Makalah Kacang Tanah Lengkap
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kacang tanah dengan nama ilmiah Arachis
hypogaea merupakan tanaman polong-polongan yang termasuk
anggota family Fabaceae. Kacang tanah ini mengandung zat-zat yang penting bagi
kesehatan tubuh. Oleh karena itu, kacang tanah juga merupakan kacang-kacangan
terpenting setelah kedelai. Kacang tanah kaya akan lemak;
protein yang tinggi bahkan jauh lebih tinggi dari protein pada daging, telur
dan kacang soya; zat besi; vitamin E; vitamin B kompleks; vitamin A dan K;
fosforus; lesitin, kolin dan kalsium.
Kacang tanah juga mengandung bahan
yang dapat membina ketahanan tubuh untuk mencegah beberapa macam penyakit.
Mengkonsumsi satu ons kacang tanah lima kali seminggu dapat mencegah penyakit
jantung. Kacang tanah bekerja meningkatkan kemampuan pompa jantung dan
menurunkan resoki penyakit jantung koroner. Memakan segenggam kacang
tanah setiap hari terutama pesakit kencing manis dapat membantu kekurangan zat.
Selain itu banyak lagi manfaat kacang tanah bagi kesehatan tubuh seperti
membantu meningkatkan kesuburan, membantu mengatur gula darah, membantu
mencegah batu empedu, membantu tingkat kolesterol rendah, dan lain-lain.
Tanaman ini berasal dari Amerika
Selatan tepatnya adalah Brazillia, namun saat ini telah menyebar ke seluruh
dunia yang beriklim tropis atau subtropis Masuknya kacang tanah ke Indonesia
pada abad ke-17 diperkirakan karena dibawa oleh pedagang-pedagang
Spanyol,Cina,atau Portugis sewaktu melakukan pelayarannya dari Meksiko ke
Maluku setelah tahun 1597 Pada tahun 1863 Holle memasukkan Kacang Tanah dari
Inggris dan pada tahun 1864 Scheffer memasukkan pula Kacang Tanah dari Mesir
Republik Rakyat Cina dan India kini merupakan penghasil kacang tanah terbesar
dunia.
Berikut ini adalah klasifikasi
Kacang Tanah:
Kerajaan: Plantae
Mengingat
begitu banyaknya manfaat yang ada pada kacang tanah, berkorelasi positif
terhadap pembudidayaannya. Di Indonesia, kacang tanah tanah sudah banyak
dibudidayakan namun produksi komoditi kacang tanah per hektar belum mencapai
hasil maksimum, beberapa faktor penyebab terjadinya hal tersebut antara lain
pengaruh faktor tanah yang semakin rusak, kurangnya ketersediaan unsur hara
terutama unsur hara mikro serta hormon pertumbuhan. Selain itu juga karena
faktor hama dan penyakit tanaman, faktor iklim, serta faktor pemeliharaan
lainnya.
Oleh karena itu, makalah ini dibuat
agar pembaca dapat mengetahui bagaimana faktor tanah dan faktor pemeliharaan
pada kacang tanah agar mendapat produksi komoditi secara maksimum. Jika
produksi komoditi kacang tanah mencapai target kebutuhan, maka Indonesia tidak
perlu lagi mengimpor kacang tanah untuk memenuhi kebutuhan akan kacang tanah,
karena sebenarnya lahan di Indonesia ini cocok untuk pembudidayaan kacang
tanah.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana penyiapan lahan untuk
kacang tanah?
2. Bagaimana pengolahahn tanah untuk
kacang tanah?
3. Bagaimana cara pemupukan untuk
meningkatkan produksi kacang tanah?
4. Bagaimana pengairan yang tepat untuk
kacang tanah?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui cara penyiapan
lahan untuk tanaman kacang tanah.
2. Untuk mengetahui cara pengolahan
lahan untuk kacang tanah.
3. Mengetahui cara pemupukan untuk
meningkatkan produksi kacang tanah.
4. Untuk mengetahui cara pengairan yang
tepat.
1.4 Manfaat
1. Mengetahui cara penyiapan lahan
untuk tanaman kacang tanah.
2. Mengetahui cara pengolahan lahan
untuk kacang tanah.
3. Mengetahui cara pemupukan untuk
meningkatkan produksi kacang tanah.
4. Mengetahui cara pengairan yang
tepat.
BAB II
LANDASAN TEORI
Kacang tanah merupakan tanaman
polong-polongan dari family fabiodeae yang juga merupakan tanaman penting dari
keluarga polong-polongan kedua setelah tanaman kedelai. Kacang tanah merupakan
salah satu tanaman tropic yang tumbuh secara perdu yang memiliki tinggi 30 – 50
cm dan tanaman yang mengeluarkan daun yang kecil. Kacang tanah merupakan
tanaman pangan berupa semak yang berasal dari Amerika Selatan, tepatnya berasal
dari Brazilia. Penanaman pertama kali dilakukan oleh orang Indian (suku asli
bangsa Amerika). Di Benua Amerika penanaman berkembang yang dilakukan oleh
pendatang dari Eropa. Kacang Tanah ini pertama kali masuk ke Indonesia pada
awal abad ke-17, dibawa oleh pedagang Cina dan Portugis (Batavia Reloed, 2012).
