalian gulma yang mengganggu pertumbuhan tanaman karena gulma merupakan tanaman yang tidak diinginkan tumbuh dan dapat sebagai inang dari penyakit dan hama tanaman serta dapat mengeluarkan senyawa toksin bagi tanaman.
Penyiapan lahan yang harus diperhatikan adalah dari tanamannya karena jika tanaman yang akan dibudidayakan jika terdapat gulma disekitar tanaman maka akan dapat berpengaruh dalam proses pertumbuhan tanaman. Sedangkan dari aspek tanah yang diperhatiakan merupakan penggunaan lahan sebulum tanaman kacang tanah dibudidayakan karena jika lahan tersebut digunakan oleh tanaman legume lainnya maka sebaiknya dilakukan penamban bahan organic karena kacang tanah ini juga dapat berasosiasi dengan mikroorganisme terutama rhizobium sp. sehingga jika tanaman sebelumnya adalah kedelai maka perlu penambahan bahan organic yang dapat menyediakan tanaman berbagai unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman karena kebutuhan unsur hara bagi tanaman memiliki perbedaan.
Teknik persiapan lahan untuk tanaman kacang tanah dilakukan dengan cara pembersihan area yang akan ditanami oleh kacang tanah, pencangkulan yang dilakukan dapat mencabut akar tanaman yang tidak diinginkan (gulma) yang berada disekitar areal lahan sehingga lahan bersih dari berbagai tanaman yang tidak diinginkan dan juga pengukuran lahan yang akan digunakan karena dapat menghitung jumlah populasi kacang tanah yang akan digunakan sehingga dapat menghemat biaya dan juga dapat menghemat penggunaan benih kacang tanah.

3.2 Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah merupakan salah satu kegiatan membalikkan tanah dengan cara mekanik maupun manual sehingga dapat menciptakan suasana tanah yang gembur (memiliki tekstur yang relative halus) dan memudahkan dalam proses penanaman tanaman serta menguraikan endapan-endapan sisa pemupukan dari penanaman sebelumnya. Untuk kegiatan konservasi tanah dan air dilakukan pengolahan lahan yang relative sedikit atau sesuai dengan kebutuhan dari setiap tanaman sehingga tidak menimbulkan kerusakan bagi tanah dan air. Tujuan dari pengolahan tanah ini sebagai  penopang kehidupan tanaman yang dibudidayakan dan perbaikan sifat fisik tanah serta pemberantasan tanaman yang tidak diinginkan (gulma) (Muzzakir, 2010).
Manfaat dari pengolahan tanah ini adalah sebagai kegiatan yang membalikkan tanah untuk penguraiaan endapan-endapan bahan pupuk yang tidak dapat dimanfaatkan oleh tanaman sebelumnya sehingga mengurai ke udara dan dapat dimanfaatkan oleh tanaman yang akan dibudidayakan, pembersihan dari tanaman yang tidak diinginkan (gulma) sehingga gulma tersebut dapat mati dan tertimbun dalam tanah yang akhirnya dapat bermanfaat sebagai pupuk organic yang akan memperbaiki kondisi dalam tanah dan memudahkan dalam proses penanaman bibit karena tanah yang telah dilakukan pengolahan tanah memiliki tekstur yang relative gembur sehingga dapat membantu tanaman dalam proses pertumbuhan dan membantu akar tanaman dalam mencari air dan mineral yang dibutukkan oleh tanaman. Sedangkan untuk kerugian dari pengolahan tanah adalah dapat memudahkan untuk erosi karena perubahan tekstur sehingga tanah mudah tererosi dan menumbuhsuburkan gulma karena jika tanah yang banyak menumbuhkan gulma jika gulmanya tidak dihilangi atau dicabut maka akan tumbuh kembali jika langsung dibenamkan dalam tanah.
