Makalah Teknik Penanganan Pasca Panen
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengeringan merupakan salah satu unit operasi energi paling intensif dalam
pengolahan pasca panen. Unit operasi ini diterapkan untuk mengurangi kadar air
produk seperti berbagai buah-buahan, sayuran, dan produk pertanian lainnya
setelah panen. Pengeringan adalah proses pemindahan panas dan uap air secara
simultan yang memerlukan panas untuk menguapkan air dari permukaan bahan tanpa
mengubah sifat kimia dari bahan tersebut. Dasar dari proses pengeringan adalah
terjadinya penguapan air ke udara karena perbedaan kandungan uap air antara
udara dan bahan yang dikeringkan. Laju pemindahan kandungan air dari bahan akan
mengakibatkan berkurangnya kadar air dalam bahan tersebut.
Pengeringan adalah pemisahan sejumlah kecil air dari suatu bahan sehingga
mengurangi kandungan sisa zat cair di dalam zat padat itu sampai suatu nilai
rendah yang dapat diterima, menggunakan panas. Pada proses pengeringan ini air
diuapkan menggunakan udara tidak jenuh yang dihembuskan pada bahan yang akan
dikeringkan. Air (atau cairan lain) menguap pada suhu yang lebih rendah dari
titik didihnya karena adanya perbedaan kandungan uap air pada bidang antar-muka
bahan padat-gas dengan kandungan uap air pada fasa gas. Gas panas disebut
medium pengering, menyediakan panas yang diperlukan untuk penguapan air dan
sekaligus membawa air keluar. Air juga dapat dipisahkan dari bahan padat,
secara mekanik menggunakan cara pengepresan sehingga air keluar, dengan pemisah
sentrifugal, dengan penguapan termal ataupun dengan metode lainnya. Pemisahan
air secara mekanik biasanya lebih murah biayanya dan lebih hemat energi
dibandingkan dengan pengeringan.
Kandungan zat cair dalam bahan yang dikeringkan berbeda dari satu bahan ke
bahan lain. Ada bahan yang tidak mempunyai kandungan zat cair sama sekali (bone
dry). Pada umumnya zat padat selalu mengandung sedikit fraksi air sebagai air
terikat. Kandungan air dalam suatu bahan dapat dinyatakan atas dasar basah (%
berat) atau dasar kering, yaitu perbandingan jumlah air dengan jumlah bahan
kering.
Dasar pengeringan adalah terjadinya penguapan air ke
udara karena perbedaan kandungan uap air antara udara dengan bahan yang
dikeringkan. Dalam hal ini, kandungan uap air udara lebih sedikit atau udara
mempunyai kelembaban nisbi yang rendah sehingga terjadi penguapan. Kemampuan
udara membawa uap air bertambah besar jika perbedaan antara kelembaban nisbi
udara pengering dengan udara sekitar bahan semakin besar. Salah satu faktor
yang mempercepat proses pengeringan adalah kecepatan angin atau udara yang
mengalir. Udara yang tidak mengalir menyebabkan kandungan uap air di sekitar
bahan yang dikeringkan semakin jenuh sehingga pengeringan semakin lambat.
1.2 Rumusan Masalah
1. bangaimana teknik pengeringan dengan
kontak langsung ?
2. Bagaimana teknik pengeringan dengan
energi radiasi ?
3. Bagaimanateknik pengeringan dengan
mikrowave?
1.3 Tujuan Pembahasan Masalah
1. Mengetahui teknik pengeringan dengan
kontak langsung.
2. Mengetahui teknik pengeringan dengan
energi radiasi.
3. Mengetahui teknik pengeringan dengan
mikrowave.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengeringan Produk Pangan Dengan
Kontak Langsung.
A. Tray dryer
Pengering baki (tray dryer) disebut juga
pengering rak atau pengering kabinet, dapat digunakan untuk mengeringkan
padatan bergumpal atau pasta, yang ditebarkan pada baki logam dengan ketebalan
10-100 mm. Pengeringan jenis baki atau wadah adalah dengan meletakkan material
yang akan dikeringkan pada baki yang lansung berhubungan dengan media
pengering. Cara perpindahan panas yang umum digunakan adalah konveksi dan
perpindahan panas secara konduksi juga dimungkinkan dengan memanaskan baki
tersebut.