Kacang tanah memiliki beberapa
manfaat yang paling banyak kacang tanah digunakan sebagai bahan makanan oleh
masyarakat tetapi begitu banyaknya konsumsi kacang tanah di dalam masyarakat
kurang dapat memenuhi konsumsi kacang tanah sehingga produksi kacang tanah
mengalami penurunan selain memiliki kebutuhan yang banyak. Kacang tanah sebagai
bahan makanan yang paling banyak digunakan oleh bahan baku industry yang diubah
dengan bentuk lain seperti kacang atom, rempeyek, manisan dan lain-lain
(Pitojo, 2005). Selain itu, sisa hasil kacang tanah yang tidak dipakai dapat
digunakan sebagai makanan ternak sehingga seluruh bagian dari kacang tanah
dapat digunakan sebagai bahan baku makanan industri maupun pakan ternak.
Peninggkatan produksi kacang tanah
dilakukan dengan berbagai cara seperti perluasan penanaman kacang tanah
sehingga memiliki produksi yang baik dan lain-lain tetapi kendala dalam
budidaya kacang tanah begitu banyak seperti kendala lahan yang banyak digunakan
sebagai perumahan, kendala dari hama dan penyakit tanaman. Sebenarnya tanaman
kacang tanah memiliki sifat yang tidak rentang serangan karat daun jika
digunakan dari varietas yang tahan terhadap karat daun (Hidayat, dkk, 2004).
Dalam membudidayakan kacang tanah sebenarnya susah-susah gampang jika para
petani memperhatikan hal-hal dan syarat yang penting diperhatikan dalam proses
budidaya tanaman.
Berikut ini beberapa syarat untuk
pertumbuhan kacang tanah yang harus diperhatikan:
1.
Iklim
a) Curah hujan
antara 800-1.300 mm/tahun. Hujan yang terlalu keras akan mengakibatkan bunga
sulit terserbuki oleh serangga dan akan meningkatkan kelembaban di sekitar
pertanaman kacang tanah.
b) Suhu udara
sekitar 28-320C. Bila suhunya di bawah 100C, pertumbuhan tanaman akan
terhambat, bahkan kerdil.
c) Kelembaban
udara berkisar 65-75 %.
d) Penyinaran
matahari penuh dibutuhkan, terutama kesuburan daun dan perkembangan besarnya
kacang.
2.
Media Tanam
a) Jenis tanah
yang sesuai adalah tanah gembur / bertekstur ringan dan subur.
b) pH antara
6,0-6,5.
c) Kekurangan
air akan menyebabkan tanaman kurus, kerdil, layu dan akhirnya mati.
d) Drainase dan
aerasi baik, lahan tidak terlalu becek dan kering baik bagi pertumbuhan kacang
tanah.
3.
Ketinggian Tempat
Ketinggian penanaman optimum 50 -
500 m dpl, tetapi masih dapat tumbuh di bawah ketinggian 1.500 m dpl.
(Prabowo, 2011)
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Penyiapan Lahan
Penyiapan
lahan merupakan cara untuk menyiapkan lahan yang akan digunakan dalam proses
budidaya tanaman yang meliputi kegiatan seoerti pembukaan lahan, pembuatan
bedengan untuk tanaman dan pembersihan dari gulma. Tujuan dari penyiapan lahan
ini adalah untuk membuka dan membersihkan lahan dariberbagai tanaman yang tidak
diinginkan sehingga dapat digunakan dalam proses budidaya tanaman. Jika
pembukaan lahan tidak dilakukan maka tanaman akan terganggu dalam proses
pertumbuhannya karena tidak ada pengendalian gulma yang mengganggu pertumbuhan
tanaman karena gulma merupakan tanaman yang tidak diinginkan tumbuh dan dapat
sebagai inang dari penyakit dan hama tanaman serta dapat mengeluarkan senyawa
toksin bagi tanaman.
Penyiapan
lahan yang harus diperhatikan adalah dari tanamannya karena jika tanaman yang
akan dibudidayakan jika terdapat gulma disekitar tanaman maka akan dapat
berpengaruh dalam proses pertumbuhan tanaman. Sedangkan dari aspek tanah yang
diperhatiakan merupakan penggunaan lahan sebulum tanaman kacang tanah
dibudidayakan karena jika lahan tersebut digunakan oleh tanaman legume lainnya
maka sebaiknya dilakukan penamban bahan organic karena kacang tanah ini juga
dapat berasosiasi dengan mikroorganisme terutama rhizobium sp. sehingga jika tanaman sebelumnya adalah kedelai maka
perlu penambahan bahan organic yang dapat menyediakan tanaman berbagai unsur
hara yang dibutuhkan oleh tanaman karena kebutuhan unsur hara bagi tanaman
memiliki perbedaan.