Untuk proses pengolahan tanah yang harus diperhatikan adalah tanaman yang digunakan dan sifat fisik dari tanah tersebut. Tanaman yang digunakan dalam pengolahan tanah perlu diperhatikan karena setiap tanaman untuk tumbuh dan berkembang memiliki perbedaan dalam kedalam tanah yang akan diolah secara mekanik contohnya saja pada tanaman kacang tanah memiliki kedalam bajak tanah atau pengolahan lahan sedalam 20-30 cm. untuk sifat fisik dari tanah perlu diperhatikan karena pada pengolahan tanah adalah cara untuk membuka tanah jika tanah yang memiliki sifat fisiknya gembur maka pengolahan tanah tidak perlu dilakukan ataupun digunakan proses pengolahan tanah dan jika tanah memiliki sifat fisik yang keras maka tanah tersebut perlu dilakukan pengolahan tanah.
Macam-macam dari pengolahan tanah dapat dibagi menjadi 2 yaitu Pengolahan tanah dalam bentuk larikan memotong lereng atau dengan mencangkul sepanjang larikan untuk memudahkan penanaman dan tanpa olah tanah adalah sistem di mana permukaan tanah hanya dibersihkan dari gulma baik secara manual maupun dengan menggunakan herbisida (Muzzaki, 2010). Untuk pengolahan tanah dalam bentuk larikan memotong tersebut dapat didasarkan kedalaman air tanag yang terdapat didalam tanah yaitu terdapat sumber air yang dalam biasanya hal tersebut dilakukan pada tanah kering yang sulit mendapatkan air tanah yang hanya mengandalkan hujan yang bertujuan untuk menampung air sebanyak munggkin didaerah sekitar bedengan atau areal penanaman sedangkan untuk tanpa olah tanah digunakan berdasarkan kedalam air yang ada karena sisitem olah tanah ini berada pada lahan yang melimpah air seperti tanah gambut.
Pada tanaman kacang tanah dilakukan pengolahan tanah dengan kedalam 20-30 cm untuk mendukung pertumbuhan optimum kacang tanah yang menggunakan sistem bedengan dengan ukuran bedengan 10-20 m atau dapat juga 2-10 m. Untuk tanaman kacang tanah pengolahan tanah dilakukan dengan cara manual seperti pencangkulan dengan menggunakan tenaga manusia. Untuk penggunaan tenaga mesin tidak dilakukan karena dapat menimbulkan dampak negative pada tanah terutama sifat fisik seperti kadar air tanah, Bulk Density, dan ketahanan tanah dalam penetrasi dari luar sedangkan pada kacang tanah dapat berakibat jumlah polong semakin sedikit, dan berat polong semakin ringan (Iqbal, dkk, 2008).





3.3 Pedoman Budidaya
.1. Pembibitan
A.Persyaratan Benih
Syarat-syarat benih/bibit kacang tanah yang baik adalah:
a.    Berasal dari tanaman yang baru dan varietas unggul.
b.    Daya tumbuh yang tinggi (lebih dari 90 %) dan sehat.
c.    Kulit benih mengkilap, tidak keriput dan cacat.
d.   Murni atau tidak tercampur dengan varietas lain.
e.    Kadar air benih berkisar 9-12 %.
f.     Penyiapan Benih
Penyiapan benih kacang tanah meliputi hal-hal sebagai berikut:
a.    Benih dilakukan secara generatif (biji).
b.    Benih sebaiknya tersimpan dalam kaleng kering dan tertutup rapat.
c.    Benih yang baik tersimpan dalam keadaan kering yang konstan
d.   Benih diperoleh dari Balai Benih atau Penangkar Benih yang telah ditunjuk oleh Balai Sertifikasi Benih.
B.Teknik Penanaman
1)      Penentuan Pola Tanam
Pola tanaman harus memperhatikan musim dan curah hujan. Pada tanah yang subur, benih kacang tanah ditanam dalam larikan dengan jarak tanam 40 x 15 cm atau 30 x 20 cm. Pada tanah yang kurang subur dapat ditanam lebih rapat yaitu 40 x 10 cm atau 20 x 20 cm.
2)      Pembuatan Lubang Tanam
Lubang tanam dibuat sedalam 3 cm dengan tugal dengan jarak seperti yang telah ditentukan di atas.
