Tuesday, 17 July 2018

Batang Tanaman Bunga Kol Akibat Pemberian Kompos Serbuk Kayu


a.        Batang Tanaman Bunga Kol
          Rata-rata hasil pengamatan terhadap diameter tanaman bunga kol pada umur 15, 30, dan 45 hari setelah tanam (HST), menunjukkan bahwa pemberian kompos serbuk kayu sangat berpengaruh nyata dan dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Rata-rata Diameter Batang Tanaman Bunga Kol Umur 15, 30, dan 45 hari setelah tanam (HST).
Perlakuan
Diameter Batang Tanaman Bunga Kol ( cm )
15 HST
30 HST
45 HST
K0 = 100% tanah
0,31a
0,39a
0,96a
K1 = 100% kompos serbuk kayu
0,87f
1,39e
1,78e
K2 = 1:1 ( 50% kompos: 50% tanah)
0,44b
0,71b
1,00b
K3 = 2:1 (70% kompos : 30% tanah)
0,83e
1,72f
2,16c
K4 = 3:1 ( 80% kompos : 20% tanah)
0,72d
1,37d
1,79d
K5=  4:1 ( 90% kompos: 10% tanah)
0,50c
1,05c
1,66d
BNT 0,05
0,04
0,17
0,12
Ket : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf P ≤ 0,05 (uji BNT).

            Tabel 3 menunjukkan bahwa diameter batang tanaman bunga kol terbesar pada umur 15 HST dijumpai pada Perlakuan K1 (kompos serbuk kayu 100%) dengan diameter 0,87 cm, sedangkan diameter batang terbesar pada umur 30, dan 45 HST  dijumpai pada perlakuan K3 (70% kompos serbuk kayu : 30% tanah) dengan diameter batang 1,72 cm pada umur 30 HST, dan 2,16 cm pada umur 45 HST, sedangkan diameter batang tanaman terkecil pada umur 15, 30, dan 45 HST dijumpai pada perlakuan K0 (tanah 100%) dengan diameter batang tanaman 0,31 cm pada umur 15 HST, pada umur 30 HST dengan diameter tanaman 0,39 cm dan 0,96 cm pada umur 45 HST.
            Hal tersebut dikemukakan Sarno (2009) pada penelitiannya bahwa, peningkatan pertumbuhan diameter batang yang meningkat tersebut dikarenakan akibat pemberian pupuk kompos serbuk kayu yang dapat memperbaiki struktur media tanam dalam polybag menjadi lebih remah sehingga memudahkan akar tanaman menyerap unsur hara dari dalam media tanam yang dapat mempercepat laju pertumbuhan vegetatif tanaman bunga kol. Menurut Isdarmanto (2009), dengan meningkatnya produktivitas metabolisme maka tanaman akan lebih banyak membutuhkan unsur hara dan meningkatkan penyerapan air, hal ini berkaitan dengan kebutuhan bagi tanaman pada masa pertumbuhan batang dan perkembangan diameter batang tanaman bunga kol. 

Jumlah Daun Tanaman Bunga Kol Akibat Pemberian Kompos


a.        Jumlah Daun Tanaman   Bunga Kol
Rata-rata hasil pengamatan terhadap jumlah daun tanaman bunga kol pada umur 15, 30, dan 45 hari setelah tanam (HST) menunjukkan bahwa pemberian kompos serbuk kayu sangat berpengaruh nyata dan dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Rata-rata Jumlah Daun Tanaman Bunga Kol Umur 15, 30, dan 45 hari setelah tanam (HST).
Perlakuan
Jumlah Daun Tanaman Bunga Kol
( helaian )
15 HST
30 HST
45 HST
K0 = 100% tanah
6,11a
10,77a
14,89a
K1 = 100% kompos serbuk kayu
8,89d
15,10d
17,33b
K2 = 1:1 ( 50% kompos : 50% tanah)
6,44a
11,67b
15,33a
K3 = 2:1 (70%  kompos : 30% tanah)
8,55c
16,33f
19,66d
K4 = 3:1 ( 80% kompos : 20% tanah)
7,89c
15,33e
18,44c
K5=  4:1 ( 90% kompos : 10% tanah)
6,77b
13,33c
17,66b
BNT 0,05
0,38
0,76
0,27
Ket : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf P ≤ 0,05 (uji BNT).