Teknik
persiapan lahan untuk tanaman kacang tanah dilakukan dengan cara pembersihan
area yang akan ditanami oleh kacang tanah, pencangkulan yang dilakukan dapat
mencabut akar tanaman yang tidak diinginkan (gulma) yang berada disekitar areal
lahan sehingga lahan bersih dari berbagai tanaman yang tidak diinginkan dan
juga pengukuran lahan yang akan digunakan karena dapat menghitung jumlah populasi
kacang tanah yang akan digunakan sehingga dapat menghemat biaya dan juga dapat
menghemat penggunaan benih kacang tanah.
3.2 Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah merupakan salah
satu kegiatan membalikkan tanah dengan cara mekanik maupun manual sehingga
dapat menciptakan suasana tanah yang gembur (memiliki tekstur yang relative
halus) dan memudahkan dalam proses penanaman tanaman serta menguraikan
endapan-endapan sisa pemupukan dari penanaman sebelumnya. Untuk kegiatan
konservasi tanah dan air dilakukan pengolahan lahan yang relative sedikit atau
sesuai dengan kebutuhan dari setiap tanaman sehingga tidak menimbulkan
kerusakan bagi tanah dan air. Tujuan dari pengolahan tanah ini sebagai penopang kehidupan tanaman yang dibudidayakan
dan perbaikan sifat fisik tanah serta pemberantasan tanaman yang tidak
diinginkan (gulma) (Muzzakir, 2010).
Manfaat dari pengolahan tanah ini
adalah sebagai kegiatan yang membalikkan tanah untuk penguraiaan
endapan-endapan bahan pupuk yang tidak dapat dimanfaatkan oleh tanaman sebelumnya
sehingga mengurai ke udara dan dapat dimanfaatkan oleh tanaman yang akan
dibudidayakan, pembersihan dari tanaman yang tidak diinginkan (gulma) sehingga
gulma tersebut dapat mati dan tertimbun dalam tanah yang akhirnya dapat
bermanfaat sebagai pupuk organic yang akan memperbaiki kondisi dalam tanah dan
memudahkan dalam proses penanaman bibit karena tanah yang telah dilakukan
pengolahan tanah memiliki tekstur yang relative gembur sehingga dapat membantu
tanaman dalam proses pertumbuhan dan membantu akar tanaman dalam mencari air
dan mineral yang dibutukkan oleh tanaman. Sedangkan untuk kerugian dari
pengolahan tanah adalah dapat memudahkan untuk erosi karena perubahan tekstur
sehingga tanah mudah tererosi dan menumbuhsuburkan gulma karena jika tanah yang
banyak menumbuhkan gulma jika gulmanya tidak dihilangi atau dicabut maka akan
tumbuh kembali jika langsung dibenamkan dalam tanah.
Untuk proses pengolahan tanah yang
harus diperhatikan adalah tanaman yang digunakan dan sifat fisik dari tanah
tersebut. Tanaman yang digunakan dalam pengolahan tanah perlu diperhatikan
karena setiap tanaman untuk tumbuh dan berkembang memiliki perbedaan dalam
kedalam tanah yang akan diolah secara mekanik contohnya saja pada tanaman
kacang tanah memiliki kedalam bajak tanah atau pengolahan lahan sedalam 20-30
cm. untuk sifat fisik dari tanah perlu diperhatikan karena pada pengolahan
tanah adalah cara untuk membuka tanah jika tanah yang memiliki sifat fisiknya
gembur maka pengolahan tanah tidak perlu dilakukan ataupun digunakan proses
pengolahan tanah dan jika tanah memiliki sifat fisik yang keras maka tanah
tersebut perlu dilakukan pengolahan tanah.
Macam-macam dari pengolahan tanah
dapat dibagi menjadi 2 yaitu Pengolahan tanah dalam bentuk larikan memotong
lereng atau dengan mencangkul sepanjang larikan untuk memudahkan penanaman dan
tanpa olah tanah adalah sistem di mana permukaan tanah hanya dibersihkan dari
gulma baik secara manual maupun dengan menggunakan herbisida (Muzzaki, 2010).