Rangka bak pengering terbuat dari besi, rangka bak
pengerik di bentuk dan dilas, kemudian dibuat dinding untuk penyekat udara dari
bahan plat seng dengan tebal 0,3mm. Dinding tersebut dilengketkan pada rangka
bak pengering dengan cara di revet serta dilakukan pematrian untuk menghindari
kebocoran udara panas. Kemudian plat seng dicat dengan warna hitam buram,agar dapat
menyerap panas dengan lebih cepat. Pada bak pengering dilengkapi dengan pintu
yang berguna untuk memasukan dan mengeluarkan produk yang dikeringkan. Di pintu
tersebut dibuat kaca yang mamungkinkan kita dapat mengetahui temperature tiap
rak, dengan cara melihat thermometer yang sengaja digantungkan pada setiap rak
pengering. Di bagian atas bak pengering dibuat cerobong udara, bertujuan untuk
memperlancar sirkulasi udara pada proses pengeringan.
Spesifikasi
Alat Dan Cara Kerja Alat
Alat pengering tipe rak (tray dryer) mempunyai bentuk persegi dan di
dalamnya berisi rak-rak yang digunakan sebagai tempat bahan yang akan
dikeringkan. Pada umumnya rak tidak dapat dikeluarkan. Beberapa alat pengering
jenis itu rak-raknya mempunyai roda sehingga dapat dikeluarkan dari alat
pengering. Ikan-ikan diletakkan di atas rak yang terbuat dari logam dengan alas
yang berlubang-lubang. Kegunaan dari lubang tersebut untuk mengalirkan udara
panas dan uap air.
Ukuran rak yang digunakan bermacam-macam, ada yang
luasnya 200 cm2 dan ada juga yang 400 cm2. Luas rak dan
besar lubang-lubang rak tergantung pada bahan yang akan dikeringkan. Selain
alat pemanas udara, biasanya juga digunakan kipas (fan) untuk mengatur
sirkulasi udara dalam alat pengering. Kipas yang digunakan mempunyai kapasitas
aliran 7-15 fet per detik. Udara setelah melewati kipas masuk ke dalam alat
pemanas, pada alat tersebut udara dipanaskan lebih dahulu kemudian dialirkan
diantara rak-rak yang sudah berisi bahan. Arah aliran udara panas di dalam alat
pengering dapat dari atas ke bawah dan juga dari bawah ke atas. Suhu yang
digunakan serta waktu pengeringan ditentukan menurut keadaan bahan. Biasanya
suhu yang digunakan berkisar antara 80-1800C. Tray dryer dapat digunakan
untuk operasi dengan keadaan vakum dan seringkali digunakan untuk operasi
dengan pemanasan tidak langsung. Uap air dikeluarkan dari alat pengering dengan
pompa vakum.
Alat tersebut juga digunakan untuk mengeringkan hasil
pertanian berupa biji-bijian. Bahan diletakkan pada suatu bak yang dasarnya
berlubang-lubang untuk melewatkan udara panas. Bentuk bak yang digunakan ada
yang persegi panjang dan ada juga yang bulat. Bak yang bulat biasanya digunakan
apabila alat pengering menggunakan pengaduk, karena pengaduk berputar
mengelilingi bak. Kecepatan pengadukan berputar disesuaikan dengan bentuk bahan
yang dikeringkan, ketebalan bahan, serta suhu pengeringan. Biasanya putaran
pengaduk sangat lambat karena hanya berfungsi untuk menyeragamkan pengeringan.
Alat pengering tipe bak terdiri atas
beberapa komponen sebagai berikut :
a.
Bak pengering yang lantainya
berlubang-lubang serta memisahkan bak
pengering dengan ruang tempat penyebaran udara panas (plenum chamber).
b.
Kipas, digunakan untuk mendorong udara
pengering dari sumbernya ke plenum chamber dan melewati tumpukan bahan di
atasnya.
c.
Unit pemanas, digunakan untuk memanaskan
udara pengering agar kelembapan nisbi udara pengering menjadi turun sedangkan
suhunya naik.
Keuntungan dari alat pengering jenis itu sebagai berikut :
a.
Laju pengeringan lebih cepat
b.
Kemungkinan terjadinya over drying lebih
kecil.
c.
Tekanan udara pengering yang rendah dapat
melalui lapisan bahan yangdikeringkan. (Revitasari, 2010).