            Tabel 2 menunjukkan bahwa jumlah daun tanaman bunga kol terbanyak  pada umur 15 HST dijumpai pada perlakuan K1 (kompos serbuk kayu 100%), dengan jumlah daun tanaman 8,89 helai, sedangkan pada 30, dan 45 HST dijumpai pada perlakuan K3 (70% kompos serbuk kayu : 30% tanah), pada umur 30 HST dengan jumlah daun 16,33 helai dan 19,66 helai pada umur 45 HST, sedangkan jumlah daun tanaman paling sedikit pada umur 15, 30, dan 45 HST dijumpai pada perlakuan K0 (tanah 100%) dengan jumlah daun tanaman 6,11 helai pada umur 15 HST, pada umur 30 HST dengan jumlah daun 10,77 helai dan 14,89 helai pada umur 45 HST.
            Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk kompos serbuk kayu menghasilkan jumlah daun tanaman bunga kol yang lebih banyak dibandingkan dengan tanpa pupuk kompos serbuk kayu. Hal ini diduga pupuk kompos serbuk kayu mengandung unsur hara makro dan mikro yang sangat mendukung proses pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman bunga kol. Selain dapat dimanfaatkan langsung oleh tanaman, kompos serbuk kayu juga termasuk pupuk organik padat yang tergolong pupuk slow release yang melepaskan unsur hara yang dikandungnya secara berlahan dan terus-menerus (Purwanti, D. 2008).

Hasil Pengamatan Terhadap Tinggi Tanaman Bunga Kol Akibat Pemberian Kompos


HASIL DAN PEMBAHASAN
a.        Tinggi Tanaman Bunga Kol
          Rata-rata hasil pengamatan terhadap tinggi tanaman bunga kol  pada umur 15, 30, dan 45 hari setelah tanam (HST) menunjukkan bahwa pemberian kompos serbuk kayu sangat berpengaruh nyata dan dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1.   Rata-rata tinggi tanaman bunga kol umur 15, 30, dan 45  hari setelah  tanam akibat pemberian kompos serbuk kayu.
Perlakuan
Tinggi Tanaman Bunga Kol ( cm )
15 HST
30 HST
45 HST
K0 = 100% tanah
11,55a
19,78a
29,00a
K1 = 100% kompos serbuk kayu
19,33e
32,55d
36,55c
K2 = 1:1 ( 50% kompos: 50% tanah)
14,22b
24,88b
31,00b
K3 = 2:1 (70% kompos : 30% tanah)
23,33f
37,32f
45,77f
K4 = 3:1 ( 80% kompos : 20% tanah)
18,33d
34,10e
42,33e
K5=  4:1 ( 90% kompos: 10% tanah)
15,55c
31,33c
41,00d
BNT 0,05
1,46
1,76
0,64
Ket : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama   tidak berbeda nyata pada taraf P ≤ 0,05 (uji BNT).