Untuk pengolahan tanah dalam bentuk larikan memotong tersebut dapat didasarkan
kedalaman air tanag yang terdapat didalam tanah yaitu terdapat sumber air yang
dalam biasanya hal tersebut dilakukan pada tanah kering yang sulit mendapatkan
air tanah yang hanya mengandalkan hujan yang bertujuan untuk menampung air
sebanyak munggkin didaerah sekitar bedengan atau areal penanaman sedangkan
untuk tanpa olah tanah digunakan berdasarkan kedalam air yang ada karena
sisitem olah tanah ini berada pada lahan yang melimpah air seperti tanah
gambut.
Pada tanaman kacang tanah dilakukan
pengolahan tanah dengan kedalam 20-30 cm untuk mendukung pertumbuhan optimum
kacang tanah yang menggunakan sistem bedengan dengan ukuran bedengan 10-20 m
atau dapat juga 2-10 m. Untuk tanaman kacang tanah pengolahan tanah dilakukan
dengan cara manual seperti pencangkulan dengan menggunakan tenaga manusia.
Untuk penggunaan tenaga mesin tidak dilakukan karena dapat menimbulkan dampak
negative pada tanah terutama sifat fisik seperti kadar air tanah, Bulk Density,
dan ketahanan tanah dalam penetrasi dari luar sedangkan pada kacang tanah dapat
berakibat jumlah polong semakin sedikit, dan berat polong semakin ringan
(Iqbal, dkk, 2008).
3.3 Pedoman Budidaya
.1. Pembibitan
A.Persyaratan Benih
Syarat-syarat benih/bibit kacang
tanah yang baik adalah:
a. Berasal
dari tanaman yang baru dan varietas unggul.
b. Daya tumbuh
yang tinggi (lebih dari 90 %) dan sehat.
c. Kulit benih
mengkilap, tidak keriput dan cacat.
d. Murni atau tidak
tercampur dengan varietas lain.
e. Kadar air
benih berkisar 9-12 %.
f.
Penyiapan Benih
Penyiapan benih kacang tanah
meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Benih
dilakukan secara generatif (biji).
b. Benih
sebaiknya tersimpan dalam kaleng kering dan tertutup rapat.
c. Benih yang
baik tersimpan dalam keadaan kering yang konstan
d. Benih diperoleh
dari Balai Benih atau Penangkar Benih yang telah ditunjuk oleh Balai
Sertifikasi Benih.
B.Teknik Penanaman
1)
Penentuan Pola Tanam
Pola tanaman
harus memperhatikan musim dan curah hujan. Pada tanah yang subur, benih kacang
tanah ditanam dalam larikan dengan jarak tanam 40 x 15 cm atau 30 x 20 cm. Pada
tanah yang kurang subur dapat ditanam lebih rapat yaitu 40 x 10 cm atau 20 x 20
cm.
2)
Pembuatan Lubang Tanam
Lubang tanam dibuat sedalam 3 cm
dengan tugal dengan jarak seperti yang telah ditentukan di atas.
3) Cara Penanaman
Pilih benih kacang yang telah
memenuhi syarat benih bermutu tinggi. Masukan benih satu atau dua butir ke
dalam lubang tanam dengan tanah tipis. Waktu tanam yang paling baik dilahan
kering adalah pada awal musim hujan, di lahan sawah dapat dilakukan pada bulan
April-Juni (palawija I) atau bulan Juli-September (palawija II). Sedangkan
untuk lahan bukaan terlebih dahulu dilakukan inokulasi rhizobium (benih
dicampur dengan inokulan dengan dosis 4 gram/kg) kemudian benih langsung
ditanam paling lambat 6 jam.
C. Pemeliharaan Tanaman
1)
Penyulaman
Penyulaman
dilakukan bila ada benih yang mati atau tidak tumbuh, untuk penyulaman waktunya
lebih cepat lebih baik (setelah yang lain kelihatan tumbuh ± 3-7 hari setelah
tanam).
2)
Penyiangan
Penyiangan
dilakukan untuk menghindari hama dan penyakit tanaman. Juga agar tanaman yang
ditanam tidak bersaing dengan tanaman liar (gulma) pada umur 5-7 hari.
3)
Pembubunan
Pembubunan
dilakukan dengan cara mengumpulkan tanah di daerah barisan sehingga membentuk
gundukan yang membentuk memanjang sepanjang barisan tanaman.
4)
Waktu Penyemprotan Pestisida
Penyemprotan
untuk mengusir ataupun memberantas hama tanaman hendaknya dilakukan pada sore
atau malam hari. Obat yang digunakan maupun dosis sesuai dengan jenis hama yang
menyerang tanaman tersebut.
5)
Pemeliharaan Lain
Hal-hal lain
yang sangat menunjang faktor pemeliharaan bisa dilakukan, asalkan tidak
memerlukan biaya yang berarti, misalnya pemangkasan, perambatan, pemeliharaan
tunas dan bunga serta sanitasi lingkungan lahan (dijaga agar menunjang
kesehatan tanaman)
D. Hama Dan Penyakit
1.Hama
a.
