Monday 16 October 2017

Laporan Praktikum Perkecambahan Benih

I.         PENDAHULUAN
1.1       Latar Belakang.
Biji merupakan alat perbanyakan yang umum digunakan oleh tumbuh-tumbuhan. Perbanyakan dengan biji akan menghasilkan bibit tanaman yang terhindar dari penyakit yang disebabkan oleh virus, karena virus tidak ditularkan melalui biji.Peristiwa awal yang dialami oleh biji dalam perkembangannya adalah perkecambahan. Perkecambahan adalah proses tumbuhnya embrio yang tadinya dalam keadaan istirahat dan diikuti oleh robeknya kulit biji. Untuk terjadinya perkecambahan biji, maka syarat-syarat yang dibutuhkan untuk tumbuhnya suatu biji harus terpenuhi. Adapun syarat-syarat tersebut antara lain air, oksigen, temperatur, cahaya, dan kelembaban.( Anonim, 1989)
Air berfungsi sebagai zat pelarut, pengiat enzim-enzim, melunakkan kulit biji, dan ikut serta dalam reaksi-reaksi yang terjadi di dalam biji. Mula-mula air masuk ke dalam biji karena penyerapan oleh kulit biji secara imbibisi dan osmose. Akibat penyerapan tersebut sel-sel dalam biji membesar sehingga volume biji ikut membasar. Air yang masuk kedalam biji akan mengaktifkan enzim-enzim dan ikut serta dalam membantu pernafasan sehingga menghasilkan tenaga. Tenaga ini digunakan untuk pembelahan sel-sel embrio. Jumlah air yang diserap oleh biji tergantung dari permiabilitas kulit biji, suhu (temperatur), susunan kimia dalam biji, dan jenis biji.
Oksigen sangat diperlukan oleh biji untuk melakukan pernafasan sehingga dihasilkan tenaga. Jumlah oksigen yang dibutuhkan biji brbeda-beda. Ada yang memerlukan cukup oksigen, tetapi ada juga yang mampu berkecambah dalam keadaan yang hampir tidak mengandung oksigen.( Harjadi, S 1980.)
Perkecambahan biji memerlukan temperatur tertentu. Tiap tiap tanaman memerlukan temperatur yang berbeda untuk perkecambahannya. Sebagai contoh untuk pertumbuhan yang baik, biji seledri memerlukan suhu 1 derajat celcius, sedang biji bayem berkecambah baik pada suhu 20-30oC. Temperatur yang terbaik untuk perkecambahan adalah temperatur optimum, dimana diatas temperatur maksimum dan dibawah temperatur minimum tanaman akan mati.
            Cahaya menyebabkan terjadinya zat-zat tertentu yang berpengaruh terhadap perkecambahan biji. Tetapi tidak semua jenis tanaman bijinya membutuhkan cahaya untuk berkecambah. Berdasarkan peka atau tidaknya terhadap cahaya tanaman dibedakan menjadi (a) peka cahaya (lightkhiemer), (b) tidak peka cahaya (donkerkhiemer) dan tidak terpengaruh cahaya (indifferent).Bibit yang baik dan mempunyai vigor yang tinggi berasal dari bahan tanam atau biji yang berkualitas baik. Kecepatan kecambah dan daya kecambah diperlukan untuk mengetahui kualitas suatu biji.Daya kecambah suatu biji adalah banyaknya biji yang berkecambah dari sejumlah biji murni yang dikecambahkan, dan dinyatakan dalam persen, serta dalam waktu tertentu. Biji disebut murni bila biji-biji tersebut berasal dari suatu varietas, serta memiliki bentuk, warna dan ukuran yang sama atau hampir sama.
Kecepatan kecambah adalah banyaknya biji yang berkecambah dari sejumlah biji murni yang dikecambahkan, dan dinyatakan dalam persen, serta dalam waktu yang lebih pendek dari pada waktu untuk menentukan daya kecambah. Waktu yang digunakan untuk menentukan kecepatan kecambah merupakan waktu atau saat dimana jumlah biji berkecambah paling banyak. Kecepatan kecambah biji memberikan gambaran bahwa pertumbuhan biji dan bibit akan serentak dan seragam. Biji dikatakan berkualitas baik atau tinggi bila mempunyai daya kecambah dan kecepatan kecambah diatas 80%.( Mangoendidjojo W. 2007)