B. Drum (Rotary) Dryer
Rotary dryer atau bisa disebut drum dryer merupakan alat pengering
berbentuk sebuah drum yang berputar secara kontinyu yang dipanaskan dengan
tungku atau gasifier. Alat pengering ini dapat bekerja pada aliran udara
melalui poros silinder pada suhu 1200-1800 oF tetapi pengering ini
lebih seringnya digunakan pada suhu 400-900 oF.Rotary dryer sudah
sangat dikenal luas di kalangan industri karena proses pengeringannya jarang
menghadapi kegagalan baik dari segi output kualitas maupun kuantitas. Namun
sejak terjadinya kelangkaan dan mahalnya bahan bakar minyak dan gas, maka
teknologi rotary dryer mulai dikembangkan untuk berdampingan dengan teknologi
bahan bakar substitusi seperti burner batubara, gas sintesis dan sebagainya.
Pengering rotary dryer biasa digunakan untuk mengeringkan bahan yang
berbentuk bubuk, granula, gumpalan partikel padat dalam ukuran besar.
Pemasukkan dan pengeluaran bahan terjadi secara otomatis dan berkesinambungan
akibat gerakan vibrator, putaran lubang umpan, gerakan berputar dan gaya
gravitasi. Sumber panas yang digunakan dapat berasal dari uap listrik,
batubara, minyak tanah dan gas. Debu yang dihasilkan dikumpulkan oleh scrubber
dan penangkap air elektrostatis.
Secara umum, alat rotary dryerterdiri dari sebuah silinder yang berputar
di atas sebuah bearing dengan kemiringan yang kecil menurut sumbu horisontal,
rotor, gudang piring, perangkat transmisi, perangkat pendukung, cincin meterai,
dan suku cadang lainnya.. Panjang silinder biasanya bervariasi dari 4 sampai
lebih dari 10 kali diameternya (bervariasi dari 0,3 sampai 3 m). Feed padatan
dimasukkan dari salah satu ujung silinder dan karena rotasi, pengaruh
ketinggian dan slope kemiringan, produk keluar dari salah satu ujungnya.
Pengering putar ini dipanaskan dengan kontak langsung gas dengan zat padat atau
dengan gas panas yang mengalir melalui mantel luar, atau dengan uap yang
kondensasi di dalam seperangkat tabung longitudinal yang dipasangkan pada
permukaan dalam selongsong.Pada alat pengering rotary dryer terjadi dua hal
yaitu kontak bahan dengan dinding dan aliran uap panas yang masuk ke dalam
drum. Pengeringan yang terjadi akibat kontak bahan dengan dinding disebut
konduksi karena panas dialirkan melalui media yang berupa logam. Sedangkan
pengeringan yang terjadi akibat kontak bahan dengan aliran uap disebut konveksi
karena sumber panas merupakan bentuk aliran. Pada pengeringan dengan
menggunakan alat ini penyerapan panas mudah dilakukan dan terjadi penyusutan
bobot yang lebih tajam dibandingkan dengan penurunan pembobotan yang dialami
tray dryer.
Pengeringan pada rotary dryer dilakukan pemutaran berkali-kali sehingga
tidak hanya permukaan atas yang mengalami proses pengeringan, namun juga pada
seluruh bagian yaitu atas dan bawah secara bergantian, sehingga
pengeringan yang dilakukan oleh alat ini lebih merata dan lebih banyak
mengalami penyusutan. Selain itu rotary ini mengalami pengeringan
berturut-turut selama satu jam tanpa dilakukan penghentian proses pengeringan.
Pengering rotary ini terdiri dari unit-unit silinder, dimana bahan basah masuk
diujung yang satu dan bahan kering keluar dari ujung yang lain.
Proses pengeringan terjadi ketika bahan dimasukkan ke dalam silinder yang
berputar kemudian bersamaan dengan itu aliran panas mengalir dan kontak dengan
bahan. Didalam drum yang berputar terjadi gerakan pengangkatan bahan dan
menjatuhkannya dari atas ke bawah sehingga kumpulan bahan basah yang menempel
tersebut terpisah dan proses pengeringan bisa berjalan lebih efektif.
Pengangkatan memerlukan desain yang hati-hati untuk mencegah dinding yang
asimetri. Selain itu bahan bergerak dari bagian ujung dryer keluar menuju
bagian ujung lainnya akibat kemiringan drum. Bahan yang telah kering kemudian
keluar melalui suatu lubang yang berada di bagian belakang pengering drum.