3)      Cara Penanaman
Pilih benih kacang yang telah memenuhi syarat benih bermutu tinggi. Masukan benih satu atau dua butir ke dalam lubang tanam dengan tanah tipis. Waktu tanam yang paling baik dilahan kering adalah pada awal musim hujan, di lahan sawah dapat dilakukan pada bulan April-Juni (palawija I) atau bulan Juli-September (palawija II). Sedangkan untuk lahan bukaan terlebih dahulu dilakukan inokulasi rhizobium (benih dicampur dengan inokulan dengan dosis 4 gram/kg) kemudian benih langsung ditanam paling lambat 6 jam.
C. Pemeliharaan Tanaman
1)      Penyulaman
Penyulaman dilakukan bila ada benih yang mati atau tidak tumbuh, untuk penyulaman waktunya lebih cepat lebih baik (setelah yang lain kelihatan tumbuh ± 3-7 hari setelah tanam).
2)      Penyiangan
Penyiangan dilakukan untuk menghindari hama dan penyakit tanaman. Juga agar tanaman yang ditanam tidak bersaing dengan tanaman liar (gulma) pada umur 5-7 hari.


3)      Pembubunan
Pembubunan dilakukan dengan cara mengumpulkan tanah di daerah barisan sehingga membentuk gundukan yang membentuk memanjang sepanjang barisan tanaman.
4)      Waktu Penyemprotan Pestisida
Penyemprotan untuk mengusir ataupun memberantas hama tanaman hendaknya dilakukan pada sore atau malam hari. Obat yang digunakan maupun dosis sesuai dengan jenis hama yang menyerang tanaman tersebut.
5)      Pemeliharaan Lain
Hal-hal lain yang sangat menunjang faktor pemeliharaan bisa dilakukan, asalkan tidak memerlukan biaya yang berarti, misalnya pemangkasan, perambatan, pemeliharaan tunas dan bunga serta sanitasi lingkungan lahan (dijaga agar menunjang kesehatan tanaman)
D. Hama Dan Penyakit
1.Hama
a.       Uret
Gejala: memakan akar, batang bagian bawah dan polong akhirnya tanaman layu dan mati. Pengendalian: menanam serempak, penyiangan intensif, tanaman terserang dicabut dan uret dimusnahkan.
b.      Ulat berwarna
Gejala: daun terlipat menguning, akhirnya mengering. Pengendalian: penyemprotan insektisida Azodrin 15 W5C, Sevin 85 S atau Sevin 5 D. c) Ulat grapyak Gejala: ulat memakan epidermis daun dan tulang secara berkelompok. Pengendalian: (1) bersihkan gulma, menanam serentak, pergiliran tanaman; (2) penyemprotan insektisida lannate L, Azodrin 15 W5C.
c.       Ulat jengkal
Gejala: menyerang daun kacang tanah. Pengendalian: penyemprotan insektisida Basudin 60 EC Azodrin 15 W5C, Lannate L Sevin 85 S.
d.      Sikada
Gejala: menghisap cairan daun. Pengendalian: (1) penanaman serempak, pergiliran tanaman; (2) penyemprotan insektisida lannate 25 WP, Lebaycid 500 EC, Sevin 5D, Sevin 85 S, Supraciden 40 EC
e.       Kumbang daun
Gejala: daun tampak berlubang, daun tinggal tulang, juga makan pucuk bunga. Pengendalian: (1) penanaman serentak; (2) penyemprotan Agnotion 50 EC, Azodrin 15 W5C, Diazeno 60 EC
2. Penyakit
a.       Penyakit layu
Pengendalian: penyemprotan Streptonycin atau Agrimycin, 1 ha membutuhkan 0,5-1 liter. Agrimycin dalam kelarutan 200-400 liter/ha.
b.      Penyakit sapu setan
Pengendalian: tanaman dicabut, dibuang dan dimusnahkan, semua tanaman inang dibersihkan (sanitasi lingkungan).
c.       Penyakit bercak daun
Pengendalian: penyemprotan dengan bubur Bardeaux 1 % atau Dithane M 45, atau Deconil pada tanaman selesai berbunga, dengan interval penyemprotan 1 minggu atau 10 hari sekali.
d.      Penyakit mozaik
Pengendalian: penyemprotan dengan fungisida secara rutin 5-10 hari sekali sejak tanaman itu baru tumbuh.
e.       Penyakit gapong
Pengendalian: tanahnya didangir dan dicari nematodanya, kemudian baru diberi DD (Dichloropane Dichloropene 40-800 liter/ha per aplikasi.