            Tabel 1 menunjukkan bahwa tinggi tanaman bunga kol pada umur 15, 30, dan 45 hari setelah tanam HST dijumpai pada Perlakuan K3 (70% kompos serbuk kayu : 30% tanah) dengan tinggi tanaman 23,33 cm pada umur 15 HST, pada umur 30 HST dengan tinggi 37,32 cm dan 45,77 cm pada umur 45 HST, sedangkan tinggi tanaman terendah pada umur 15, 30, dan 45 HST dijumpai pada perlakuan K0 (tanah 100%) dengan tinggi tanaman 11,55 cm pada umur 15 HST, pada umur 30 HST dengan tinggi 19,78 cm dan 29,00 cm pada umur 45 HST.
            Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk kompos serbuk kayu menghasilkan tanaman yang lebih tinggi dibandingkan dengan tanpa pupuk kompos serbuk kayu. Hal ini diduga karena pupuk kompos serbuk kayu dengan dosis 70% mudah dalam proses perpaduan kedua media tanam yaitu kompos serbuk kayu dan tanah,  sehingga unsur N dapat diserap langsung oleh tanaman bunga kol. Seperti dikemukakan oleh Sutedjo  (2003) bahwa bahan organik seperti kompos serbuk kayu yang telah mengalami proses dekomposisi oleh mikroorganisme pengurai dapat dengan mudah dimanfaatkan langsung oleh tanaman untuk melakukan pertumbuhan.
            Lindawati et. al. (2000) menyatakan bahwa pupuk kompos serbuk kayu mengandung unsur hara N yang mampu memenuhi kebutuhan tanaman bunga kol. Unsur N merupakan unsur hara utama penunjang pertumbuhan tanaman yang berperan dalam pertumbuhan akar, batang, daun,dan awal pembentukan bunga pada tanaman. Unsur N digunakan untuk menghasilkan sejumlah kompleks organik molekul seperti asam amino, protein, dan asam nukleat. Asam amino berfungsi sebagai bahan dasar pembentukan protein yang selanjutnya akan digunakan untuk pertumbuhan tanaman.
            Damanik et. al., (2011) menyatakan bahwa hasil perombakan kompos serbuk kayu juga meningkatnya Asam amino dan meninggkatkan fotosintesis sehingga laju pertumbuhan dan perkembangan vegetative tanaman bunga kol meningkat. Fotosintesis merupakan dimana suatu proses biokimia yang dilakukan tanaman untuk memproduksi energi. Energi dibutuhkan tanaman untuk menyerap karbondioksida (CO2) dan air yang akan menghasilkan gula dan oksigen yang diperlukan sebagai makanan (nutrisi).

Monday, 16 July 2018

METODE PENELITIAN TANAMAN KEMBANG KOL


METODE PENELITIAN 
Penelitian ini dilakukan diatas toko Aneka Karya lantai tiga menggunakan polybag berukuran 15 x 35 cm sebagai tempat media tanam yang berlokasi di Desa Matang Glumpang Dua Meunasah Dayah Kecamatan Peusangan Kabupaten Bireuen, pada ketinggian tempat 25 m di atas permukaan laut. Alat yang digunakan meteran, cangkul, skop, pisau, ember, gembor, alat semprot (hand spayer), timbangan, alat tulis dan alat-alat yang digunakan dalam penelitian. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kompos serbuk kayu, tanah andisol, polybag, benih bunga kol varietas mona f1 cap panah merah, pupuk NPK, pupuk Kcl, dan air bersih.
            Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak kelompok (RAK) nonfaktorial dengan 3 ulangan. Faktor yang diuji yaitu : K0 = 100% tanah, K1 = 100% kompos serbuk kayu, K2 = 1 : 1 ( 50% kompos serbuk kayu : 50% tanah), K3 = 2 : 1 ( 70% kompos serbuk kayu : 30% tanah), K4 = 3 : 1 ( 80% kompos serbuk kayu : 20% tanah), K5 = 4 : 1 ( 90% kompos serbuk kayu : 10% tanah). Parameter yang diamati adalah: Tinggi tanaman bunga kol (cm), Jumlah daun(helaian), Diameter batang (cm), Diameter massa bunga kol (cm), Berat bunga kol (gram).

Friday, 13 July 2018

Latar Belakang Pengaruh Kompos Serbuk Kayu Terhadap Tanaman Bunga Kol (Brassica oleracea botrytis L)


