Wednesday 25 October 2017

Media Tanam Kompos Serbuk Kayu Budidaya Bunga Kol

Media Tanam Bunga Kol    
          Media tanam berfungsi sebagai tempat berjangkarnya akar, penyedia air, unsur hara, penyedia oksigen bagi berlangsungnya proses fisiologi akar serta kehidupan dan aktivitas mikroba tanah. Media tanam untuk budidaya tanaman bunga kol harus subur, gembur dan mengandung banyak bahan organik, bahan organik tersebut dapat berupa kompos serbuk kayu yang memiliki fungsi sebagai penyediaan rongga udara,  dengan demikian proses penyerapan air dan unsur hara oleh tanaman bunga kol dapat berlangsung secara optimal. Penggunaan kompos serbuk kayu sebagai media tanam telah banyak dilakukan dan memberikan pengaruh yang positif terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bunga kol (Pracaya, 2006).
          Kompos serbuk kayu berasal dari serbuk kayu berbentuk butiran-butiran halus yang terbuang saat kayu dipotong dengan gergaji. Jumlah serbuk kayu yang dihasilkan dari pengrajin-pengrajin kayu seperti produksi perabotan rumah tangga. Balai Penelitian Hasil Hutan (BPHH) pada kilang penggergajian di Sumatera dan Kalimantan menunjukkan bahwa rendemen rata-rata penggergajian adalah 45 persen, sisanya 55 persen berupa limbah. Sebanyak 10 persen dari limbah penggergajian tersebut merupakan serbuk kayu.
          Serbuk kayu sebagai limbah industri perabotan rumah tangga pemanfaatannya secara ekonomis masih belum optimal dan juga keberadaan serbuk kayu tersedia dalam jumlah banyak bahkan di bakar masyarakat dan penyebab polusi udara. Secara alami bahan organik yaitu serbuk gergaji akan mengalami pelapukan menjadi kompos, tetapi waktunya lama antara setengah sampai satu tahun tergantung bahan dan kondisinya. Agar proses pengomposan dapat berlangsung lebih cepat perlu perlakuan tambahan. Pembuatan kompos dipercepat dengan menambahkan aktivator atau inokulum atau biang kompos. Aktivator ini adalah jasad renik (mikroba) yang bekerja mempercepat pelapukan bahan organik menjadi kompos serbuk kayu, kompos tersebut dapat dimafaatkan sebagai media tanam yang sangat membantu dalam kelangsungan pertumbuhan tanaman karena kompos serbuk kayu memiliki unsur hara seperti tanah (Isro’i, 2008).
          Kompos serbuk kayu merupakan bahan organik yang telah mengalami degradasi/penguraian/pengomposan sehingga berubah bentuk dan sudah tidak dikenali bentuk aslinya, berwarna kehitam-hitaman, dan tidak berbau. Kompos akan meningkatkan kesuburan tanah dan merangsang perakaran yang sehat  (Indriani, 2007). Kompos serbuk kayu memiliki kandungan yang berpotensi menyediakan unsur hara seperti N 1,33%, P 0,7%, K 0,60,%  Ca 1,44%, Mg 0,20% bagi tanaman, sehingga unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman bunga kol akan tercukupi. Kadar N pada kompos serbuk kayu memberikan efek menstimulir pertumbuhan pada phase vegetatif yang juga merupakan unsur pengatur absorpsi kalium (K) dan phosphor (P). Sejalan dengan pendapat ini, menyatakan tanaman menyerap N dalam bentuk NO3 dan NH4 untuk membentuk asam amino dan protein serta jaringan tanaman yang menduduki komposisi 1 4 % bobot kering tanaman (Setiyo, 2007).
          Kompos serbuk kayu sebagai media tanam dapat menyediakan bahan bahan asam amino dan protein yang siap membangun jaringan pertumbuhan tanaman termasuk mengandung zat tumbuh yaitu auksin yang berperan dalam memacu pertumbuhan akar dan jaringan sehingga daya serap akar terhadap unsur hara makro dan mikro sangat efektif. Nitrogen dibutuhkan sebagai komponen asam amino dalam pembentukan protein, khlorofil serta dalam pembelahan selsel/jaringan tanaman (yuwono,2006).
            Penggunaan kompos serbuk kayu sebagai media tanam sangat baik karena dapat memberikan beberapa manfaat antara lain, menyediakan unsur hara mikro bagi tanaman bunga kol, mengemburkan tanah, memperbaiki struktur dan tekstur tanah, meningkatkan porositas, aerasi, dan komposisi mikroorganisme tanah, meningkatkan daya ikat tanah terhadap air, memudahkan pertumbuhan akar tanaman, menyimpan air tanah lebih lama, mencegah lapisan kering pada media tanam tanaman bunga kol, mencegah beberapa penyakit akar, dan menghemat pemakaian pupuk kimia atau pupuk buatan (Hadisumitro, 2009).
          Kompos serbuk kayu dalam tanah akan menyebabkan aktivitas dan populasi mikrobiologi dalam tanah meningkat, terutama yang berkaitan dengan aktivitas dekomposisi dan mineralisasi bahan organik. Beberapa mikroorganisme yang beperan dalam dekomposisi bahan organik adalah fungi, bakteri dan aktinomisetes. Di samping mikroorganisme tanah, fauna tanah juga berperan dalam dekomposi bahan organik antara lain yang tergolong dalam protozoa, nematoda, Collembola, dan cacing tanah. Fauna tanah ini berperan dalam proses humifikasi dan mineralisasi atau pelepasan hara, bahkan ikut bertanggung jawab terhadap pemeliharaan struktur tanah (isroi, 2008).

          Kompos sebuk kayu berpengaruh terhadap pH tanah dapat meeningkatkan atau menurunkan tergantung oleh tingkat kematangan kompos yang kita tambahkan dan jenis tanahnya. ilaporkan bahwa penamhan bahan organik pada tanah masam, antara lain inseptisol, ultisol dan andisol mampu meningkatkan pH tanah dan mampu menurunkan Al tertukar tanah (Suntoro,2002). Peningkatan pH tanah juga akan terjadi apabila kompos yang kita tambahkan telah terdekomposisi lanjut (matang), karena bahan organik yang telah termineralisasi akan melepaskan mineralnya, berupa kation-kation basa, peran kompos serbuk kayu terhadap ketersediaan hara dalam tanah tidak terlepas dengan proses mineralisasi yang merupakan tahap akhir dari proses perombakan bahan organik. Kondisi pH tanah juga menentukan perkembangan mikroorganisme dalam tanah. Pada pH 5,5 – 7 jamur dan bakteri pengurai bahan organik akan tumbuh dengan baik. Demikian juga mikroorganisme yang menguntungkan bagi akar tanaman juga akan berkembang dengan baik.

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home