Sumber panas didapatkan dari gas yang diubah menjadi uap panas dengan cara
pembakaran.
Kontak yang terjadi antara padatan dan gas pada alat pengering rotary
dryerdilengkapi dengan flights, yang diletakkan di sepanjang silinder
rotary dryer. Volume material yang ditransport oleh flights antara 10
sampai 15 % dari total volume material yang terdapat di dalam rotary dryer. Mekanismenya
sebagai berikut, pada saat silinder pengering berputar, padatan diambil keatas
oleh flights, terangkat pada jarak tertentu kemudian terhamburkan
melalui udara.
Kebanyakan pengeringan terjadi pada saat seperti proses ini, dimana
padatan berkontak dengan gas. Flights juga berfungsi untuk mentransfer padatan
melalui silinder.
2.2 Pengeringan
Bahan Pangan Dengan Energi Radiasi Dan Microwave
Pada
microwave dan pemanas frekuensi radio, gelombang elektromagnetik digunakan
sebagai pemanas produk pangan. Frekuensi itu terbagi 2, yaitu 915 dan 2,450 MHz
untuk frekuensi pada microwave, sedangkan 13.56, 27.12, dan 40.68 MHz untuk
frekuensi radio. Secara singkat, mekanismenya yaitu panas dihasilkan dari
dielektrik dan ionik. Pemanas dielektrik menggerakkan molekul air dalam pangan
dan kemudian memicu pergerakan dari ion-ion dalam bahan pangan sehingga
menghasilkan panas. Hal tersebut dipengaruhi oleh gerakan medan elektrik dari
alat tersebut. Kelebihan yang sangat nyata dari microwave ini disbanding dengan
metode konvensional adalah keefisienan waktu (lebih cepat), mudah dikontrol,
dan hemat energy. Gelombang mikro adalah gelombang elektromagnetik dengan
frekuensi super tinggi (Super High Frequency, SHF), yaitu di atas 3 GHz (3×109
Hz).
Pengolahan Pangan dengan Microwave meliputi
thawing dan tempering, reheating, drying, cooking, baking, sterilization,
pasteurization, dan blanching
a. Thawing
dan tempering.
Dahulu
kala untuk tempering dan thawing bahan pangan masih menggunakan metode
konvensional. Hal ini sangat tidak efisien. Banyak sekali kekurangan. Dengan
adanya microwave, kekurangan tersebut dapat dihilangkan.
Dengan metode konvensional, suhu akhir tempering dan thawing tidak dapat diketahui secara pasti, yaitu ± -2oC. Dengan demikian jika suhu tersebut meningkat dengan sendirinya tanpa disadari, maka salah satu resiko adalah pertumbuhan mikroba. Sedangkan dengan metode microwave, kita mampu mengontrol suhu tersebut dengan kisaran suhu -4 – (-2oC). Dengan demikian bahanpangan beku masih tetap kokoh dan bagus. Gelombang yang digunakan pada tempering dan thawing pada microwave adalah 915 Mhz.
Dengan metode konvensional, suhu akhir tempering dan thawing tidak dapat diketahui secara pasti, yaitu ± -2oC. Dengan demikian jika suhu tersebut meningkat dengan sendirinya tanpa disadari, maka salah satu resiko adalah pertumbuhan mikroba. Sedangkan dengan metode microwave, kita mampu mengontrol suhu tersebut dengan kisaran suhu -4 – (-2oC). Dengan demikian bahanpangan beku masih tetap kokoh dan bagus. Gelombang yang digunakan pada tempering dan thawing pada microwave adalah 915 Mhz.
b. Reheating
Kemampuan
microwave dalam meningkatkan suhu pangan dari suhu normal menjadi lebih tinggi
dengan kecepatan yang efisien merupakan kelebihan microwave.
c. Drying
Banyak
kelebihan yang dimiliki microwave dalam pengeringan. Pada metode pengeringan
konvensional, panas harus dikontrol dan dikondisikan terhadap jenis bahan.
Panas tersebut menguapkan bagian dalam bahan dan kemudian air menguap ke
permukaan dan kemudian menguap keluar. Hal ini membutuhkan waktu yang sangat
lama. Dengan menggunakan microwave, frekuensi dari alat ini langsung menuju ke
polar system, yaitu air. Sehingga mampu dengan cepat menggerakkan air tersebut
menuju permukaan dengan panas yang dihasilkan.