Uret
Gejala: memakan akar, batang
bagian bawah dan polong akhirnya tanaman layu dan mati. Pengendalian: menanam
serempak, penyiangan intensif, tanaman terserang dicabut dan uret dimusnahkan.
b.
Ulat berwarna
Gejala: daun terlipat menguning,
akhirnya mengering. Pengendalian: penyemprotan insektisida Azodrin 15 W5C, Sevin
85 S atau Sevin 5 D. c) Ulat grapyak Gejala: ulat memakan epidermis daun dan
tulang secara berkelompok. Pengendalian: (1) bersihkan gulma, menanam serentak,
pergiliran tanaman; (2) penyemprotan insektisida lannate L, Azodrin 15 W5C.
c.
Ulat jengkal
Gejala: menyerang daun kacang
tanah. Pengendalian: penyemprotan insektisida Basudin 60 EC Azodrin 15 W5C,
Lannate L Sevin 85 S.
d.
Sikada
Gejala: menghisap cairan daun. Pengendalian: (1) penanaman serempak,
pergiliran tanaman; (2) penyemprotan insektisida lannate 25 WP, Lebaycid 500
EC, Sevin 5D, Sevin 85 S, Supraciden 40 ECe. Kumbang daun
Gejala: daun tampak berlubang, daun tinggal tulang, juga makan pucuk bunga. Pengendalian: (1) penanaman serentak; (2) penyemprotan Agnotion 50 EC, Azodrin 15 W5C, Diazeno 60 EC
2. Penyakit
a. Penyakit layu
Pengendalian: penyemprotan Streptonycin atau Agrimycin, 1 ha membutuhkan 0,5-1 liter. Agrimycin dalam kelarutan 200-400 liter/ha.
b. Penyakit sapu setan
Pengendalian: tanaman dicabut, dibuang dan dimusnahkan, semua tanaman inang dibersihkan (sanitasi lingkungan).
c. Penyakit bercak daun
Pengendalian: penyemprotan dengan bubur Bardeaux 1 % atau Dithane M 45, atau Deconil pada tanaman selesai berbunga, dengan interval penyemprotan 1 minggu atau 10 hari sekali.
d. Penyakit mozaik
Pengendalian: penyemprotan dengan fungisida secara rutin 5-10 hari sekali sejak tanaman itu baru tumbuh.
e. Penyakit gapong
Pengendalian: tanahnya didangir dan dicari nematodanya, kemudian baru diberi DD (Dichloropane Dichloropene 40-800 liter/ha per aplikasi.
f. Penyakit Sclertium
Pengendalian: membakar tanaman yang terserang cendawan.
g. Penyakit karat
Pengendalian: tanaman yang
terserang dicabut dan dibakar serta semua vektor penularan harus dibasmi
3.4 Pemupukan
Pemupukan merupakan kegiatan yang
dilakukan untuk menambah kebutuhan unsur hara dalam tanah dengan cara pemberian
senyawa dari luar sehingga dapat memenuhi kebutuhan unsur hara bagi tanaman dan
meningkatkan produksi tanaman tersebut. Pemupukan dapat dibagi menjadi 2 macam
jenis menurut pembentukannya yaitu pupuk organic dan pupuk anorganik
(Nurwardani, 2008). Nurtisi merupakan komponen atau subtansi baik organic
maupun anorganik yang dibutuhkan oleh organisme untuk mendukung pertumbuhan dan
perkembangan tubuh tanaman tersebut. Pupuk organic merupakan pupuk yang berasal
dari sisa-sisa tanaman atau organisme lain yang mati yang mengalami proses
dekomposisi oleh bantuan mikroorganisme. Pupuk anorganik merupakan pupuk yang
dihasilkan dari proses senyawa kimia buatan manusia yang sekarang banyak
digunakan oleh petani. Tujuan pemupukan yaitu menambah kandungan unsur hara
yang ada dalam tanah sesuai kebutuhan tanaman untuk tumbuh dan berkembang
sehingga dapat meningkatkan produksi tanaman tersebut.
Pemupukan memiliki beberapa manfaat
dan kerugian. Manfaat dari pemupukan adalah meningkatkan ketersediaan unsur
hara yang ada dalam tanah, dapat memperbaiki sifat kimia dan fisik tanah,
sebagai bahan makanan bagi mikroorganisme tanah dan lain-lain. Untuk kerugian
dari pemupukan yaitu dapat bersifat racun bagi tanaman karena kelebihan pupuk
yang digunakan, menghasilkan senyawa yang tidak dapat digunakan oleh tanaman
dan lain-lain.
Usaha dalam meningkatkan produksi
tanaman salah satunya dengan cara pemupukan untuk menambahkan unsur hara yang
dibutuhkan oleh tanaman. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam proses
pemupukan adalah faktor iklim, tanaman dan sifat tanah yang akan dipupuk.