PENDAHULUAN
Latar Belakang

            Bunga Kol (Brassica oleracea botrytis L) merupakan tanaman sayur spesies (Brassicaceae). Bunga kol juga salah satu anggota dari keluarga tanaman kubis–kubisan (Cruciferae). Bagian bunga kol yang sering dimanfaatkan memang bunganya atau disebut dangan “Curd” yang tersusun dari rangkaian bunga kecil bertangkai pendek, berwarna putih atau kuning (tergantung jenis), padat, dan berdaging tebal massa bunga kol umumnya berwarna putih bersih atau putih kekuning–kuningan (Fitriani, 2009).
            Bunga kol mempunyai peranan penting bagi kesehatan manusia, karena mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan tubuh, sehingga permintaan terhadap sayuran ini terus meningkat. Sebagai sayuran, bunga kol dapat membantu pencernaan, menetralkan zat–zat asam dan memperlancar buang air besar. Komposisi zat gizi dan mineral setiap 100 g bunga kol adalah kalori (25,0 kal), protein (2,4 g), karbohidrat (4,9 g), kalsium (22,0 mg), fosfor (72,0 mg), zat besi (1,1 mg ), vitamin A (90,0 mg), vitamin B1 (0,1 mg), vitamin C (69,0 mg) dan air (91,7 g). Budidaya tanaman bunga kol secara umum dapat dilakukan pada semua jenis tanah. Pertumbuhan bunga kol akan ideal jika ditanam pada tanah liat berpasir yang banyak mengandung bahan organik.
            Tanaman bunga kol juga memerlukan tanah yang subur, gembur dan mengandung banyak bahan organik. Salah satu sumber bahan organik ialah kompos serbuk kayu yang berasal dari limbah industri penggergajian kayu. Kompos serbuk kayu merupakan sumber pupuk organik yang banyak mengandung unsur hara. Pemberian kompos serbuk kayu cenderung meningkatkan KTK tanah sehingga menjadikan unsurunsur hara dalam tanah menjadi lebih tersedia bagi tanaman untuk melakukan proses pertumbuhan hingga optimal yang pada akhirnya hasil produksi meningkat (Simanungkalit, 2006). Bahan organik memiliki peran penting dalam menentukan kemampuan tanah untuk mendukung tanaman, sehingga jika kadar bahan organik tanah menurun, kemampuan tanah dalam mendukung produktivitas tanaman juga menurun. Tanah pertanian yang baik dan produktif adalah tanah yang banyak mengandung bahan organik dan jasad hidup mikro dan makro organisme (Pracaya, 2006 ).
            Respirasi akar yang baik memerlukan tanah teraerasi, yaitu pertukaran gas yang terjadi antara udara tanah dan atmosfer pada kecepatan tertentu untuk menghindari kekurangan O2 dan CO2 berlebihan yang terbentuk dalam zona perakaran. Mikroorganisme tanah juga bernafas, dan pada kondisi kurang udara, organisme ini akan bersaing dengan akar tanaman. Laju difusi gas pada fase gas umumnya lebih besar dibandingkan pada fase cair. Oleh sebab itu aerasi tanah sangat tergantung pada fraksi volume pori yang terisi udara. Terhambatnya aerasi disebabkan oleh drainase buruk dan penggenangan air atau dari pemadatan mekanis pada tanah dapat menghambat pertumbuhan tanaman, dan media hidup mokroorganisme tanah.
            Kompos serbuk kayu memiliki kadar unsur hara yang cukup seperti N 1,33%, P 0,7%, K 0,60%, Ca 1,44%, Mg 0,205%. Dalam proses mineralisasi unsur hara akan dilepas mineral-mineral hara untuk tanaman dengan lengkap (N, P, K, Ca, Mg dan S, serta hara mikro) dalam jumlah tidak tentu dan relatif kecil. Hara N, P dan S merupakan hara yang relatif lebih banyak untuk dilepas dan dapat digunakan langsung oleh tanaman. Penguraian bahan-bahan organik secara mikrobiologi merupakan langkah penting untuk melepaskan ikatan nutrient di dalam sisa bahan organik sehingga menjadi bentuk yang dapat dimanfaatkan untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman bunga kol (Rao, 2007).
            Kompos serbuk kayu sangat cocok sebagai media tanam karena memiliki kadar porositas (tingkat pori tanah) yang tinggi namun masih bisa diatur kepadatannya. Sehingga bisa mendapatkan tingkat porositas yang  di inginkan dengan mengatur rasio air yang diberikan (Hendra, 2007).
            Pengaruh serbuk kayu terhadap sifat fisika tanah terhadap peningkatan porositas tanah. Porositas tanah adalah ukuran yang menunjukkan bagian tanah yang tidak terisi bahan padat tanah yang terisi oleh udara dan air. Pori-pori tanah dapat dibedakan menjadi pori mikro, pori meso dan pori makro. Pori-pori mikro sering dikenal sebagai pori kapiler, pori meso dikenal sebagai pori drainase lambat, dan pori makro merupakan pori drainase cepat. Pori dalam tanah menentukan kandungan air dan udara dalam tanah serta menentukan perbandingan tata udara dan tata air yang baik. Penambahan bahan organik berupa kompos serbuk pada tanah kasar (berpasir), akan meningkatkan pori yang berukuran menengah dan menurunkan pori makro. Dengan demikian akan meningkatkan kemampuan menahan air (Simalango, 2009).
            Kompos serbuk kayu mempunyai tekstur yang ringan, sehingga akar tanaman akan lebih cepat tumbuh dan berkembang, juga berkaitan dengan status kadar air dalam tanah. Kompos akan meningkatkan kemampuan menahan air sehingga kemampuan menyediakan air tanah untuk pertumbuhan tanaman meningkat (Manglayang, F. 2005).
            Berdasarkan latar belakang inilah saya tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh kompos serbuk kayu sebagai media tanam terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bunga kol di wilayah Kecamatan Peusangan Kabupaten Bireuen. Bertujuan untuk mengetahui pengaruh serbuk kayu sebagai media tanam terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman  bunga kol.

