Friday 13 July 2018

Latar Belakang Pengaruh Kompos Serbuk Kayu Terhadap Tanaman Bunga Kol (Brassica oleracea botrytis L)


PENDAHULUAN
Latar Belakang

            Bunga Kol (Brassica oleracea botrytis L) merupakan tanaman sayur spesies (Brassicaceae). Bunga kol juga salah satu anggota dari keluarga tanaman kubis–kubisan (Cruciferae). Bagian bunga kol yang sering dimanfaatkan memang bunganya atau disebut dangan “Curd” yang tersusun dari rangkaian bunga kecil bertangkai pendek, berwarna putih atau kuning (tergantung jenis), padat, dan berdaging tebal massa bunga kol umumnya berwarna putih bersih atau putih kekuning–kuningan (Fitriani, 2009).
            Bunga kol mempunyai peranan penting bagi kesehatan manusia, karena mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan tubuh, sehingga permintaan terhadap sayuran ini terus meningkat. Sebagai sayuran, bunga kol dapat membantu pencernaan, menetralkan zat–zat asam dan memperlancar buang air besar. Komposisi zat gizi dan mineral setiap 100 g bunga kol adalah kalori (25,0 kal), protein (2,4 g), karbohidrat (4,9 g), kalsium (22,0 mg), fosfor (72,0 mg), zat besi (1,1 mg ), vitamin A (90,0 mg), vitamin B1 (0,1 mg), vitamin C (69,0 mg) dan air (91,7 g). Budidaya tanaman bunga kol secara umum dapat dilakukan pada semua jenis tanah. Pertumbuhan bunga kol akan ideal jika ditanam pada tanah liat berpasir yang banyak mengandung bahan organik.
            Tanaman bunga kol juga memerlukan tanah yang subur, gembur dan mengandung banyak bahan organik. Salah satu sumber bahan organik ialah kompos serbuk kayu yang berasal dari limbah industri penggergajian kayu. Kompos serbuk kayu merupakan sumber pupuk organik yang banyak mengandung unsur hara. Pemberian kompos serbuk kayu cenderung meningkatkan KTK tanah sehingga menjadikan unsurunsur hara dalam tanah menjadi lebih tersedia bagi tanaman untuk melakukan proses pertumbuhan hingga optimal yang pada akhirnya hasil produksi meningkat (Simanungkalit, 2006). Bahan organik memiliki peran penting dalam menentukan kemampuan tanah untuk mendukung tanaman, sehingga jika kadar bahan organik tanah menurun, kemampuan tanah dalam mendukung produktivitas tanaman juga menurun. Tanah pertanian yang baik dan produktif adalah tanah yang banyak mengandung bahan organik dan jasad hidup mikro dan makro organisme (Pracaya, 2006 ).
            Respirasi akar yang baik memerlukan tanah teraerasi, yaitu pertukaran gas yang terjadi antara udara tanah dan atmosfer pada kecepatan tertentu untuk menghindari kekurangan O2 dan CO2 berlebihan yang terbentuk dalam zona perakaran. Mikroorganisme tanah juga bernafas, dan pada kondisi kurang udara, organisme ini akan bersaing dengan akar tanaman. Laju difusi gas pada fase gas umumnya lebih besar dibandingkan pada fase cair. Oleh sebab itu aerasi tanah sangat tergantung pada fraksi volume pori yang terisi udara. Terhambatnya aerasi disebabkan oleh drainase buruk dan penggenangan air atau dari pemadatan mekanis pada tanah dapat menghambat pertumbuhan tanaman, dan media hidup mokroorganisme tanah.
            Kompos serbuk kayu memiliki kadar unsur hara yang cukup seperti N 1,33%, P 0,7%, K 0,60%, Ca 1,44%, Mg 0,205%. Dalam proses mineralisasi unsur hara akan dilepas mineral-mineral hara untuk tanaman dengan lengkap (N, P, K, Ca, Mg dan S, serta hara mikro) dalam jumlah tidak tentu dan relatif kecil. Hara N, P dan S merupakan hara yang relatif lebih banyak untuk dilepas dan dapat digunakan langsung oleh tanaman. Penguraian bahan-bahan organik secara mikrobiologi merupakan langkah penting untuk melepaskan ikatan nutrient di dalam sisa bahan organik sehingga menjadi bentuk yang dapat dimanfaatkan untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman bunga kol (Rao, 2007).
            Kompos serbuk kayu sangat cocok sebagai media tanam karena memiliki kadar porositas (tingkat pori tanah) yang tinggi namun masih bisa diatur kepadatannya. Sehingga bisa mendapatkan tingkat porositas yang  di inginkan dengan mengatur rasio air yang diberikan (Hendra, 2007).
            Pengaruh serbuk kayu terhadap sifat fisika tanah terhadap peningkatan porositas tanah. Porositas tanah adalah ukuran yang menunjukkan bagian tanah yang tidak terisi bahan padat tanah yang terisi oleh udara dan air. Pori-pori tanah dapat dibedakan menjadi pori mikro, pori meso dan pori makro. Pori-pori mikro sering dikenal sebagai pori kapiler, pori meso dikenal sebagai pori drainase lambat, dan pori makro merupakan pori drainase cepat. Pori dalam tanah menentukan kandungan air dan udara dalam tanah serta menentukan perbandingan tata udara dan tata air yang baik. Penambahan bahan organik berupa kompos serbuk pada tanah kasar (berpasir), akan meningkatkan pori yang berukuran menengah dan menurunkan pori makro. Dengan demikian akan meningkatkan kemampuan menahan air (Simalango, 2009).
            Kompos serbuk kayu mempunyai tekstur yang ringan, sehingga akar tanaman akan lebih cepat tumbuh dan berkembang, juga berkaitan dengan status kadar air dalam tanah. Kompos akan meningkatkan kemampuan menahan air sehingga kemampuan menyediakan air tanah untuk pertumbuhan tanaman meningkat (Manglayang, F. 2005).
            Berdasarkan latar belakang inilah saya tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh kompos serbuk kayu sebagai media tanam terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bunga kol di wilayah Kecamatan Peusangan Kabupaten Bireuen. Bertujuan untuk mengetahui pengaruh serbuk kayu sebagai media tanam terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman  bunga kol.

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home