f.       Penyakit Sclertium
Pengendalian: membakar tanaman yang terserang cendawan.
g.      Penyakit karat
Pengendalian: tanaman yang terserang dicabut dan dibakar serta semua vektor penularan harus dibasmi
3.4 Pemupukan
Pemupukan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menambah kebutuhan unsur hara dalam tanah dengan cara pemberian senyawa dari luar sehingga dapat memenuhi kebutuhan unsur hara bagi tanaman dan meningkatkan produksi tanaman tersebut. Pemupukan dapat dibagi menjadi 2 macam jenis menurut pembentukannya yaitu pupuk organic dan pupuk anorganik (Nurwardani, 2008). Nurtisi merupakan komponen atau subtansi baik organic maupun anorganik yang dibutuhkan oleh organisme untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan tubuh tanaman tersebut. Pupuk organic merupakan pupuk yang berasal dari sisa-sisa tanaman atau organisme lain yang mati yang mengalami proses dekomposisi oleh bantuan mikroorganisme. Pupuk anorganik merupakan pupuk yang dihasilkan dari proses senyawa kimia buatan manusia yang sekarang banyak digunakan oleh petani. Tujuan pemupukan yaitu menambah kandungan unsur hara yang ada dalam tanah sesuai kebutuhan tanaman untuk tumbuh dan berkembang sehingga dapat meningkatkan produksi tanaman tersebut.
Pemupukan memiliki beberapa manfaat dan kerugian. Manfaat dari pemupukan adalah meningkatkan ketersediaan unsur hara yang ada dalam tanah, dapat memperbaiki sifat kimia dan fisik tanah, sebagai bahan makanan bagi mikroorganisme tanah dan lain-lain. Untuk kerugian dari pemupukan yaitu dapat bersifat racun bagi tanaman karena kelebihan pupuk yang digunakan, menghasilkan senyawa yang tidak dapat digunakan oleh tanaman dan lain-lain.
Usaha dalam meningkatkan produksi tanaman salah satunya dengan cara pemupukan untuk menambahkan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam proses pemupukan adalah faktor iklim, tanaman dan sifat tanah yang akan dipupuk. Faktor iklim yang perlu diperhatikan adalah curah hujan karena curah hujan ini menentukan kebutuhan pupuk yang akan masuk dan dapat terserap oleh tanah serta digunakan oleh tanaman dalam proses pertumbuhannya. Faktor tanaman perlu perhatian khusus karena pada hakikatnya kebutuhan pupuk pada setiap tanaman berbeda sehingga dapat menentukan efisiensi biaya dan kebutuhan pupuk dalam satu hektar pertanaman. Faktor tanah juga dapat menentukan kebutuhan pupuk yang digunakan jika tanah yang memiliki jenis banyak mengandung unsur hara maka pemupukan tidak disarankan karena jika ditambahkan pupuk maka akan bersifat racun bagi tanaman yang akan dibudidayakan dan sebalikknya begitu.
Cara pemupukan dibagi menjadi 2 dilihat dari cara inputnya yaitu cara pemupukan lewat akar dan cara pemupukan lewat daun. Untuk cara pemupukan lewat akar merupakan salah satu kegiatan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan unsur hara bagi tanaman melalui akar yang ada dalam tanah. Cara ini dapat dibagi sebagai berikut: disebar (broad casting), ditempatkan di antara larikan atau barisan, ditempatkan dalam lubang. Sedangkan untuk cara pemupukan lewat daun merupakan cara penambahan nutrisi bagi tanaman yang dibutuhkan oleh tanaman melalui daun tanaman yang diserap oleh pori-pori daun tersebut.