Abstrack Penelitian Bunga Kol


ABSTRACT

This study aims to determine the Effect of Compost Powder as Media Planting on Growth and yield of Crop Flower (Brassica oleraceae). This research was conducted in Meunasah Dayah Matangglumpangdua Village, Peusangan Subdistrict, Bireuen District which lasted from October to November 2017. The design used was Nonfactorial Randomized Block Design (RAK). Factors studied were dosage of wood powder compost as much as 6 levels ie: K0 = 100% soil, K1 = 100% wood powder compost, K2 = 1: 1 (50% powder compost: 50% soil), K3 = 2: 1 ( 70% of wood powder compost: 30% of soil), K4 = 3: 1 (80% wood powder compost: 20% of soil), K5 = 4: 1 (90% woodpowder compost: 10% soil) is repeated as many as three (3) time, so that there were 18 experimental units. The parameters observed in this study were plant height, leaf number, stem diameter, flower mass diameter, interest weight at 15 after days, 30   after days and 45 after days. The results showed that the application of wood powder compost significantly affected the plant height, leaf number, stem diameter, flower diameter and flower weight of cauliflower plants at 15 after days, 30 after days and 45 after days. With the best value found in the treatment (K3) with the composition planting media 2:1 (70% composted wood powder : 30 % soil).

Keywords: Kol Flower, Wood Powder Compost, Planting Media


Thursday, 12 July 2018

Contoh Abstrak Skripsi


Pengaruh Kompos Serbuk Kayu Sebagai Media Tanam  Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Bunga Kol
(Brassica Oleraceae botrytis L)

Bustami
Mahasiswa Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Almuslim

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan  untuk mengetahui Pengaruh Kompos Serbuk Kayu Sebagai Media Tanam terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Bunga Kol (Brassica oleracea botrytis L ). Penelitian ini dilaksanakan di Desa Meunasah Dayah Matangglumpangdua Kecamatan Peusangan Kabupaten Bireuen yang berlangsung dari bulan Oktober sampai bulan November 2017. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) nonfaktorial. Faktor yang diteliti adalah dosis kompos serbuk kayu sebanyak 6 taraf. Dengan demikian 6 perlakuan, masing-masing perlakuan diulang tiga (3) kali sehingga terdapat 18 satuan percobaan. Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, diameter massa bunga, berat bunga pada 15 hari setelah tanam, 30 hari setelah tanam dan 45 hari setelah tanam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi kompos serbuk kayu berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, diameter massa bunga dan berat bunga tanaman bunga kol pada pada 15 hari setelah tanam, 30 hari setelah tanam dan 45 hari setelah tanam. Dengan nilai terbaik dijumpai pada perlakuan (K3) yaitu dengan komposisi media tanam 2:1 (70% kompos serbuk kayu : 30% tanah).
Kata Kunci : Bunga Kol, Kompos Serbuk Kayu, Media Tanam