Faktor iklim yang perlu diperhatikan adalah curah hujan karena curah hujan ini
menentukan kebutuhan pupuk yang akan masuk dan dapat terserap oleh tanah serta
digunakan oleh tanaman dalam proses pertumbuhannya. Faktor tanaman perlu
perhatian khusus karena pada hakikatnya kebutuhan pupuk pada setiap tanaman
berbeda sehingga dapat menentukan efisiensi biaya dan kebutuhan pupuk dalam
satu hektar pertanaman. Faktor tanah juga dapat menentukan kebutuhan pupuk yang
digunakan jika tanah yang memiliki jenis banyak mengandung unsur hara maka
pemupukan tidak disarankan karena jika ditambahkan pupuk maka akan bersifat
racun bagi tanaman yang akan dibudidayakan dan sebalikknya begitu.
Cara pemupukan dibagi menjadi 2
dilihat dari cara inputnya yaitu cara pemupukan lewat akar dan cara pemupukan
lewat daun. Untuk cara pemupukan lewat akar merupakan salah satu kegiatan yang
digunakan untuk memenuhi kebutuhan unsur hara bagi tanaman melalui akar yang
ada dalam tanah. Cara ini dapat dibagi sebagai berikut: disebar (broad
casting), ditempatkan di antara larikan atau barisan, ditempatkan dalam lubang.
Sedangkan untuk cara pemupukan lewat daun merupakan cara penambahan nutrisi
bagi tanaman yang dibutuhkan oleh tanaman melalui daun tanaman yang diserap
oleh pori-pori daun tersebut.
Untuk tanaman kacang tanah awal
dalam budidaya tanaman ini dilakukan pengapuran. Pengapuran dilakukan terhadap
tanah-tanah yang memiliki pH yang rendah. Pengapuran ini dilakukan untuk
menaikkan pH tanah, terutama pada lahan yang bersifat sangat masam, perlu
dilakukan pengapuran. Dosis yang biasa digunakan untuk pengapuran pada saat
pembajakan adalah 1-2,5 ton/ha dicampurkan dan diaduk hingga merata. Pengapuran
ini sebaiknya dilakukan 1 bulan sebelum tanam.
Pemberian pupuk hayati MiG-6PLUS
saat pratanam (3 hari sebelum tanam).pemberian pupuk hayati MiG-6PLUS dilakukan
dengan cara di semprot atau disiramkan secara merata pada permukaan lahan,
dosis yang dibutuhkan adalah 2 liter per hektar. Pada lahan kering, aplikasi
MiG-6PLUS sebaiknya dilakukan pada sore hari.
Pemupukan pada tanaman kacang tanah
ini digunakan jenis dan dosis pupuk setiap hektar yang dianjurkan adalah
Urea=60–90 kg ditambah TSP=60–90 kg ditambah KCl=50 kg. Semua dosis pupuk
diberikan pada saat tanam. Pupuk dimasukkan di kanan dan kiri lubang tugal dan
tugal dibuat kira-kira 3 cm (Batavia reload, 2012).
3.5 Pengairan
Pengairan merupakan salah satu
kegiatan dalam produksi tanaman yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan air
bagi tanaman karena air merupakan salah satu sumber kehidupan yang penting bagi
setiap makhluk hidup. Setiap tubuh makhluk hidup 80% disusun oleh air. Dalam
pertanian pengairan digunakan untuk membantu pupuk larut dan berubah menjadi
ion yang dapat dimanfaatkan oleh tanaman dan membantu tanaman dalam berbagai
proses dalam tubuh tanaman tersebut.
Pengairan yang dilakukan oleh para
petani memiliki beberapa manfaat seperti memudahkan pupuk yang digunakan larut
dan segera digunakan oleh tanaman, membantu proses metabolisme dalam tubuh
tanaman dan lain-lain (Santoso, dkk, 2007). Sedangkan untuk kerugian dari
pengairan yaitu dapat membusukkan akar tanaman karena kelebihan air dan proses
metabolisme dalam tubuh tanaman terhenti karena semua metabolisme dalam tanaman
dibantu oleh air jika terhenti maka tanaman dapat layu dan pertumbuhannya dapat
terganggu.
Faktor yang mempengaruhi dalam
proses pengairan adalah faktor iklim, faktor tanaman dan faktor sifat tanah
atau lahan. Faktor iklim pada proses pengairan sangat berpengaruh terutama
curah hujan dan intensitas matahari. Curah hujan yang tinggi memiliki
ketersedian air yang tinggi sedangkan curah hujan yang lebih rendah
mempengaruhi ketersediaan air dalam tanah. Untuk intensitas matahari
berpengaruh dalam hal evaporasi dari dalam tanah karena intensitas yang tinggi
sehingga ketika intensita tinggi maka akan meningkatkan evaporasi dalam tanah.
