Tinjauan Pustaka Tanaman Cabai Merah
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Taksonomi Tanaman
cabai merah (Capsicum annum L.)
Menurut
(Harpenas, 2010), taksonomi tanaman cabai merah secara umum diklasifikasikan
sebagai berikut :
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas :
Dicotyledoneae
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Genus : Capsicum
Spesies : Capsicum annum
L
2.2. Morfologi tanaman cabai merah
2.2.1. Akar
5
|
Menurut
(Harpenas, 2010), cabai adalah tanaman semusim yang berbentuk perdu dengan
perakaran akar tunggang. Sistem perakaran tanaman cabai agak menyebar,
panjangnya berkisar 25 - 35 cm. Akar ini berfungsi antara lain menyerap air dan
zat makanan dari dalam tanah, serta menguatkan berdirinya batang tanaman. Sedangkan
menurut (Tjahjadi, 2011) akar tanaman cabai tumbuh tegak lurus ke dalam tanah,
berfungsi sebagai penegak pohon yang memiliki kedalaman ± 200 cm serta berwarna
coklat. Dari akar tunggang tumbuh akar-akar cabang, akar cabang tumbuh
horisontal didalam tanah, dari akar cabang tumbuh akar serabut yang berbentuk
kecil-kecil dan membentuk masa yang rapat.https://goresanpandanduri.blogspot.co.id/2017/10/media-tanam-kompos-serbuk-kayu-budidaya.html
2.2.2. Batang
Batang utama cabai menurut (Hewindati,
2006) tegak dan pangkalnya berkayu dengan panjang 20 - 28 cm dengan diameter
1,5 - 2,5 cm. Batang percabangan berwarna hijau dengan panjang mencapai 5 - 7
cm, diameter batang percabangan mencapai 0,5 - 1 cm. Percabangan bersifat
dikotomi atau menggarpu, tumbuhnya cabang beraturan secara berkesinambungan. Sedangkan
menurut (Tjahjadi, 2011) batang cabai
memiliki Batang berkayu, berbuku - buku, percabangan lebar, penampang bersegi, batang muda berambut halus berwarna
hijau, tanaman cabai berbatang tegak yang bentuknya bulat. Tanaman cabai dapat
tumbuh setinggi 50 - 150 cm, merupakan tanaman perdu yang warna batangnya hijau
dan beruas-ruas yang dibatasi dengan buku - buku yang panjang tiap ruas 5 - 10
cm dengan diameter data 5 - 2 cm.
2.2.3. Daun
Daun cabai menurut (Dermawan, 2010)
berbentuk hati , lonjong, atau agak bulat telur dengan posisi berselang-seling.
Sedangkan menurut (Hewindati, 2006), daun cabai berbentuk memanjang oval dengan
ujung meruncing atau diistilahkan dengan oblongus acutus, tulang daun berbentuk
menyirip dilengkapi urat daun. Bagian permukaan daun bagian atas berwarna hijau
tua, sedangkan bagian permukaan bawah berwarna hijau muda atau hijau terang.
Panjang daun berkisar 9 - 15 cm dengan lebar 3,5 - 5 cm. Selain itu daun cabai
merupakan Daun tunggal, bertangkai (panjangnya 0,5 - 2,5 cm), letak tersebar.
Helaian daun bentuknya bulat telur sampai elips, ujung runcing, pangkal
meruncing, tepi rata, petulangan menyirip, panjang 1,5 - 12 cm, lebar 1- 5 cm,
berwarna hijau.
2.2.4. Bunga
Menurut (Hendiwati, 2006), bunga
tanaman cabai berbentuk terompet kecil, umumnya bunga cabai berwarna putih,
tetapi ada juga yang berwarna ungu. Cabai berbunga sempurna dengan benang sari
yang lepas tidak berlekatan. Disebut berbunga sempurna karena terdiri atas
tangkai bunga, dasar bunga, kelopak bunga, mahkota bunga, alat kelamin jantan
dan alat kelamin betina. Bunga cabai disebut juga berkelamin dua atau
hermaphrodite karena alat kelamin jantan dan betina dalam satu bunga. Bunga
cabai merupakan bunga tunggal, berbentuk bintang, berwarna putih, keluar dari
ketiak daun. (Tjahjadi, 2011), menyebutkan bahwa posisi bunga cabai
menggantung. Warna mahkota putih, memiliki kuping sebanyak 5 - 6 helai,
panjangnya 1-1,5 cm, lebar 0,5 cm, warna kepala putik kuning.
2.2.5. Buah
dan Biji
Buah cabai berbentuk kerucut
memanjang, lurus atau bengkok, meruncing pada bagian ujungnya, menggantung,
permukaan licin mengkilap, diameter 1- 2 cm, panjang 4-17 cm, bertangkai pendek,
rasanya pedas. Buah muda berwarna hijau tua, setelah masak menjadi merah cerah.
Sedangkan untuk bijinya biji yang masih muda berwarna kuning, setelah tua
menjadi cokelat, berbentuk pipih, berdiameter sekitar 4 mm. Rasa buahnya yang
pedas dapat mengeluarkan air mata orang yang menciumnya, tetapi orang tetap
membutuhkannya untuk menambah nafsu makan.
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home