Laporan Praktikum Perkecambahan Benih
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.
Biji merupakan alat perbanyakan yang
umum digunakan oleh tumbuh-tumbuhan. Perbanyakan dengan biji akan menghasilkan
bibit tanaman yang terhindar dari penyakit yang disebabkan oleh virus, karena
virus tidak ditularkan melalui biji.Peristiwa awal yang dialami oleh biji dalam
perkembangannya adalah perkecambahan. Perkecambahan adalah proses tumbuhnya
embrio yang tadinya dalam keadaan istirahat dan diikuti oleh robeknya kulit
biji. Untuk terjadinya perkecambahan biji, maka syarat-syarat yang dibutuhkan
untuk tumbuhnya suatu biji harus terpenuhi. Adapun syarat-syarat tersebut
antara lain air, oksigen, temperatur, cahaya, dan kelembaban.( Anonim, 1989)
Air berfungsi sebagai zat pelarut,
pengiat enzim-enzim, melunakkan kulit biji, dan ikut serta dalam reaksi-reaksi
yang terjadi di dalam biji. Mula-mula air masuk ke dalam biji karena penyerapan
oleh kulit biji secara imbibisi dan osmose. Akibat penyerapan tersebut sel-sel
dalam biji membesar sehingga volume biji ikut membasar. Air yang masuk kedalam
biji akan mengaktifkan enzim-enzim dan ikut serta dalam membantu pernafasan
sehingga menghasilkan tenaga. Tenaga ini digunakan untuk pembelahan sel-sel
embrio. Jumlah air yang diserap oleh biji tergantung dari permiabilitas kulit
biji, suhu (temperatur), susunan kimia dalam biji, dan jenis biji.
Oksigen sangat diperlukan oleh biji
untuk melakukan pernafasan sehingga dihasilkan tenaga. Jumlah oksigen yang
dibutuhkan biji brbeda-beda. Ada yang memerlukan cukup oksigen, tetapi ada juga
yang mampu berkecambah dalam keadaan yang hampir tidak mengandung oksigen.(
Harjadi, S 1980.)
Perkecambahan biji memerlukan
temperatur tertentu. Tiap tiap tanaman memerlukan temperatur yang berbeda untuk
perkecambahannya. Sebagai contoh untuk pertumbuhan yang baik, biji seledri
memerlukan suhu 1 derajat celcius, sedang biji bayem berkecambah baik pada suhu
20-30oC. Temperatur yang terbaik untuk perkecambahan adalah
temperatur optimum, dimana diatas temperatur maksimum dan dibawah temperatur
minimum tanaman akan mati.
Cahaya menyebabkan terjadinya
zat-zat tertentu yang berpengaruh terhadap perkecambahan biji. Tetapi tidak
semua jenis tanaman bijinya membutuhkan cahaya untuk berkecambah. Berdasarkan
peka atau tidaknya terhadap cahaya tanaman dibedakan menjadi (a) peka cahaya (lightkhiemer),
(b) tidak peka cahaya (donkerkhiemer) dan tidak terpengaruh cahaya (indifferent).Bibit
yang baik dan mempunyai vigor yang tinggi berasal dari bahan tanam atau biji
yang berkualitas baik. Kecepatan kecambah dan daya kecambah diperlukan untuk
mengetahui kualitas suatu biji.Daya kecambah suatu biji adalah banyaknya biji
yang berkecambah dari sejumlah biji murni yang dikecambahkan, dan dinyatakan
dalam persen, serta dalam waktu tertentu. Biji disebut murni bila biji-biji
tersebut berasal dari suatu varietas, serta memiliki bentuk, warna dan ukuran
yang sama atau hampir sama.
Kecepatan kecambah adalah banyaknya biji yang
berkecambah dari sejumlah biji murni yang dikecambahkan, dan dinyatakan dalam
persen, serta dalam waktu yang lebih pendek dari pada waktu untuk menentukan
daya kecambah. Waktu yang digunakan untuk menentukan kecepatan kecambah
merupakan waktu atau saat dimana jumlah biji berkecambah paling banyak.
Kecepatan kecambah biji memberikan gambaran bahwa pertumbuhan biji dan bibit
akan serentak dan seragam. Biji dikatakan berkualitas baik atau tinggi bila
mempunyai daya kecambah dan kecepatan kecambah diatas 80%.( Mangoendidjojo W.
2007)
1.2 Tujuan
Menentukanbenih
yang berkualitasbaikmelaluiujidayakecambahdankecepatanberkecambahbiji.
II. TINJAUAN
PUSTAKA.
