Latar Belakang Pengaruh Kompos Serbuk Kayu Terhadap Tanaman Bunga Kol (Brassica oleracea botrytis L)
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Bunga Kol (Brassica oleracea
botrytis L) merupakan tanaman sayur spesies (Brassicaceae). Bunga kol juga
salah satu anggota dari keluarga tanaman kubis–kubisan (Cruciferae). Bagian
bunga kol yang sering dimanfaatkan memang bunganya atau disebut dangan “Curd”
yang tersusun dari rangkaian bunga kecil bertangkai pendek, berwarna putih atau
kuning (tergantung jenis), padat, dan berdaging tebal massa bunga kol umumnya
berwarna putih bersih atau putih kekuning–kuningan (Fitriani, 2009).
Bunga kol mempunyai peranan penting
bagi kesehatan manusia, karena mengandung vitamin dan mineral yang sangat
dibutuhkan tubuh, sehingga permintaan terhadap sayuran ini terus meningkat.
Sebagai sayuran, bunga kol dapat membantu pencernaan, menetralkan zat–zat asam
dan memperlancar buang air besar. Komposisi zat gizi dan mineral setiap 100 g
bunga kol adalah kalori (25,0 kal), protein (2,4 g), karbohidrat (4,9 g),
kalsium (22,0 mg), fosfor (72,0 mg), zat besi (1,1 mg ), vitamin A (90,0 mg),
vitamin B1 (0,1 mg), vitamin C (69,0 mg) dan air (91,7 g). Budidaya tanaman
bunga kol secara umum dapat dilakukan pada semua jenis tanah. Pertumbuhan bunga
kol akan ideal jika ditanam pada tanah liat berpasir yang banyak mengandung
bahan organik.
Tanaman bunga kol juga memerlukan
tanah yang subur, gembur dan mengandung banyak bahan organik. Salah satu sumber
bahan organik ialah kompos serbuk kayu yang berasal dari limbah industri
penggergajian kayu. Kompos serbuk kayu merupakan sumber pupuk organik yang
banyak mengandung unsur hara. Pemberian kompos serbuk kayu cenderung
meningkatkan KTK tanah sehingga menjadikan unsur‐unsur hara dalam tanah menjadi lebih tersedia bagi tanaman untuk melakukan
proses pertumbuhan hingga optimal yang pada akhirnya hasil produksi meningkat
(Simanungkalit, 2006). Bahan organik memiliki peran penting dalam menentukan
kemampuan tanah untuk mendukung tanaman, sehingga jika kadar bahan organik
tanah menurun, kemampuan tanah dalam mendukung produktivitas tanaman juga
menurun. Tanah pertanian yang baik dan produktif adalah tanah yang banyak
mengandung bahan organik dan jasad hidup mikro dan makro organisme (Pracaya,
2006 ).
Respirasi akar yang baik memerlukan
tanah teraerasi, yaitu pertukaran gas yang terjadi antara udara tanah dan
atmosfer pada kecepatan tertentu untuk menghindari kekurangan O2 dan CO2
berlebihan yang terbentuk dalam zona perakaran. Mikroorganisme tanah juga
bernafas, dan pada kondisi kurang udara, organisme ini akan bersaing dengan
akar tanaman. Laju difusi gas pada fase gas umumnya lebih besar dibandingkan
pada fase cair. Oleh sebab itu aerasi tanah sangat tergantung pada fraksi
volume pori yang terisi udara. Terhambatnya aerasi disebabkan oleh drainase
buruk dan penggenangan air atau dari pemadatan mekanis pada tanah dapat
menghambat pertumbuhan tanaman, dan media hidup mokroorganisme tanah.
Kompos serbuk kayu memiliki kadar
unsur hara yang cukup seperti N 1,33%, P 0,7%, K 0,60%, Ca 1,44%, Mg 0,205%.
Dalam proses mineralisasi unsur hara akan dilepas mineral-mineral hara untuk
tanaman dengan lengkap (N, P, K, Ca, Mg dan S, serta hara mikro) dalam jumlah
tidak tentu dan relatif kecil. Hara N, P dan S merupakan hara yang relatif
lebih banyak untuk dilepas dan dapat digunakan langsung oleh tanaman.
Penguraian bahan-bahan organik secara mikrobiologi merupakan langkah penting
untuk melepaskan ikatan nutrient di dalam sisa bahan organik sehingga menjadi
bentuk yang dapat dimanfaatkan untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman bunga
kol (Rao, 2007).
Kompos serbuk kayu sangat cocok
sebagai media tanam karena memiliki kadar porositas (tingkat pori tanah) yang
tinggi namun masih bisa diatur kepadatannya. Sehingga bisa mendapatkan tingkat
porositas yang di inginkan dengan
mengatur rasio air yang diberikan (Hendra, 2007).
Pengaruh serbuk kayu terhadap sifat
fisika tanah terhadap peningkatan porositas tanah. Porositas tanah adalah
ukuran yang menunjukkan bagian tanah yang tidak terisi bahan padat tanah yang
terisi oleh udara dan air. Pori-pori tanah dapat dibedakan menjadi pori mikro,
pori meso dan pori makro. Pori-pori mikro sering dikenal sebagai pori kapiler,
pori meso dikenal sebagai pori drainase lambat, dan pori makro merupakan pori
drainase cepat. Pori dalam tanah menentukan kandungan air dan udara dalam tanah
serta menentukan perbandingan tata udara dan tata air yang baik. Penambahan
bahan organik berupa kompos serbuk pada tanah kasar (berpasir), akan
meningkatkan pori yang berukuran menengah dan menurunkan pori makro. Dengan
demikian akan meningkatkan kemampuan menahan air (Simalango, 2009).
Kompos serbuk kayu mempunyai tekstur
yang ringan, sehingga akar tanaman akan lebih cepat tumbuh dan berkembang, juga
berkaitan dengan status kadar air dalam tanah. Kompos akan meningkatkan
kemampuan menahan air sehingga kemampuan menyediakan air tanah untuk
pertumbuhan tanaman meningkat (Manglayang, F. 2005).
Berdasarkan latar belakang inilah
saya tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh kompos serbuk kayu
sebagai media tanam terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bunga kol di wilayah
Kecamatan Peusangan Kabupaten Bireuen. Bertujuan untuk mengetahui pengaruh
serbuk kayu sebagai media tanam terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bunga kol.
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home