1.2       Tujuan
Menentukanbenih yang berkualitasbaikmelaluiujidayakecambahdankecepatanberkecambahbiji.
II.      TINJAUAN PUSTAKA.
Pengujian daya tumbuh benih seperti halnya pengujian kadar air dan pengujian kemurnian benih, merupakan pengujian rutin pada pengujian benih di laboratorium. Daya tumbuh benih adalah munculnya unsur – unsur utama dari lembaga dari suatu benih yang diuji yang menunjukkan kemampuan untuk menjadi tanaman normal apabila ditanam pada lingkungan yang sesuai bagi benih tersebut. Presentasi daya tumbuh benih adalah presentasi dan benih yang membentuk bibit/ tanaman normal pada lingkungan yang sesuai dalam jangka waktu tertentu. Tujuan pengujian daya tumbuh adalah untuk mendapatkan keterangan/ gambaran dari benih yang diuji yang mendekati kenyataan lapangan.
Dari benih yang baik akan muncul kecambah normal, sebaliknya benih yang rusak, rendah kualitasnya menghasilkan kecambah atau bibit yang tidak normal atau abnormal. Kerusakan benih dapat terlihat nyata ( retak kulit, mengelupas atau biji pecah ). Tapi kadang terlihat kerusakan pada bagian dalam benih. Kerusakan benih dapat diketahui setelah benih berkecambah abnormal.Daya tumbuh minimal bersertikat adalah 80% pada padi dan kedelai serta 90% untuk jagung. Pada benih kacang tanah adalah 60 %.
Kecambah bibit abnormal adalah bibit yang tidak mempunyai syarat sebagai bibit normal. Abnormalitas dapat terjadi pada plamula terbelah, kerdil, akar tumbuh lemah atau tidak tumbuh sama sekali, koleoptil kosong atau tidak keluar seluruhnya. Dapat juga plamula dan akar tumbuh melingkar – lingkar ( spiral ). Pada legume abnormalitas berupa tidak ada epikotil, hypocotil pendek, menjadi tebal atau belah, dan akar terlambat perkembangannya. Dapat juga kotiledon dan epikotil busuk atau rusak.
Biji keras adalah biji yang tetap keras pada akhir jangka waktu pengujian yang ditetapkan disebabkan kekerasan atau kekedapan kullitnya hingga tidak menyerap air. Biji pedoman adalah biji hidup yang tidak tumbuah pada lingkungan yang sesuai bagi pertumbuhannya tapi tidak termasuk biji keras.
Perkecambahan benih. Uji perkecambahan benih dapat dilakukan di laboratorium dengan menggunakan germinator (alat pengecambah benih) dengan media kertas dan metode uji = UDK (Uji Di atas kertas), UAK (Uji Antar Kertas) dan UKDdp (Uji Kertas digulung didirikan dalam plastik). Uji perkecambahan benih di rumah kaca umumnya menggunakan media tanah halus, pasir halus, serbuk gergaji dan media lainnya, dapat berupa campuran atau tidak dicampur.

2.1  Tipe Perkecambahan Benih
Ø  Epieal
Munurut sutopo (2002) tipe perkecambahan epigeal adalah dimana munculnya radikel diikuti dengan memanjangnya hipokotil secara keseluruhan dan membawa serta kotiledon dan plumula terangkat keatas permukaan tanah.
Ø  Hipogeal
Hipokogeal adalah apabila terjadi pembentangan ruas batang teratas (epikotil)
sehingga daun lembaga ikut tertarik ke atas tanah, tetapi kotiledon tetap berada dibawah tanah,(pratiwi.2006).
2.2  Metabolisme Perkecambahan Benih
Selama proses perkecambahan berlangsung, jaringan yang mengandung cadangan makanan karbohidrat, lemak, dan protein akan dihidrolisis dan dirubah menjadi senyawa yang sederhana dalam bentuk senyawa yang mudah diangkut. Kemudian dipindahkan ke titik tumbuh embrio dan disusun kembali ke dalam jaringan yang baru. Beberapa hasil dari hidrolisis digunakan dalam proses respirasi yang melibatkan oksigen dan menghasilkan CO2, H2O, dan enersi.
Pada lapisan aleuron dalam benih juwawut, padi, dan gandum hormon  asam gibberellin (GA 3) dihasilkan oleh embrio tanaman di dalam benih, akan memicu sel sel aleuron menghasilkan enzim untuk menguraikan protein dan karbihidrat menghasilkan senyawa gula sederhana, dan asam amino memasok  embrio yang sedang tumbuh dengan enersi untuk berkecambah dan tumbuh (Chandra, 1982).  Apabila tanpa pasokan hormon asam gibberillin pada sel aleuron tidak terjadi pembentukan enzim-enzim perombak. Hormon gibberallin memicu pembentukan molekul m-RNA spesifik  yang akan mendorong sel aleuron menghasilkan enzim-enzim seperti : alpha-amylase.
2.3  Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Vigor Benih :
a.       Faktor dalam
·         Gen
·         Persediaan makanan dalam biji
·         Hormon
·         Ukuran dan kekerasan niji
·         Dormansi
b.      Faktor luar
·         Air
·         Temperature
·         Oksigen
·         Medium
III.       Metodelogi Praktikum
3.1       Alat Dan Bahan
a.       Biji padi dan biji jagung (monokotil)
b.      Biji kedelai dan biji kacang tanah (dikotil)
c.       Cutter
d.      Kaca pembesar
e.       Gelas aqua
f.       Air
g.      Kapas
3.2       Langkah Kerja
1.      Kapas
2.      Basahi dengan air, taruh di gelas aqua
3.      Biji
4.      Tanam biji dalam gelas aqua
5.      Amati selama 5 hari
6.      Hasil
7.      Dukumentasi dan catat perkembangannya
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel 1 benih yang berkecambah
Jenistanaman
Waktupengamatan/ hari
1
2
3
4
5
Padi
-
0.5cm
1cm
1,5cm
2cm
Jagung
-
-
0,5cm
1cm
2cm
kedelai
-
1cm
1,5cm
2cm
6cm
Kacang tanah
-
-
-
0,5cm
1,5cm