Untuk tanaman kacang tanah awal dalam budidaya tanaman ini dilakukan pengapuran. Pengapuran dilakukan terhadap tanah-tanah yang memiliki pH yang rendah. Pengapuran ini dilakukan untuk menaikkan pH tanah, terutama pada lahan yang bersifat sangat masam, perlu dilakukan pengapuran. Dosis yang biasa digunakan untuk pengapuran pada saat pembajakan adalah 1-2,5 ton/ha dicampurkan dan diaduk hingga merata. Pengapuran ini sebaiknya dilakukan 1 bulan sebelum tanam.
Pemberian pupuk hayati MiG-6PLUS saat pratanam (3 hari sebelum tanam).pemberian pupuk hayati MiG-6PLUS dilakukan dengan cara di semprot atau disiramkan secara merata pada permukaan lahan, dosis yang dibutuhkan adalah 2 liter per hektar. Pada lahan kering, aplikasi MiG-6PLUS sebaiknya dilakukan pada sore hari.
Pemupukan pada tanaman kacang tanah ini digunakan jenis dan dosis pupuk setiap hektar yang dianjurkan adalah Urea=60–90 kg ditambah TSP=60–90 kg ditambah KCl=50 kg. Semua dosis pupuk diberikan pada saat tanam. Pupuk dimasukkan di kanan dan kiri lubang tugal dan tugal dibuat kira-kira 3 cm (Batavia reload, 2012).
3.5 Pengairan
Pengairan merupakan salah satu kegiatan dalam produksi tanaman yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan air bagi tanaman karena air merupakan salah satu sumber kehidupan yang penting bagi setiap makhluk hidup. Setiap tubuh makhluk hidup 80% disusun oleh air. Dalam pertanian pengairan digunakan untuk membantu pupuk larut dan berubah menjadi ion yang dapat dimanfaatkan oleh tanaman dan membantu tanaman dalam berbagai proses dalam tubuh tanaman tersebut.
Pengairan yang dilakukan oleh para petani memiliki beberapa manfaat seperti memudahkan pupuk yang digunakan larut dan segera digunakan oleh tanaman, membantu proses metabolisme dalam tubuh tanaman dan lain-lain (Santoso, dkk, 2007). Sedangkan untuk kerugian dari pengairan yaitu dapat membusukkan akar tanaman karena kelebihan air dan proses metabolisme dalam tubuh tanaman terhenti karena semua metabolisme dalam tanaman dibantu oleh air jika terhenti maka tanaman dapat layu dan pertumbuhannya dapat terganggu.
Faktor yang mempengaruhi dalam proses pengairan adalah faktor iklim, faktor tanaman dan faktor sifat tanah atau lahan. Faktor iklim pada proses pengairan sangat berpengaruh terutama curah hujan dan intensitas matahari. Curah hujan yang tinggi memiliki ketersedian air yang tinggi sedangkan curah hujan yang lebih rendah mempengaruhi ketersediaan air dalam tanah. Untuk intensitas matahari berpengaruh dalam hal evaporasi dari dalam tanah karena intensitas yang tinggi sehingga ketika intensita tinggi maka akan meningkatkan evaporasi dalam tanah. Faktor tanaman juga dapat berpengaruh dalam pengairan bagi tanaman, ada tanaman yang tidak tahan terhadap air da nada juga tanaman yang tahan terhadap air maka jika tanaman tersebut tidak digenangi akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman tersebut. Faktor tanah berpengaruh terhadap ketersediaan air dalam tanah dan daya ikat tanah terhadap air.


Dalam pengairan tanaman dalam membantu produksi tanaman dilakukan bermacam-macam yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.  Irigasi permukaan
Irigasi permukaan merupakan irigasi yang umu dilakukan oleh para petani yang mengandalkan aliran gravitasi. Jadi irigasi ini dilakukan secara bergantian pada lahan persawahan. Irigasi permukaan dapat dibagi beberapa jenis sebagai berikut:
a.  Irigasi genangan
Irigasi genangan dapat dicirikn dengan adanya petak sawah yang dilengkapi oleh saluran irigasi yang dibedakan oleh beberapa sistem yaitu aliran terus-menerus dan aliran terputus-putus.
b.  Irigasi alur
Irigasi ini dicirikan sebagai adanya saluran irigasi yang tedapat gundukan diantara saluraan irigasi yang lainnya. Alur dari sistem irigasi ini dialirkan air kedalam saluran yang telah dibuat berharap agar air meresap kedalam gundukan dn membasahi daerah perakaran.
c.   Irigasi surjan
Irigasi surjan ini dicirikan terdapat gundukan yang lebar sedangkan alurnya sendiri juga lebar dan pada gundukannya diusahakan untuk tanaman palawija sedangkan pada alurnya diusahakan tanaman padi sawah.
