Media Tanam Kompos Serbuk Kayu Budidaya Bunga Kol
Media Tanam Bunga Kol
Media tanam berfungsi sebagai tempat berjangkarnya akar, penyedia air, unsur
hara, penyedia oksigen bagi berlangsungnya proses fisiologi akar serta kehidupan
dan aktivitas mikroba tanah. Media tanam untuk budidaya tanaman bunga kol harus
subur, gembur dan mengandung banyak bahan organik, bahan organik tersebut dapat
berupa kompos serbuk kayu yang memiliki fungsi sebagai penyediaan rongga
udara, dengan demikian proses penyerapan
air dan unsur hara oleh tanaman bunga kol dapat berlangsung secara optimal.
Penggunaan kompos serbuk kayu sebagai media
tanam telah banyak dilakukan dan memberikan pengaruh yang positif terhadap pertumbuhan
dan hasil tanaman bunga kol (Pracaya, 2006).
Kompos serbuk kayu berasal dari
serbuk kayu berbentuk butiran-butiran halus yang terbuang saat kayu dipotong
dengan gergaji. Jumlah serbuk kayu yang dihasilkan dari pengrajin-pengrajin
kayu seperti produksi perabotan rumah tangga. Balai Penelitian Hasil Hutan
(BPHH) pada kilang penggergajian di Sumatera dan Kalimantan menunjukkan bahwa
rendemen rata-rata penggergajian adalah 45 persen, sisanya 55 persen berupa
limbah. Sebanyak 10 persen dari limbah penggergajian tersebut merupakan serbuk
kayu.
Serbuk
kayu sebagai limbah industri perabotan rumah tangga pemanfaatannya secara
ekonomis masih belum optimal dan juga keberadaan serbuk kayu tersedia dalam
jumlah banyak bahkan di bakar masyarakat dan penyebab polusi udara. Secara
alami bahan organik yaitu serbuk gergaji akan mengalami pelapukan menjadi
kompos, tetapi waktunya lama antara setengah sampai satu tahun tergantung bahan
dan kondisinya. Agar proses pengomposan dapat berlangsung lebih cepat perlu
perlakuan tambahan. Pembuatan kompos dipercepat dengan menambahkan aktivator
atau inokulum atau biang kompos. Aktivator ini adalah jasad renik (mikroba)
yang bekerja mempercepat pelapukan bahan organik menjadi kompos serbuk kayu,
kompos tersebut dapat dimafaatkan sebagai media tanam yang sangat membantu
dalam kelangsungan pertumbuhan tanaman karena kompos serbuk kayu memiliki unsur
hara seperti tanah (Isro’i, 2008).
Kompos
serbuk kayu merupakan bahan organik yang telah mengalami degradasi/penguraian/pengomposan
sehingga berubah bentuk dan sudah tidak dikenali bentuk aslinya, berwarna kehitam-hitaman,
dan tidak berbau. Kompos akan meningkatkan kesuburan tanah dan merangsang perakaran
yang sehat (Indriani, 2007). Kompos
serbuk kayu memiliki kandungan yang berpotensi menyediakan unsur hara seperti N
1,33%, P 0,7%, K 0,60,% Ca 1,44%, Mg
0,20% bagi tanaman, sehingga unsur hara
yang dibutuhkan oleh tanaman bunga kol akan tercukupi. Kadar N pada kompos serbuk kayu memberikan efek menstimulir pertumbuhan
pada phase vegetatif yang juga merupakan unsur pengatur absorpsi kalium (K) dan
phosphor (P). Sejalan dengan pendapat ini, menyatakan tanaman menyerap N dalam
bentuk NO3 dan NH4 untuk membentuk asam amino dan protein serta
jaringan tanaman yang menduduki komposisi 1‐ 4 % bobot kering tanaman (Setiyo,
2007).
Kompos serbuk kayu sebagai media tanam
dapat menyediakan bahan ‐ bahan asam amino dan protein yang siap
membangun jaringan pertumbuhan tanaman termasuk mengandung zat tumbuh yaitu
auksin yang berperan dalam memacu pertumbuhan akar dan jaringan sehingga daya
serap akar terhadap unsur hara makro dan mikro sangat efektif. Nitrogen
dibutuhkan sebagai komponen asam amino dalam pembentukan protein, khlorofil
serta dalam pembelahan sel‐sel/jaringan tanaman (yuwono,2006).
Penggunaan kompos serbuk kayu sebagai
media tanam sangat baik karena dapat memberikan beberapa manfaat antara lain, menyediakan
unsur hara mikro bagi tanaman bunga kol, mengemburkan tanah, memperbaiki
struktur dan tekstur tanah, meningkatkan porositas, aerasi, dan komposisi
mikroorganisme tanah, meningkatkan daya ikat tanah terhadap air, memudahkan pertumbuhan akar tanaman, menyimpan air tanah lebih lama, mencegah lapisan kering pada media tanam tanaman bunga kol, mencegah beberapa penyakit akar,
dan menghemat pemakaian pupuk kimia atau pupuk buatan (Hadisumitro, 2009).
Kompos
serbuk kayu dalam tanah akan menyebabkan aktivitas dan populasi mikrobiologi
dalam tanah meningkat, terutama yang berkaitan dengan aktivitas dekomposisi dan
mineralisasi bahan organik. Beberapa mikroorganisme yang beperan dalam
dekomposisi bahan organik adalah fungi, bakteri dan aktinomisetes. Di samping
mikroorganisme tanah, fauna tanah juga berperan dalam dekomposi bahan organik
antara lain yang tergolong dalam protozoa, nematoda, Collembola, dan cacing
tanah. Fauna tanah ini berperan dalam proses humifikasi dan mineralisasi atau
pelepasan hara, bahkan ikut bertanggung jawab terhadap pemeliharaan struktur
tanah (isroi, 2008).
Kompos
sebuk kayu berpengaruh terhadap pH tanah dapat meeningkatkan atau menurunkan
tergantung oleh tingkat kematangan kompos yang kita tambahkan dan jenis
tanahnya. ilaporkan bahwa penamhan bahan organik pada tanah masam, antara lain
inseptisol, ultisol dan andisol mampu meningkatkan pH tanah dan mampu
menurunkan Al tertukar tanah (Suntoro,2002). Peningkatan pH tanah juga akan
terjadi apabila kompos yang kita tambahkan telah terdekomposisi lanjut
(matang), karena bahan organik yang telah termineralisasi akan melepaskan
mineralnya, berupa kation-kation basa, peran kompos serbuk kayu terhadap
ketersediaan hara dalam tanah tidak terlepas dengan proses mineralisasi yang
merupakan tahap akhir dari proses perombakan bahan organik. Kondisi pH tanah
juga menentukan perkembangan mikroorganisme dalam tanah. Pada pH 5,5 – 7 jamur
dan bakteri pengurai bahan organik akan tumbuh dengan baik. Demikian juga
mikroorganisme yang menguntungkan bagi akar tanaman juga akan berkembang dengan
baik.
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home