Selain itu, metode frekuensi microwave ini juga melindungi dari pengerasan bahan pangan dan reaksi browning.
Selain itu, metode frekuensi microwave ini juga melindungi dari pengerasan bahan pangan dan reaksi browning.
d. Cooking.
Pada
pemasakan, microwave dapat menghindarkan cookingloss pada produk pangan. Ada 2
cara untuk menghindari cookingloss yaitu, dengan cara memberikan pereheating
untuk proses selanjutnya yang salah satunya menggunakan microwave atau dengan
cara menggunakan microwave saja untuk proses awal sampai akhir.
e. Baking.
Kelebihan
microwave adalah dapat menghindari adanya crust dan browning sehingga produk
pangan berkesan segar. Hal ini berlawanan dengan proses baking. Proses baking
adalah proses dimana crust dan browning sangat dibutuhkan. Dengan demikian, hal
tersebut merupakan masalah besar. Oleh karena itu dibutuhkan gabungan teknik
pemanasan, yaitu frekuensi microwave dan ditambah suplai udara panas sesuai
suhu baking. Kombinasi 2 teknik tersebut mampu menghemat 66% waktu total.
Selain itu juga dapat memperpanjang daya simpan produk bakery karena suhu akhir
proses lebih rendah.
Selain itu juga dapat digunakan untuk mempercepat pertumbuhan yeast pada adonan roti. Waktu normalnya 25 – 30 menit, dengan microwave hanya 4 menit.Sterilization dan Pasteurization Dengan keefisiensian panas yang dihasilkan oleh frekuensi terhadap reaksi pada bahan pangan, microwave dapat menekan waktu yang dibutuhkan untuk sterilisasi dan pasteurisasi. Pada konteks ini, frekuensi yang digunakan adalah 2450 Mhz.
Selain itu juga dapat digunakan untuk mempercepat pertumbuhan yeast pada adonan roti. Waktu normalnya 25 – 30 menit, dengan microwave hanya 4 menit.Sterilization dan Pasteurization Dengan keefisiensian panas yang dihasilkan oleh frekuensi terhadap reaksi pada bahan pangan, microwave dapat menekan waktu yang dibutuhkan untuk sterilisasi dan pasteurisasi. Pada konteks ini, frekuensi yang digunakan adalah 2450 Mhz.
f. Blanching.
Pada
proses blanching, yang diharapkan adalah menghindari enzim aktif dan jumlah
mikroba awal. Selain itu juga tidak dikesampingkan masalah off flavor dan off color.
Dengan menggunakan microwave, frekuensi dapat menghasilkan panas untuk
menginaktifkan enzim dan tidak membuat off flavor dan off color. Hal ini sudah
ada bukti penelitian tentang tomat. Diberikan suuhu 105oC selama 2 menit, enzim
inhibitor mampu di non-aktifkan. Padahal dengan metode konvensional setidaknya
membutuhkan watu 30 menit dengan suhu yang sama untuk menginaktifkan enzim
inhibitor.
g. Precooking
Pada
saat precooking, dapat meningkatkan efisiensi proses dan meningkatkan hasil
dengan rendah limbah.
a. Mekanisme dan Prinsip Kerja
Jika
gelombang mikro diserap oleh sebuah benda, akan muncul efek pemanasan pada
benda tersebut. Jika makanan menyerap radiasi gelombang mikro, makanan menjadi
panas dan masak dalam waktu singkat. Proses inilah yang dimanfaatkan dalam oven
microwave.
1. Radiasi gelombang
Microwave oven menggunakan gelombang radio berfrekuensi 2,5GHz untuk memanaskan makanan. Gelombang tersebut merambat secara radiasi.
Microwave oven menggunakan gelombang radio berfrekuensi 2,5GHz untuk memanaskan makanan. Gelombang tersebut merambat secara radiasi.
