Pelaksanaan Magang di BPTP Bener Meriah
BAB III
PELAKSANAAN MAGANG
3.1. Bentuk
Kegiatan Magang.
Dalam
kegiatan magang yang di tempatkan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
(BPTP) Aceh Kebun Percobaan (KP) Gayo Desa Pondok Gajah Kecamatan Bandar
Kabupaten Bener Meriah
adalah praktik pembibitan kopi mulai dari proses pembibitan,
penanaman, pemeliharaan, pemanenan, pasca panen sampai proses pemasaran yang dilaksanakan di Kebun
Percobaan Gayo dan di Koperasi Gayo Mandiri, juga melakukan penelitian tentang teknik
pemanenan dan penanganan pasca panen kopi arabika gayo.
Selain itu ikut
juga berpartisipasi
dalam proses kerja dan seluruh kegiatan yang ada di Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Aceh Kebun Percobaan (KP) Gayo. Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh dari hasil penelitian lapangan, sedangakan data
sekunder diperoleh dari wawancara dengan pembimbing lapangan.
3.2. Prosedur
kerja.
Adapun prosedur kerja yang dipakai
dalam teknik pemanenan dan penanganan pasca panen kopi arabika gayo adalah sebagai berikut:
1. Membersihkan
Lahan Dikebun Percobaan Gayo.
Lahan
dibersihkan dari sisa-sisa tanaman kopi yang sudah tua sehingga tidak berproduksi dan semak belukar agar
lebih mudah melakukan pekerjaan selanjutnya penanaman kopi varietas gayo 1
sebagai pengganti kopi sebelumnya yang sudah tidak berproduksi . Pembersihan lahan tidak dibenarkan dengan
cara pembakaran karena akan menurunkan
kesuburan tanah dan merusak lingkungan.
2. Pembuatan
Teras.
Pembuatan
teras menurut kontur (sabuk gunung)
merupakan salah satu kegiatan konservasi tanah dan air untuk menekan
atau mencegah erosi. Tujuan pembuatan teras adalah;
1. Memperkecil kemiringan lereng hingga nol
untuk memperkecil kecepatan aliran air permukaan dan pengangkutan tanah,
sebaliknya memperbesar peluang peresapan
(infiltrasi) air hujan ke dalam tanah dan pengendapan partikel tanah.
2. Memperpendek panjang lereng untuk memperkecil
kekuatan aliran dan mencegah akumulasi air hujan dipermukaan, sehingga aliran
air dipermukaan terkendali, dan erosi terkendali.
3. Mempermudah pengelolaan tanah dan tanaman.
Ada beberapa
cara pembuatan teras, yaitu teras bangku, teras individu dan atau pembuatan
teras secara alami dengan cara menanam tanaman penguat teras mengikuti sabuk gunung (kontur).
Tanaman yang sering digunakan sebagai penguat teras adalah rumput wangi,
lamtoro, rumput hijauan makanan ternak.
Macam teras yang dibuat disesuaikan dengan solum (jeluk) tanah,
kemiringan dan kepekaan erosi.
a. Teras Bangku: cocok untuk tanah yang tidak mudah longsor,
solumnya dalam dan lapisan tanah bawah tidak mengandung unsur yang dapat
meracuni tanaman.
b. Teras Individu: dibuat pada tanah-tanah yang
relatif miring.
Cara Membuat Teras
Ø
Teras
Bangku: Caranya dengan memotong lereng dan meratakan tanah pada dasar teras,
sehingga membentuk susunan teras seperti tangga atau bangku.
Ø
Teras
Individu: Caranya meratakan tanah
disekitar pokok tanaman dengan garis tengah 1-1,5 meter.
Pada lahan
miring (slope), memang sebaiknya dibuat teras, apakah teras bangku atau teras
individu, atau paling kurang dibuat rorak (lubang angin). Pembuatan rorak bertujuan, antara lain;
·
Pengendali erosi
·
Penampung air
·
Tempat penyimpan bahan organik, dan
·
Memperbaiki aerasi tanah.
3. Pengajiran dan
Jarak Tanam.
Pengajiran
dan jarak tanam harus disesuaikan
dengan tipe perawakan kopi yang
akan ditanam serta kemiringan lahan. Varietas yang memiliki tipe perawakan tinggi
dengan diameter tajuk lebar seperti Gayo
1 dan Gayo 2 ditata dengan jarak tanam yang lebih lebar dari varietas tipe kate
yang memiliki tajuk yang lebih kecil,
misalnya varietas P-88.
Penanaman
pada lahan miring, jarak tanam diatur di
dalam teras dengan jarak tanam 2,5 m x 2,75 m untuk varietas
berperawakan tinggi dan 2,0 m x 2,5 m untuk kopi tipe kate, sedangkan pada
lahan rata dapat ditata secara teratur
dengan jarak tanam 2,5 m x 2,5 m untuk varietas berperawakan tinggi dan 2,0
m x 2,0 m untuk varietas yang berperawakan
kate. Namun demikian jarak tanam kopi
juga sangat ditentukan oleh kesuburan tanah, semakin subur jarak tanam yang
digunakan harus lebih lebar dari ukuran standar dengan maksud agar tidak
menyulitkan dalam perawatan nantinya.
4. Penanaman
Pohon Pelindung.
Tanaman kopi
termasuk tanaman yang tidak menghendaki penyinaran matahari secara langsung,
oleh karena itu didalam membudidayakan tanaman kopi pohon pelindung juga perlu
mendapat perhatian. Tanaman pelindung
berfungsi untuk mengurangi intensitas cahaya, mengurangi fluktuasi temperatur siang
dan malam dan sebagai sumber bahan organik, oleh karena itu dianjurkan
menggunakan pohon pelindung dari jenis
leguminosa yang dapat memfiksasi Nitrogen (N) dari udara, misalnya lamtoro
(Leucaena sp).
Di dalam
budidaya tanaman kopi, pohon pelindung harus sudah ditanam setahun sebelum penanaman
kopi dengan maksud saat penanaman kopi pohon pelindung sudah berfungsi, bahkan
sangat dianjurkan menggunakan pelindung sementara, seperti Clotalaria sp,
Teprosia sp dan Moghania macropyla, jika
naungan tetap belum berfungsi optimal.
Pada awal penanaman, dianjurkan
agar menanam naungan tetap lebih rapat,
kemudian dilakukan penjarangan sesuai kebutuhan tanaman kopi. Sebagai pedoman umum, jika pohon pelindung
sudah berfungsi dengan baik, populasi
pohon pelindung adalah 1 : 4, artinya 1 pohon pelindung untuk 4 tanaman
kopi. Misalkan jarak tanam kopi yang digunakan 2,5 m x 2,5 m (populasi 1600 batang/ ha) maka tanaman
pelindung ditanam dengan jara 5 m x 5 m (populasi pohon pelindung 400 batang/
ha).
5. Bahan Tanam.
Varietas kopi
arabika di dataran tinggi Gayo relatif banyak, seperti Bergendal, Sidikalang,
Rambung, Lini-S (jember), USDA, Catimor Jaluk (Ateng Jaluk), Ateng Super, BP
542, C-50, Gayo 1, Gayo 2, P-88 dan lain-lain, akan tetapi yang
direkomendasikan oleh Pemerintah Daerah hanyalah yang disebutkan terakhir,
yaitu Gayo 1, Gayo 2 dan P-88 (Retno Hulupi, dkk, 2010)
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home