Pengujian daya tumbuh benih seperti
halnya pengujian kadar air dan pengujian kemurnian benih, merupakan pengujian
rutin pada pengujian benih di laboratorium. Daya tumbuh benih adalah munculnya
unsur – unsur utama dari lembaga dari suatu benih yang diuji yang menunjukkan
kemampuan untuk menjadi tanaman normal apabila ditanam pada lingkungan yang
sesuai bagi benih tersebut. Presentasi daya tumbuh benih adalah presentasi dan
benih yang membentuk bibit/ tanaman normal pada lingkungan yang sesuai dalam
jangka waktu tertentu. Tujuan pengujian daya tumbuh adalah untuk mendapatkan
keterangan/ gambaran dari benih yang diuji yang mendekati kenyataan lapangan.
Dari benih yang baik akan muncul kecambah
normal, sebaliknya benih yang rusak, rendah kualitasnya menghasilkan kecambah
atau bibit yang tidak normal atau abnormal. Kerusakan benih dapat terlihat
nyata ( retak kulit, mengelupas atau biji pecah ). Tapi kadang terlihat
kerusakan pada bagian dalam benih. Kerusakan benih dapat diketahui setelah
benih berkecambah abnormal.Daya tumbuh minimal bersertikat adalah 80% pada padi
dan kedelai serta 90% untuk jagung. Pada benih kacang tanah adalah 60 %.
Kecambah bibit abnormal adalah bibit
yang tidak mempunyai syarat sebagai bibit normal. Abnormalitas dapat terjadi
pada plamula terbelah, kerdil, akar tumbuh lemah atau tidak tumbuh sama sekali,
koleoptil kosong atau tidak keluar seluruhnya. Dapat juga plamula dan akar
tumbuh melingkar – lingkar ( spiral ). Pada legume abnormalitas berupa tidak
ada epikotil, hypocotil pendek, menjadi tebal atau belah, dan akar terlambat
perkembangannya. Dapat juga kotiledon dan epikotil busuk atau rusak.
Biji keras adalah biji yang tetap
keras pada akhir jangka waktu pengujian yang ditetapkan disebabkan kekerasan
atau kekedapan kullitnya hingga tidak menyerap air. Biji pedoman adalah biji
hidup yang tidak tumbuah pada lingkungan yang sesuai bagi pertumbuhannya tapi
tidak termasuk biji keras.
Perkecambahan benih. Uji
perkecambahan benih dapat dilakukan di laboratorium dengan menggunakan
germinator (alat pengecambah benih) dengan media kertas dan metode uji = UDK
(Uji Di atas kertas), UAK (Uji Antar Kertas) dan UKDdp (Uji Kertas digulung
didirikan dalam plastik). Uji perkecambahan benih di rumah kaca umumnya
menggunakan media tanah halus, pasir halus, serbuk gergaji dan media lainnya,
dapat berupa campuran atau tidak dicampur.
2.1 Tipe Perkecambahan Benih
Ø Epieal
Munurut sutopo (2002) tipe perkecambahan epigeal adalah dimana munculnya
radikel diikuti dengan memanjangnya hipokotil secara keseluruhan dan membawa
serta kotiledon dan plumula terangkat keatas permukaan tanah.
Ø Hipogeal
Hipokogeal adalah apabila terjadi pembentangan ruas batang teratas
(epikotil)
sehingga
daun lembaga ikut tertarik ke atas tanah, tetapi kotiledon tetap berada dibawah
tanah,(pratiwi.2006).
2.2 Metabolisme Perkecambahan Benih
Selama
proses perkecambahan berlangsung, jaringan yang mengandung cadangan makanan karbohidrat,
lemak, dan protein akan dihidrolisis dan dirubah menjadi senyawa yang sederhana
dalam bentuk senyawa yang mudah diangkut. Kemudian dipindahkan ke titik tumbuh
embrio dan disusun kembali ke dalam jaringan yang baru. Beberapa hasil dari
hidrolisis digunakan dalam proses respirasi yang melibatkan oksigen dan
menghasilkan CO2, H2O, dan enersi.
Pada
lapisan aleuron dalam benih juwawut, padi, dan gandum hormon asam
gibberellin (GA 3) dihasilkan oleh embrio tanaman di dalam benih, akan memicu
sel sel aleuron menghasilkan enzim untuk menguraikan protein dan karbihidrat
menghasilkan senyawa gula sederhana, dan asam amino memasok embrio yang
sedang tumbuh dengan enersi untuk berkecambah dan tumbuh (Chandra, 1982). Apabila tanpa pasokan hormon asam gibberillin
pada sel aleuron tidak terjadi pembentukan enzim-enzim perombak. Hormon
gibberallin memicu pembentukan molekul m-RNA spesifik yang akan mendorong
sel aleuron menghasilkan enzim-enzim seperti : alpha-amylase.