2. Pemanasan
dielektrik <dielectric heating>
Microwave bekerja dengan melewatkan radiasi gelombang mikro pada molekul air, lemak, maupun gula yang sering terdapat pada bahan makanan. Molekul-molekul ini akan menyerap energi elektromagnetik tersebut. Proses penyerapan energi ini disebut sebagai pemanasan dielektrik (dielectric heating). Jenis material ini berkaitan erat dengan frekuensi gelombang radio yang berada pada frekuensi 2,5GHz. Molekul-molekul pada makanan bersifat elektrik dipol (electric dipoles), artinya molekul tersebut memiliki muatan negatif pada satu sisi dan muatan positif pada sisi yang lain. Akibatnya, dengan kehadiran medan elektrik yang berubah-ubah yang diinduksikan melalui gelombang mikro pada masing-masing sisi akan berputar untuk saling mensejajarkan diri satu sama lain. Pergerakan molekul ini akan menciptakan panas seiring dengan timbulnya gesekan antara molekul yang satu dengan molekul lainnya.
Microwave bekerja dengan melewatkan radiasi gelombang mikro pada molekul air, lemak, maupun gula yang sering terdapat pada bahan makanan. Molekul-molekul ini akan menyerap energi elektromagnetik tersebut. Proses penyerapan energi ini disebut sebagai pemanasan dielektrik (dielectric heating). Jenis material ini berkaitan erat dengan frekuensi gelombang radio yang berada pada frekuensi 2,5GHz. Molekul-molekul pada makanan bersifat elektrik dipol (electric dipoles), artinya molekul tersebut memiliki muatan negatif pada satu sisi dan muatan positif pada sisi yang lain. Akibatnya, dengan kehadiran medan elektrik yang berubah-ubah yang diinduksikan melalui gelombang mikro pada masing-masing sisi akan berputar untuk saling mensejajarkan diri satu sama lain. Pergerakan molekul ini akan menciptakan panas seiring dengan timbulnya gesekan antara molekul yang satu dengan molekul lainnya.
b. Komponen-komponen
microwave oven:
1. Magnetron.
Magnetron
merupakan bagian inti dari microwave oven. Komponen ini akan mengubah energi
listrik menjadi radiasi gelombang mikro. Pada bagian dalam magnetron, electron
dipancarkan dari sebuah terminal central yang disebut katode. Kutub positif
yang disebut anode mengelilingi katode menarik elektron-elektron. Selama
perjalanan pada garis lurus, magnet permanen memaksa elektron untuk bergerak
dalam jalur melingkar. Seiring elektron-elektron melewati resonansi di dalam
ruangan oven, elektron-elektron tersebut menghasilkan gelombang medan magnet
yang terus-menerus.
2. Waveguide.
Waveguide
adalah sebuah komponen yang didesain untuk mengarahkan gelombang. Untuk tiap
jenis gelombang waveguide yang digunakan tidak sama. Waveguide untuk gelombang
mikro dapat dibangun dari bahan konduktor.
3. Microwave
Stirrer.Komponen yang menyerupai baling-baling ini digunakan untuk menyebarkan
gelombang mikro di dalam microwave oven. Biasanya dikombinasikan dengan sebuah
komponen seperti piringan yang dapat diputar pada bagian bawah. Kombinasi ini
memungkinkan kecepatan tingkat kematangan yang merata saat memasak.
c.
Keuntungan.
Keuntungan
pengeringan dengan menggunakan oven microwave adalah kemerataan energi pada
keseluruhan sebuah bahan pangan dan kemampuannya untuk mencapai tingkat kadar
air tertentu secara otomatis.
Waktu yang digunakan juga lebih singkat daripada metode konvensional lainnya.
Waktu yang digunakan juga lebih singkat daripada metode konvensional lainnya.
BAB
III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan.
Ø Arus
listrik bolak-balik dengan beda potensial rendah dan arus searah dengan beda
potensial tinggi diubah dalam bentuk arus searah.
Ø Magnetron
menggunakan arus ini untuk menghasilkan gelombang mikro dengan frekuensi 2,45
GHz.
Ø Gelombang
mikro diarahkan oleh sebuah antenna pada bagian atas magnetron ke dalam sebuah
waveguide.
Ø Waveguide meneruskan gelombang mikro ke sebuah
alat yang menyerupai kipas, disebut dengan stirrer. Stirrer menyebarkan
gelombang mikro di dalam ruang oven.
Ø Gelombang
mikro ini kemudian dipantulkan oleh dinding dalam oven dan diserap oleh molekul
–molekul makanan.
Ø Karena
setiap gelombang mempunyai sebuah komponen positif dan negatif, molekul-molekul
makanan didesak kedepan dan kebelakang selama 2 kali kecepatan frekuensi
gelombang mikro, yaitu 4,9 juta kali dalam setiap detik.
Daftar Pustaka
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home