Faktor tanaman juga dapat berpengaruh dalam pengairan bagi tanaman, ada tanaman
yang tidak tahan terhadap air da nada juga tanaman yang tahan terhadap air maka
jika tanaman tersebut tidak digenangi akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman
tersebut. Faktor tanah berpengaruh terhadap ketersediaan air dalam tanah dan
daya ikat tanah terhadap air.
Dalam pengairan tanaman dalam
membantu produksi tanaman dilakukan bermacam-macam yang dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1. Irigasi permukaan
Irigasi permukaan merupakan irigasi yang
umu dilakukan oleh para petani yang mengandalkan aliran gravitasi. Jadi irigasi
ini dilakukan secara bergantian pada lahan persawahan. Irigasi permukaan dapat
dibagi beberapa jenis sebagai berikut:
a. Irigasi genangan
Irigasi genangan dapat dicirikn dengan adanya petak
sawah yang dilengkapi oleh saluran irigasi yang dibedakan oleh beberapa sistem
yaitu aliran terus-menerus dan aliran terputus-putus.
b. Irigasi alur
Irigasi ini dicirikan sebagai adanya
saluran irigasi yang tedapat gundukan diantara saluraan irigasi yang lainnya.
Alur dari sistem irigasi ini dialirkan air kedalam saluran yang telah dibuat
berharap agar air meresap kedalam gundukan dn membasahi daerah perakaran.
c. Irigasi surjan
Irigasi surjan ini dicirikan
terdapat gundukan yang lebar sedangkan alurnya sendiri juga lebar dan pada
gundukannya diusahakan untuk tanaman palawija sedangkan pada alurnya diusahakan
tanaman padi sawah.
2. Irigasi curah
Pada irigasi ini umumnya menggunakan
sumber tenaga pompa untuk membentuk tetesan atau semprotan yang menyerupai
tetesan air hujan ke lahan pertanian. Selain sisitem ini berguna sebagai sistem
irigasi juga dapat berfungsi sebagai pencegahan pembekuan (untuk daerah suhu
rendah) dan mengurangi terjadinya erosi serta dapat dipergunakan untuk pemupukan.
3. Irigasi tetes
Sistem irigasi ini didefinisikan
sebagai suatu sistem untuk memasok air dan unsur hara yang tersaring kedalam
tanah melalui suatu pemancar untuk memenuhi kebutuhan air dan hara bagi tanaman
yang dibudidayakan.
4. Hidroponik
Hidroponik pada saat ini banyak
dikembangkan tetapi masih banyak juga yang belum dikembangkan karena biaya yang
digunakan mahal. Hidroponik merupakan pengrjaan atau pengelolaan air sebagai
media tumbuh tanaman dan tempat mengambil unsur hara yang dibudidayakan tanpa
menggunakan tanah sebagai tepat tumbuh tegaknya tanaman (Kusuma, dkk, 2010).
Pengairan dalam proses pertumbuhan
kacang tanah digunakan sistem irigasi permukaan dengan tipe alur karena tanaman
kacang tanah ini merupakan tanaman yang memiliki perakaran yang dangkal dan
selalu menginginkan tanah yang lembab. Tanaman kacang tanah membutuhkan air
pada saat berumur 3 minggu. Pengairan dilakukan dengan frekuensi yang
berbeda-beda pada saat musim hujan dan musim kemarau. Pada saat musim kemarau
digunakan pengairan dengan frekuensi 6-8 kali tetapi pada saat musim kemarau
juga disesuaikan oleh dengan banyaknya hujan yang turun. Pengairan terhadap
bedengan tanaman kacang tanah dapat dilakukan pada saat pagi hari sekitar jam 6
sampai jam 8 pagi hari atau dilakukan pada setelah jam 15 sore hari (AAK,
1999).
3.6 Konservasi Tanah dan Air
Penggunaan lahan pertanian saat ini
di Indonesia memiliki menemui berbagai kendala dalam melakukan oeningkatan
produksi tanaman terutama kacang tanah. Peningkatan produksi kacang tanah saat
ini tidak seperti apa yang diharapkan oleh para petani karena beberapa faktor
terutama faktor tanah dan air yang digunakan dalam penaman kacang tanah saat
ini. Faktor tanah dan air ini memiliki peran yang penting dalam proses produksi
tanaman karena saat ini tanah yang digunakan lahan pertanian semakin sedikit
karena perluasan lahan untuk pemukiman penduduk yang menggunakan lahan-lahan
yang produktif untuk pertanian sehingga petani diharapkan mampu dalam mengolah
lahan pertanian yang kurang produktif seperti lahan kering atau lahan marginal
lainnya. Pada kacang tanah penanaman dilahan miring merupakan salah satu resiko
yang dihadapi petani untuk meningkatkan produksi tanaman ini. Penanaman yang
dilakukan petani untuk kacang tanah dapat dilakukan dengan sistem lorong yang
sehingga dapat menahan erosi yang diakibatkan oleh air hujan yang jatuh. Sistem
ini digunakan pada lahan miring dengan kemiringan 8% sampai dengan 11% dengan
menggunakan sistem tumpang sari dengan tanaman pokok lainnya. Tanaman yang
ditanam pada lorongg digunakan tanaman tahunan seperti sengon, lamtoro dan lain-lain
yang bertujuan untuk menahan air karena memiliki perakaran yang kuat sehingga
mampu mengikat air dalam jumlah yang banyak.