2.3 Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Vigor Benih :
a. Faktor
dalam
·
Gen
·
Persediaan makanan dalam biji
·
Hormon
·
Ukuran dan kekerasan niji
·
Dormansi
b. Faktor
luar
·
Air
·
Temperature
·
Oksigen
·
Medium
III. Metodelogi Praktikum
3.1 Alat
Dan Bahan
a. Biji
padi dan biji jagung (monokotil)
b. Biji
kedelai dan biji kacang tanah (dikotil)
c. Cutter
d.
Kaca pembesar
e. Gelas
aqua
f. Air
g. Kapas
3.2 Langkah
Kerja
1. Kapas
2. Basahi
dengan air, taruh di gelas aqua
3. Biji
4. Tanam
biji dalam gelas aqua
5. Amati
selama 5 hari
6. Hasil
7. Dukumentasi
dan catat perkembangannya
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel
1 benih yang berkecambah
Jenistanaman
|
Waktupengamatan/ hari
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
|
Padi
|
-
|
0.5cm
|
1cm
|
1,5cm
|
2cm
|
Jagung
|
-
|
-
|
0,5cm
|
1cm
|
2cm
|
kedelai
|
-
|
1cm
|
1,5cm
|
2cm
|
6cm
|
Kacang tanah
|
-
|
-
|
-
|
0,5cm
|
1,5cm
|
Tabel
3 biji yang abnormal
Jenistanaman
|
Waktupengamatan/ hari
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
|
Padi
|
-
|
-
|
berjamur
|
berjamur
|
busuk
|
Jagung
|
-
|
-
|
bengkak
|
berjamur
|
busuk
|
kedelai
|
-
|
-
|
bengkak
|
berjamu
|
busuk
|
Kacang tanah
|
-
|
-
|
berjamur
|
bengkak
|
busuk
|
4.2
Pembahasan
Perkecambahan merupakan proses metobolisme biji hingga
dapat menghasilkan pertumbuhan dari komponen kecambah (plumula dan
radikula). Definisi perkecambahan adalah jika sudah dapat dilihat atribut
perkecambahannya, yaitu plumula dan rdikula dan keduanya tumbuh normal dalam
jangka waktu tertentu sesuai dengan ketentuan ISTA (International Seed
Testing Association).Setiap biji yang dikecambahkan ataupun yang diujikan
tidak selalu prosentase pertumbuhan kecambahnya sama, hal ini dipengaruhi
bebagai macam faktor-faktor yang mempengaruhi perkecambahan.
Daya kecambah benih memberikan imformasi kepada
pemakai benih tumbuh normal menjadi tanaman yang berproduksi wajar dalam
kondisi biofisik lapangan yang serba optimal.Parameter yang digunakan dapat
berupa persentase kecambah normal berdasarkan penilaian terhadap struktur
tumbuh embrio yang diamati secara langsung. Secara tidak lansung dengan hanya
melihat gejala metabolisme benih yang berkaitan dengan kehidupan benih.
Persentase perkecambahan adalah : Persentase kecambah normal yang dapat
dihasilkan oleh benih murni pada kondisi yang menguntungkan dalam jangka waktu
yang sudah ditetapkan.
Pengujian pada kondisi lapangan biasanya tidak
memuaskan karena hasilnya kurang dapat dipercaya. Oleh karena itu metode
labolatorium dikembangkan sedemikian rupa, dimana beberapa atau seluruh kondisi
luar / lapangan dapat dikendalikan dengan teratur. Sehingga memberikan hasil
perkecambahan yang lengkap dan cepat dari contoh benih yang dianalisa.
Metode
perkecambahan dengan pengujian dilabolaotorium hanya menentukan persentase
perkecambahan total. Dan dibatasi pada pemunculan dan perkembangan
struktur – struktur penting dari embrio, yang menunjukan kemampuan untuk
menjadi tanaman normal pada kondisi lapangan yang oftimum. Sedangakan kecambah
yang tidak menunjukan kemampuan tersebut dinilai sebagai kecambah abnormal.
Benih yang tidak dorman tetapi tidak tumbuh setelah periode pengujian tertentu
dinilai sebagai mati.
V.SIMPULAN
Dari hasil praktikum dapat diambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut, Struktur
benih dikot umumnya terdiri dari : embrio, kulit biji dan kotiledon dan pada
benih monokotil terdiri dari embrio, kulit biji dan endosferm.Pada pengujian
kemurnian benih belum memenuhi standart benih sebar, tetapi pada pengujian
benih ini ternyata daya kecambahnya rendah, berarti kemurnian benih belum
menjamin daya viability dan vigor benih.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim,
1989. Dasar-Dasar Bercocok Tanam.Penerbit
Kanisius, Yogyakarta Persada Book
Indonesia
Agribusiness%20%20penentuan%20Kemampuan%20Perkecambahan%20Biji%20Berkualitas
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home