2.  Irigasi curah
Pada irigasi ini umumnya menggunakan sumber tenaga pompa untuk membentuk tetesan atau semprotan yang menyerupai tetesan air hujan ke lahan pertanian. Selain sisitem ini berguna sebagai sistem irigasi juga dapat berfungsi sebagai pencegahan pembekuan (untuk daerah suhu rendah) dan mengurangi terjadinya erosi serta dapat dipergunakan untuk pemupukan.
3.  Irigasi tetes
Sistem irigasi ini didefinisikan sebagai suatu sistem untuk memasok air dan unsur hara yang tersaring kedalam tanah melalui suatu pemancar untuk memenuhi kebutuhan air dan hara bagi tanaman yang dibudidayakan.


4.  Hidroponik
Hidroponik pada saat ini banyak dikembangkan tetapi masih banyak juga yang belum dikembangkan karena biaya yang digunakan mahal. Hidroponik merupakan pengrjaan atau pengelolaan air sebagai media tumbuh tanaman dan tempat mengambil unsur hara yang dibudidayakan tanpa menggunakan tanah sebagai tepat tumbuh tegaknya tanaman (Kusuma, dkk, 2010).
Pengairan dalam proses pertumbuhan kacang tanah digunakan sistem irigasi permukaan dengan tipe alur karena tanaman kacang tanah ini merupakan tanaman yang memiliki perakaran yang dangkal dan selalu menginginkan tanah yang lembab. Tanaman kacang tanah membutuhkan air pada saat berumur 3 minggu. Pengairan dilakukan dengan frekuensi yang berbeda-beda pada saat musim hujan dan musim kemarau. Pada saat musim kemarau digunakan pengairan dengan frekuensi 6-8 kali tetapi pada saat musim kemarau juga disesuaikan oleh dengan banyaknya hujan yang turun. Pengairan terhadap bedengan tanaman kacang tanah dapat dilakukan pada saat pagi hari sekitar jam 6 sampai jam 8 pagi hari atau dilakukan pada setelah jam 15 sore hari (AAK, 1999).
3.6 Konservasi Tanah dan Air
Penggunaan lahan pertanian saat ini di Indonesia memiliki menemui berbagai kendala dalam melakukan oeningkatan produksi tanaman terutama kacang tanah. Peningkatan produksi kacang tanah saat ini tidak seperti apa yang diharapkan oleh para petani karena beberapa faktor terutama faktor tanah dan air yang digunakan dalam penaman kacang tanah saat ini. Faktor tanah dan air ini memiliki peran yang penting dalam proses produksi tanaman karena saat ini tanah yang digunakan lahan pertanian semakin sedikit karena perluasan lahan untuk pemukiman penduduk yang menggunakan lahan-lahan yang produktif untuk pertanian sehingga petani diharapkan mampu dalam mengolah lahan pertanian yang kurang produktif seperti lahan kering atau lahan marginal lainnya. Pada kacang tanah penanaman dilahan miring merupakan salah satu resiko yang dihadapi petani untuk meningkatkan produksi tanaman ini. Penanaman yang dilakukan petani untuk kacang tanah dapat dilakukan dengan sistem lorong yang sehingga dapat menahan erosi yang diakibatkan oleh air hujan yang jatuh. Sistem ini digunakan pada lahan miring dengan kemiringan 8% sampai dengan 11% dengan menggunakan sistem tumpang sari dengan tanaman pokok lainnya. Tanaman yang ditanam pada lorongg digunakan tanaman tahunan seperti sengon, lamtoro dan lain-lain yang bertujuan untuk menahan air karena memiliki perakaran yang kuat sehingga mampu mengikat air dalam jumlah yang banyak.