3.7 Panen
1. Ciri dan Umur Panen
Umur panen tanaman
kacang tanah tergantung dari jenisnya yaitu umur pendek ± 3-4 bulan dan umur
panjang ± 5-6 bulan. Adapun ciri-ciri kacang tanah sudah siap dipanen antara
lain:
a.
Batang mulai mengeras.
b.
Daun menguning dan sebabian mulai
berguguran, Polong sudah berisi penuh dan keras.
c.
Warna polong coklat kehitam-hitaman
2. Cara Panen
Pencabutan tanaman,
lalu memetik polong (buahnya) terus bersihkan dan dijemur matahari, memilih
bila diperlukan untuk benih dan seterusnya dilakukan penyimpanan, untuk
konsumsi bisa di pasarkan langsung atau bisa langsung dibuat berbagai jenis
produk makanan.
3. Perkiraan Produksi
Jumlah produksi panen
yang normal dalam satuan luas, misalnya untuk lahan seluas satu hektar produksi
normal berkisar antara 1,5-2,5 ton polong kering.
3.8
Pasca Panen
1. Pengumpulan
Kumpulkan brangkasan tanaman kacang
tanah ditempat strategis.
2. Penyortiran dan Penggolongan
Pilah-pilah polong yang
tua dan polong yang muda untuk dipisahkan berdasarkan derajat ketuaannya, lalu
seleksi polong yang rusak atau busuk untuk dibuang.
3. Penyimpanan
a. Penyimpanan dalam
bentuk polong kering, masukan polong kering kedalam karung goni atau kaleng
tertutup rapat lalu disimpan digudang penyimpanan yang tempatnya kering.
b. Penyimpanan
dalam bentuk biji kering.
c. Kupas
polong kacang tanah kering dengan tangan atau alat pengupas kacang tanah. Jemur
(keringkan) biji kacang tanah hingga berkadar air 9% lalu masukan ke dalam
wadah.
4. Pengemasan dan Pengangkutan
Pengemasan
bisa dilakukan untuk produk mentah/polong mentah dalam bungkus plastik per 10
kg. Dapat juga berupa kemasan kue atau bentuk makanan yang sudah dimasak
seperti kacang rebus, kacang goreng dan berbagai jenis kue dari kacang tanah.
Untuk pengangkutan pada prinsipnya yang penting kondisi komoditi tersebut tidak
rusak atau tidak berubah dari kualitas yang sudah disiapkan
BAB IV
KESIMPULAN
Dari pembahasan tentang budidaya
tanaman kacang tanah dari aspek persiapan lahan, pengolahan tanah, pemupukan
dan perairan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Pada persiapan lahan dilakukan
dengan menggunakan alat maupun dengan menggunakan tenaga mekanik dimana awal
penyiapan lahan menghilangkan gulma dari areal pertanaman juga dapat dilakukan
pembenaman gulma kedalam tanah sebagai pupuk hijau.
2. Pengolahan tanah pada setiap tanaman
berbeda-beda tergantung pada jenis tanahnya ada yang dilakukan dengan
pengolahan tanah dan ada juga tanpa olah tanah. Pengolahan tanah bertujuan
untuk membalik tanah agar endapan-endapan unsur hara dapat digunakan oleh
tanaman. Untuk kacang tanah pengolahan tanah sering kali menggunakan tenaga
mekanik seperti traktor tetapi hal tersebut dapat menurunkan hasil produksi.
3. Pemupukan dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Pada tanaman kacang tanah
pemberian pupuk dilakukan dengan cara penyebaran pupuk di permukaan tanah atau
bedengan.
4. Pengairan dilakukan untuk mensuplai
kebutuhan air bagi tanaman. Air memiliki manfaat yang bagus baik untuk tanaman
maupun tanah. Pada tanaman kacang tanah pengairan dilakukan dengan irigasi
permukaan dengan tipe galengan.
DAFTAR
PUSTAKA
AAK. 1999. Kacang
Tanah. Yogyakarta: Kanisius.
Batavia reload. 2012. http://bataviareload.wordpress.com/daftar/pertanian/cara-budidaya-kacang-tanah-yang-baik-dan-benar/. Diakses
pada tanggal 01 Februari 2013.
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home