Tabel 3 biji yang abnormal
Jenistanaman
Waktupengamatan/ hari
1
2
3
4
5
Padi
-
-
berjamur
berjamur
busuk
Jagung
-
-
bengkak
berjamur
busuk
kedelai
-
-
bengkak
berjamu
busuk
Kacang tanah
-
-
berjamur
bengkak
busuk

4.2  Pembahasan
Perkecambahan merupakan proses metobolisme biji hingga dapat menghasilkan pertumbuhan dari komponen kecambah (plumula dan radikula). Definisi perkecambahan adalah jika sudah dapat dilihat atribut perkecambahannya, yaitu plumula dan rdikula dan keduanya tumbuh normal dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan ketentuan ISTA (International Seed Testing Association).Setiap biji yang dikecambahkan ataupun yang diujikan tidak selalu prosentase pertumbuhan kecambahnya sama, hal ini dipengaruhi  bebagai macam faktor-faktor yang mempengaruhi perkecambahan.
Daya kecambah benih memberikan imformasi kepada pemakai benih tumbuh normal menjadi tanaman yang berproduksi wajar dalam kondisi biofisik lapangan yang serba optimal.Parameter yang digunakan dapat berupa persentase kecambah normal berdasarkan penilaian terhadap struktur tumbuh embrio yang diamati secara langsung. Secara tidak lansung dengan hanya melihat gejala metabolisme benih yang berkaitan dengan kehidupan benih. Persentase perkecambahan adalah : Persentase kecambah normal yang dapat dihasilkan oleh benih murni pada kondisi yang menguntungkan dalam jangka waktu yang sudah ditetapkan.
Pengujian pada kondisi lapangan biasanya tidak memuaskan karena  hasilnya kurang dapat dipercaya. Oleh karena itu metode labolatorium dikembangkan sedemikian rupa, dimana beberapa atau seluruh kondisi luar / lapangan dapat dikendalikan dengan teratur. Sehingga memberikan hasil perkecambahan yang lengkap dan cepat dari contoh benih yang dianalisa.
            Metode perkecambahan dengan pengujian dilabolaotorium hanya menentukan persentase perkecambahan  total. Dan dibatasi pada pemunculan dan perkembangan struktur – struktur penting dari embrio, yang menunjukan kemampuan untuk menjadi tanaman normal pada kondisi lapangan yang oftimum. Sedangakan kecambah yang tidak menunjukan kemampuan tersebut dinilai sebagai kecambah abnormal. Benih yang tidak dorman tetapi tidak tumbuh setelah periode pengujian tertentu dinilai sebagai mati.









V.SIMPULAN
Dari hasil praktikum dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut, Struktur benih dikot umumnya terdiri dari : embrio, kulit biji dan kotiledon dan pada benih monokotil terdiri dari embrio, kulit biji dan endosferm.Pada pengujian kemurnian benih belum memenuhi standart benih sebar, tetapi pada pengujian benih ini ternyata daya kecambahnya rendah, berarti kemurnian benih belum menjamin daya viability dan vigor benih.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1989. Dasar-Dasar Bercocok Tanam.Penerbit Kanisius, Yogyakarta        Persada Book Indonesia
Agribusiness%20%20penentuan%20Kemampuan%20Perkecambahan%20Biji%20Berkualitas




0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home