3.7 Panen
1. Ciri dan Umur Panen
Umur panen tanaman kacang tanah tergantung dari jenisnya yaitu umur pendek ± 3-4 bulan dan umur panjang ± 5-6 bulan. Adapun ciri-ciri kacang tanah sudah siap dipanen antara lain:
a.      Batang mulai mengeras.
b.      Daun menguning dan sebabian mulai berguguran, Polong sudah berisi penuh dan keras.
c.       Warna polong coklat kehitam-hitaman
2. Cara Panen
Pencabutan tanaman, lalu memetik polong (buahnya) terus bersihkan dan dijemur matahari, memilih bila diperlukan untuk benih dan seterusnya dilakukan penyimpanan, untuk konsumsi bisa di pasarkan langsung atau bisa langsung dibuat berbagai jenis produk makanan.
3. Perkiraan Produksi
Jumlah produksi panen yang normal dalam satuan luas, misalnya untuk lahan seluas satu hektar produksi normal berkisar antara 1,5-2,5 ton polong kering.
3.8 Pasca Panen
1. Pengumpulan
Kumpulkan brangkasan tanaman kacang tanah ditempat strategis.
2. Penyortiran dan Penggolongan
Pilah-pilah polong yang tua dan polong yang muda untuk dipisahkan berdasarkan derajat ketuaannya, lalu seleksi polong yang rusak atau busuk untuk dibuang.



3. Penyimpanan
a.    Penyimpanan dalam bentuk polong kering, masukan polong kering kedalam karung goni atau kaleng tertutup rapat lalu disimpan digudang penyimpanan yang tempatnya kering.
b.    Penyimpanan dalam bentuk biji kering.
c.    Kupas polong kacang tanah kering dengan tangan atau alat pengupas kacang tanah. Jemur (keringkan) biji kacang tanah hingga berkadar air 9% lalu masukan ke dalam wadah.
4. Pengemasan dan Pengangkutan
Pengemasan bisa dilakukan untuk produk mentah/polong mentah dalam bungkus plastik per 10 kg. Dapat juga berupa kemasan kue atau bentuk makanan yang sudah dimasak seperti kacang rebus, kacang goreng dan berbagai jenis kue dari kacang tanah. Untuk pengangkutan pada prinsipnya yang penting kondisi komoditi tersebut tidak rusak atau tidak berubah dari kualitas yang sudah disiapkan
  
BAB IV KESIMPULAN
Dari pembahasan tentang budidaya tanaman kacang tanah dari aspek persiapan lahan, pengolahan tanah, pemupukan dan perairan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1.  Pada persiapan lahan dilakukan dengan menggunakan alat maupun dengan menggunakan tenaga mekanik dimana awal penyiapan lahan menghilangkan gulma dari areal pertanaman juga dapat dilakukan pembenaman gulma kedalam tanah sebagai pupuk hijau.
2.  Pengolahan tanah pada setiap tanaman berbeda-beda tergantung pada jenis tanahnya ada yang dilakukan dengan pengolahan tanah dan ada juga tanpa olah tanah. Pengolahan tanah bertujuan untuk membalik tanah agar endapan-endapan unsur hara dapat digunakan oleh tanaman. Untuk kacang tanah pengolahan tanah sering kali menggunakan tenaga mekanik seperti traktor tetapi hal tersebut dapat menurunkan hasil produksi.
3.  Pemupukan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Pada tanaman kacang tanah pemberian pupuk dilakukan dengan cara penyebaran pupuk di permukaan tanah atau bedengan.
4.  Pengairan dilakukan untuk mensuplai kebutuhan air bagi tanaman. Air memiliki manfaat yang bagus baik untuk tanaman maupun tanah. Pada tanaman kacang tanah pengairan dilakukan dengan irigasi permukaan dengan tipe galengan.



DAFTAR PUSTAKA
AAK. 1999. Kacang Tanah. Yogyakarta: Kanisius.


0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home